15 : [Meet and Clue]

1.8K 196 13
                                    

Jennie sibuk mengipasi Irene yang berkeringat dingin.


Tadi ia melihat Irene sendirian berkeringat dingin di salah satu kursi penumpang. Segera saja Jennie mendekat dan memberinya air putih.

Kabar bahwa Wendy, salah satu member Red Velvet meninggal juga telah menyebar ke seluruh kereta. Selain itu, ada banyak dugaan yang timbul. Salah satunya adalah pembunuhan. Alasan yang masuk akal mengingat tidak mungkin Wendy melukai dirinya sendiri di banyak area tubuh.

Jennie sempat melihat keadaan di gerbong restoran tersebut. Dan menurut Jennie itu sangat parah.

Cairan merah kental tersebar dimana-mana dengan bau anyir yang menusuk hidung. Belum lagi 5 mayat manusia yang terbaring tak berdaya dengan banyak darah yang mengalir dari tubuh mereka, cukup membuat Jennie bergidik dan ingin muntah.


"Jennie," Irene mengambil napas lemah. Jennie menoleh ke Irene sambil teru mengipasinya. "Apa yang harus aku lakukan. Aku telah gagal menjadi Leader. Menjaga satu memberku saja aku tidak sanggup, apalagi harus menjaga tiga lainnya?"

Jennie menunduk mendengar pernyataan itu. Garis besarnya ia mengerti maksud Irene. Walaupun ia bukanlah seorang leader tapi gadis itu mengerti.

"Jennie," Panggil Irene lagi. "Apa menurutmu kalau misalnya ternyata aku pembunuhnya?"

Jennie menggeleng kuat. "Eonni, kau sedang berkhayal? Mengapa kau berpikir seperti itu?"

"Yah, entahlah. Tapi Jennie. Waspadalah dengan seseorang." Irene memegang kedua tangan Jennie erat. Lebih tepatnya mencengkram. Ia juga menatap mata Jennie lurus lurus.




"Terkadang, kecantikan bukanlah segalanya. Ia gadis cantik juga baik. Tapi hatinya lebih sakit daripada itu."




"Apa maksudmu, Eonni?" Jennie mengerutkan keningnya.

"Namanya memiliki arti yang indah. Namun juga berbahaya. Aku rasa kau akan mengerti jika kau melihatnya. Ia sedang berkeliaran, dan mungkin saja, ia sedang  mengincarmu karena kamu tau lebih banyak tentang dirinya daripada siapapun." Irene kemudian melepas cengkramannya.

"Sekarang pergilah. Pergi yang jauh. Pastikan kau tetap hidup sampai akhir. Tetaplah bersembunyi." Irene mendorong Jennie untuk segera pergi. Tatapannya berubah menjadi memohon, sesuatu yang tidak pernah Jennie lihat dari seorang Irene.

Jennie akhirnya bangkit dan pergi dari sisi Irene. 5 langkah kemudian ia menoleh kembali ke Irene. Irene terlihat menatapnya lurus dengan manik sedikit bergetar. Kepalanya mengangguk dengan mantap, meminta Jennie dengan tegas untuk pergi.


Jennie kemudian melanjutkan langkahnya. Sejujurnya ia tidak tau ingin pergi kemana. Ia hanya berjalan lemah disepanjang koridor. Irene terlihat seperti akan meregang nyawa. Itu pikiran Jennie. Apa Irene akan bunuh diri?


"Jennie," Jennie menoleh keasal suara. Terlihat Momo dan Jiho berdiri bersampingan. Jiho mendekat ke arah Jennie. "Kak Jennie, kau tau siapa pembunuhnya?" tanya Jiho berbisik.

Jennie menatap kedua orang itu tajam. "Kalau aku tau memang kenapa?"

Momo memajukkan tubuhnya. "Tolong beritahu kami. Kita bisa bertukar informasi."

"Kenapa aku harus mempercayai kalian?" Tanya Jennie menyelidik.


"Karena aku percaya, Irene nuna bertemu pembunuhnya." Jawab seseorang dengan tegas membuat Jiho, Momo, dan Jennie menoleh.

Goo Junhoe (iKon) disebelahnya berdiri Jung Jaehyun (NCT). Mereka terlihat gagah dan percaya diri dengan baju yang terkena warna merah. Darah.


Jennie menatap mereka sinis. "Aku sedang berbicara dengan Jiho dan Momo, kalian menguping dan asal menyimpulkan begitu saja?"

Junhoe tersenyum sinis. "Ini permainan tim. Jika kau ingin menang sendirian, kau tidak akan bisa."

Jaehyun terkekeh kecil, "Karena pada kenyataannya, Psycho  itu jauh lebih pintar daripada kita semua."


Jiho menatap Junhoe dan Jaehyun secara menyelidik. Bermaksud mencari tahu kehadiran kedua pria itu. "Apa yang kalian tau sebenarnya?"

Junhoe mengangkat bahu acuh. "Kalau aku mengatakan bahwa aku melihat ternyata ada seseorang yang keluar dari gerbong restoran beberapa saat sebelum Irene nuna masuk, lalu kalian akan percaya?"

Jaehyun mengangguk mengiyakan. "Dan kalau misalnya itu ternyata salah satu dari member grup kita kalian akan percaya?"





a/n


Haluuu

aku kembali!!!

Di chapter ini ada banyak sekali clue kalau kalian tau. Baca dengan perlahan cermati lalu tebak!!!


Apakah ini akan menjadi plot twist ataukah berjalan seperti air yang mengalir begitu saja? Who knows.


BTW

Hari ini fanmeet wannaone guys.


Udah gitu aja. Dadah.






Train To Busan [fanfiction] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang