Chapter 20: Alone

333 16 3
                                    

Vote and Comments!

***

Aku menatap Adrien yang sedang membersihkan meja yang ada di cafe ini. Sudah beberapa hari ini aku sama sekali tidak melihat kehadiran Dio maupun Cindy atau siapapun- ah semenjak aku bertemu dengannya di taman beberapa hari lalu.

Aku beberapa kali menghela nafas memikirkan tentangnya. Meskipun aku tau itu menyakitkan entah mengapa hal itu tidak pernah hilang dari kepalaku.

Kurasakan tepukan pelan pada bahuku dan aku melonjak kaget, "Astaga!"

Aku menatap Adrien yang juga menatapku dengan pandangan penuh canda. Lalu ia terdiam dan memincingkan matanya kearahku,

"Maaf mengagetkanmu. Mengapa kau terlihat murung belakangan ini?" Tanyanya peduli.

Aku mengangkat bahuku dan menggeleng pelan.

"Oh ya? Apakah aku terlihat murung?" Balik ku bertanya.

Ia mengangguk tanda mengiyakan pernyataanku.

Aku tersenyum kecut dan memandang kearah lantai tidak tau apa yang sedang kuperhatikan.

"Kurasa- aku baik-baik saja. Setidaknya terlihat begitu."

Aku memandang cafe ini yang mulai sepi karena ini sudah cukup malam. Ya- beberapa hari ini aku mengambil shift malam karena aku tidak bisa tidur. Lebih baik aku melakukan aktivitas diluar dari pada harus tinggal berusaha tidur di apartemen namun tetap saja pikiranku melayang kemana-mana.

"Kau berbohong. Jangan berpura-pura seperti ini. Senyummu aneh." Adrien mengatakan hal itu dan mengambil cangkir dan menuangkan kopi kedalamnya.

Aku terbatuk mendengar pernyataannya yang aneh itu walaupun ada benarnya juga.

"Setidaknya berpura-pura itu lebih baik dari pada menunjukkannya ke semua orang dan menyeret mereka kedalam suasana burukku, Adrien."

Tangannya terulur memberikan secangkir kopi panas untukku. Aku terkikik geli melihat itu. Bagaimana bisa ia memberikanku secangkir kopi di malam hari seperti ini. Apakah ia ingin aku tetap terjaga sepanjang malam dan semakin terlihat menyedihkan?

Aku menggeleng dan ia tidak mempermasalahkan hal itu dan meminum kopi itu untuk dirinya sendiri.

"Apakah kau tau kalau kau memiliki masalah atau suasana hatimu sedang sedih dan kau menceritakannya kepada seseorang maka kesedihanmu itu akan berkurang 50%?"

Aku memicingkan mataku padanya dan tertawa pelan. Pernyataan macam apa itu, jika kau menceritakannya pada orang lain justru akan semakin membuatmu sedih.

"Tidak ada di dunia ini yang seperti itu. Yang ada hanyalah kau akan semakin sedih."

Ia menyesap kopinya lagi dan meletakkannya di meja. Untung saja sekarang sudah malam dan cafe ini mulai sepi dari pengunjung kami bisa mengobrol dengan lebih leluasa.

"Coba saja buktikan sekarang. Itu akan jauh membuatmu lebih baik, Carissa. Percayalah." Jawabnya yakin.

Aku terkekeh pelan dan akhirnya menceritakan semuanya padanya. Semua kuceritakan padanya tanpa terkecuali.

Aku menghembuskan nafas dengan cukup keras. Kurasakan sedikit beban dalam diriku mulai berkurang. Aku tersenyum pelan dan menatap Adrien. Ternyata benar apa yang dikatakannya, suasana hatiku mulai membaik.

Melihatku tersenyum, Adrien pun melipat tangannya didepan dadanya lalu ikut tersenyum, "Kau percaya sekarang? Sudah merasa jauh lebih baik bukan?"

Aku mengangguk mantab dan kamipun tertawa bersama.

Adrien tidak berkomentar apapun mengenai semua yang kuceritakan kepadanya. Ia pendengar yang baik dan justru itu yang saat ini kubutuhkan.

Aku menoleh ke arah Eiffel tower yang masih dengan kelap kelip lampu indahnya, melihat menara itu sekarang ini benar-benar membuatku tenang dan lebih baik, ditambah dengan bercerita dengan Adrien, semua ini membuatku cukup senang walaupun aku yakin ini tidak akan bertahan lama. Aku hanya berharap, aku tidak terus menerus merasakan sakit karena mengingat semua yang sedang terjadi.

Aku menghembuskan nafas dengan cukup keras seakan mengeluarkan semua beban yang sekarang kurasakan. Tapi perasaanku tidak bisa ditutupi,

it hurts.

***

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eiffel, I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang