"Jihoon, aku pulang!" seperti biasa, seruan itu menjadi tanda bahwa Guanlin telah menyelesaikan tugasnya hari ini.
Jihoon masih dengan apron yang membalut tubuhnya berlari ke arah Guanlin. Menyambut sang kekasih dengan sebuah pelukan penuh sayang. Pelukan yang diyakininya dapat meluruhkan seluruh lelah dan penat Guanlin setelah seharian bekerja.
"Aku bawakan pesananmu," ujar Guanlin mengecup puncak kepala Jihoon dan mengangkat sebuah paper bag berukuran sedang di tangannya.
Mata Jihoon berbinar.
"Whoa! Kau benar-benar membelikannya? Terima kasih, Guan!" seru Jihoon bersemangat lalu kembali memeluk sang kekasih lebih erat.
"Apapun untukmu, sayang." Guanlin tersenyum sembari mengecup kepala Jihoon sekali lagi.
Setelah adegan bermesraan itu usai, keduanya kembali pada aktivitasnya masing-masing. Sementara Guanlin membersihkan dirinya, Jihoon sibuk mengotak-atik ponsel barunya itu.
"Wah, banyak sekali game!" serunya masih dengan mata yang berbinar.
Seketika ia ingat mimpinya tadi siang yang membuat dirinya penasaran, siapa sebenarnya Bae Jinyoung dan mengapa mimpi itu terasa sangat nyata? Ia lalu mencoba mengakses sosial media dan membuat akun baru.
"Bae... Jinyoung" gumamnya pelan sembari mengetikkan nama itu pada kolom pencarian.
"Ah! Ada! Tapi postingan terakhirnya lima bulan yang lalu,"
Matanya tak lepas dari layar ponsel ketika ia membaca postingan-postingan pada profil Bae Jinyoung. Maniknya membesar ketika ia menemukan beberapa foto yang menampilkan kedekatan dirinya dan Bae Jinyoung. Rasa penasaran yang semakin kuat menjalari pikirannya, apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang ia lewatkan?
"Ayo kita makan, sayang. Kau pasti sudah lapar kan?" suara rendah milik Guanlin sontak mengagetkan Jihoon dan memaksanya menghentikan kegiatan stalking-nya.
"A-ah, iya!"
Jihoon meletakkan ponselnya di sofa dan segera mengekor Guanlin ke ruang makan. Di sana sudah dihidangkan makanan yang dibeli Guanlin sebelum pulang tadi.
"Bagaimana harimu, menyenangkan?" tanya Guanlin berniat memecah keheningan diantara keduanya. Obrolan ringan selagi makan malam memang selalu Guanlin yang membuka percakapan.
"Yah, seperti biasa. Hanya membersihkan apartemen, menonton tv, dan tidur" jawab Jihoon menghela nafas. "Kau sendiri bagaimana?"
"Seperti biasa. Tapi hari ini aku dapat bonus dari Minhyun Hyung, lumayan untuk menambah tabunganku agar aku bisa semakin cepat menikahimu," gurau Guanlin yang berhasil membuat Jihoon tersedak.
"Uhuk!" Jihoon segera meraih gelasnya lalu meneguk air di dalamnya hingga tandas.
"Pelan-pelan sayang," Guanlin menepuk-tepuk punggung Jihoon pelan.
Keduanya melanjutkan makan malam dalam suasana canggung. Setelah selesai, Jihoon dengan cekatan memunguti piring kotor dan segera membersihkannya. Guanlin hanya menatap Jihoon dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kurasa memang terlalu cepat, tapi tenang saja akan kubuat kau siap menerimaku sayang.." gumamnya pelan.
ㅡ POWER ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
Power [ PANWINK ]✓
FanficBagaimana jika kau dianugerahi sebuah kemampuan yang tak dimiliki orang lain? Akankah kau bertindak layaknya seorang pahlawan super dan menyelamatkan hidup orang lain? Atau kau akan menjadi seorang antagonis yang memanfaatkannya untuk dirimu sendiri...