Chapter 42

3.1K 252 71
                                    

[42] Am I still Love Her?

[][][][][]

Ada banyak perasaan yang menumpuk di sana, terlebih ketika aku berhasil mendapatkannya kembali ketika mulai menyadari perasaanku. Tapi... di sudut yang paling terpencil, masih ada perasaan yang tersisa untukmu walau hanya sedikit.

[][][][][]

♫Have you shattered like a broken glass

Can we mend the past with me.. and you..

Maybe I should face the truth

I need you to be what I know you can be

Don't give up on us..

Don't give up on love..

Things Will Get Better by Agnes Mo

***

Hazel tidak tahu apakah Anggita melihat siratan mata itu ketika gadis itu membicarakan Angel.

Ada perasaan aneh yang menyelinap ke dalam hatinya ketika nama itu disebut. Bayangan tentang gadis berambut pirang itu tiba-tiba masuk ke dalam pikirannya, memporak-porandakan perasaan Hazel yang baru saja tertata rapih.

Rasa labil tiba-tiba saja menguasai dirinya, membuat Hazel memikirkan sesuatu yang selama ini selalu disangkal olehnya.

Apakah ia terlalu egois ketika memiliki Anggita, namun pikirannya masih tersangkut bayangan Angel walau hanya sedikit? Tapi... Hazel tidak pernah memungkiri jika dalam lubuk hatinya yang paling terpencil, masih ada perasaan yang tersimpan untuk gadis berambut pirang itu.

Katakan jika Hazel egois, karena itu memang kenyataan. Tapi sekali lagi, ia menegaskan jika hampir seluruh hatinya sudah diisi oleh Anggita, hanya gadis itu seorang.

Hazel mengusap wajahnya kasar. Setelah istirahatnya tiba-tiba saja membuat mood-nya hilang, sekarang dirinya tidak bisa konsentrasi pada pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru yang kini berdiri di depan kelas.

Hazel melirik pada Anggita yang duduk tidak jauh darinya, menatap punggung gadis itu dengan berbagai macam perasaan. Perubahan sikapnya yang terlampau cepat pasti membuat gadis itu bingung, Hazel meyakinkan itu dalam hati.

Perasaan ragu yang entah bagaimana caranya bisa masuk ke dalam hatinya kini menguasai Hazel.

Oh, ayolah! Hazel tidak mau bersikap labil seperti ini lagi. Dirinya harus bisa mengambil keputusan yang tegas. Sudah cukup banyak Hazel menyakiti Anggita, dirinya tidak akan mampu untuk melukai gadis itu lagi bagaimana pun caranya.

Tapi, lagi-lagi... sudut hatinya berteriak lirih pada Hazel, meminta untuk diperhatikan walau hanya sebentar. Sudut hatinya memohon pada dirinya untuk sedikit saja menoleh ke belakang, mengingat bagaimana bisa ia ditelantarkan begitu saja dan hanya diberikan sedikit ruang di dalam hati Hazel.

Bayangan akan luka yang terlihat begitu jelas di mata Angel membuat Hazel mendesah pelan. Sungguh, kenapa ini berubah begitu cepat dan menjadi sulit sekarang?

Dulu, saat dirinya memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Angel dan berusaha mengejar Anggita, hatinya tidak pernah menolak—bahkan Hazel yakin jika hatinya itu mendukung semua yang ingin ia lakukan, membiarkan Hazel merasakan cinta yang baru.

Namun, kenapa baru sekarang sudut hatinya itu berteriak meminta untuk diperhatikan?

Kenapa ketika dirinya memilih memantapkan hatinya untuk berlabuh pada Anggita, sudut yang terasingkan itu justru memberontak—berusaha menyadarkan Hazel jika rasa itu masih ada dan akan tetap berada di sana?

CHANGED [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang