[13] déjà-vu

1.2K 224 19
                                    

Jihoon tidak mau diam. Sedari tadi tubuhnya bergerak-gerak gelisah. Bulir-bulir keringat mengalir melewati pelipisnya. Ia ingin bangun dari tidurnya namun ruhnya seakan tidak mengijinkan.


"Jihoonie, kau dimana nak? Maafkan ibu," rintih wanita paruh baya itu sembari menangis meraung-raung.


Tangannya kini memegang bahu wanita itu, mencoba menenangkan sang bunda. Kondisinya memprihatinkan. Matanya terlihat cekung dan kerutan di dahinya terlihat semakin jelas.


Tubuhnya mendekap sang ibu yang masih terus menerus menangis. Tak henti-hentinya ia menjerit dan sesekali meneriakkan nama Jihoon. Tangis pilu yang mengiris hati siapapun yang mendengarnya.


"Hah!" Jihoon terlonjak di atas tempat tidur. Wajahnya pucat pasi dihiasi oleh bulir-bulir keringat yang kini telah membanjiri piyamanya.


"Ada apa sayang?" Guanlin mengerjapkan matanya, meraih kesadarannya sebelum bangkit untuk mendekap Jihoon. "Kau bermimpi buruk?" tanyanya lagi.


Tubuh Jihoon bergetar. Ia memeluk Guanlin erat seolah-olah ia ketakutan.


"Ssst, tenanglah. Ada aku disini. Kau bermimpi apa, hm?" Guanlin menepuk-tepuk pelan punggung Jihoon, sesekali mengusapnya lembut menenangkan Jihoon.


"I-ibu..." lirih Jihoon pelan.


Guanlin seketika mematung mendengar lirihan yang keluar dari mulut Jihoon. Ia tak tahu harus bereaksi apa.


"Sudah, tenanglah sayang.. Ibumu pasti baik-baik saja. Itu hanya sebuah mimpi, jangan terlalu dipikirkan ya.."


"Ta-tapi aku lihat itu semua dari Daehwi. Itu semua pasti bukan mimpi."


"Dengar aku, ibumu kini sedang tertidur. Semuanya akan baik-baik saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Kembalilah tidur, aku akan menjagamu.." bisik Guanlin tepat di telinga Jihoon.


Getaran dari tubuh Jihoon mulai mereda. Guanlin sukses menenangkan Jihoon. Guanlin membaringkan tubuh Jihoon dan kembali mendekapnya. Menepuk-tepuk punggung Jihoon hingga lelaki manis itu kembali terlelap dalam pelukannya. Dikecupnya puncak kepala Jihoon lembut.




"Tidak, belum saatnya kau kembali. Rumahmu disini sekarang, Jihoon..." bisik Guanlin dengan raut khawatirnya.




Power  [ PANWINK ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang