[5] FRUSTRATED

2.5K 470 68
                                    

Jinyoung tak mengatakan apapun lagi setelah apa yang dilihatnya pada mata Jihoon. Ia hanya diam, pikirannya bergelut dengan akal sehatnya di dalam sana. Ia masih tak percaya ia melihat galaksi dan jutaan bintang-bintang di sana, namun ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.


Jihoon menghabiskan milo cheesecakenya lalu diantar pulang oleh Jinyoung. Satu hal yang ia tahu dari kejadian di kedai kopi tadi, sekarang ia punya "kelebihan" pada matanya. Walaupun ia masih belum sepenuhnya mengerti, tapi ia yakin matanya memang "tidak biasa".


Sepulangnya Jihoon, ia segera membuka laptopnya. Dengan lincah jemarinya menari di atas keyboard, mengetik beberapa kata pada kolom pencarian. Memperhatikan dengan seksama berharap menemukan jawaban atas segala sesuatu yang menjadi pertanyaannya.







Nihil. Jihoon tak menemukan apapun.







Jihoon menutup laptopnya dan merebahkan diri di ranjang empuknya. Ia menghela nafas sembari memejamkan matanya.


"Aku harus ke perpustakaan besok."













POWER













Jihoon mengitari rak demi rak yang ada di perpustakaan kota. Jemarinya menyapu deretan buku yang tersusun rapi pada rak tersebut, mencari buku-buku bertema supranatural.


Setelah menemukan beberapa buku, ia mengambil tempat duduk di sudut ruangan yang tak terlalu ramai. Ia mulai membacanya, halaman demi halaman, buku demi buku.


"Ah- jadi apa aku bisa mengendalikannya?" Jihoon bermonolog.


"Aku harus mencobanya, tapi bagaimana..." Jihoon mengetuk-ngetuk penanya pelan.


"Atau aku mulai saja dengan benda ini? Apakah aku bisa memindahkan dengan tenaga telekinesis?" Jihoon kemudian meletakkan penanya di atas meja.


Ia menatap pena tersebut lekat-lekat. Fokus berkonsentrasi pada benda yang terus dipandanginya tersebut. Jihoon mengernyit karena benda tersebut tak juga bergerak, membuat Jihoon menyerah.


"Mungkin bukan telekinesis. Aku harus mencobanya pada yang lain,"


Ia membalikkan badannya, mencari objek lain yang bisa ia jadikan sebagai bahan percobaannya. Setelah ia menemukan seseorang yang sedang duduk sendirian di bangku panjang dengan buku di tangannya, Jihoon menetapkan orang tersebut sebagai objeknya.


"Menoleh ke arahku! Menoleh ke arahku!" bisiknya sembari berkonsentrasi.


Menit selanjutnya Jihoon kembali menghela nafas karena sang objek tak juga menoleh ke arahnya.


"Aish- bagaimana sih ini-?!" gerutunya kesal sendiri.


Jihoon membetulkan posisi duduknya. Melipat tangannya di meja lalu menyembunyikan wajahnya di sana. Matanya terpejam namun pikirannya masih tertuju pada orang yang menjadi objeknya tadi.












Matanya mulai menangkap tulisan-tulisan yang tertera pada buku yang ada di tangannya. Membacanya dengan seksama.







Seingatnya, ia tak mengambil satupun buku tentang bisnis.







Sepertinya ia sudah mulai lelah. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Kemudian ia memejamkan matanya, berniat untuk mengistirahatkan netranya yang lelah. Setelahnya ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan perpustakan.


Power  [ PANWINK ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang