17 : [Queen!]

1.7K 188 25
                                    

Kondisi dalam kereta saat ini. Buruk. Sangat buruk.



Setelah kematian Irene kemudian Chenle dan Jisung menyusul, kali ini ditemukan tubuh kaku Tzuyu dibagasi tas atas. Tubuh gadis asal Taiwan itu ditemukan memucat dengan bibir membiru. Membuat Momo terpukul.

Tetapi hal itu tidak membuat Momo putus asa.


Disisi lain, Jiho masih terpukul melihat pembunuh sebenarnya. Seseorang gadis yang cantik dan baik hati ternyata memiliki sisi gelap dalam dirinya. Entah karena dirinya sendiri atau terdapat gangguan dalam mentalnya.

Jaehyun dan Junhoe tengah tertidur. Jennie dan Momo melamun. Ingin rasanya Jiho mengungkapkan kebenarannya kepada mereka, tetapi mengingat bahwa Si Gadis Psycho itu masih berada di sekitarnya membuat Jiho takut. Jujur saja. Jiho takut mati.


"Kak Jen,"

Jennie tersentak dengan tepukan kecil dipundaknya. Dia menatap Jiho dengan pandangan kosong. Sebegitu berharganya Irene bagi Jennie?

"Mau Jiho ambilkan air?"

Jennie tersenyum hampa. "Nggak makasih, Jiho."

Setelahnya Jennie memilih untuk tertidur.


Jiho menghela napas berat.

"Euh, kenapa udaranya jadi panas dan bau?"

Junhoe dan Jaehyun terbangun karena pengapnya udara. Jennie yang baru saja menyandarkan kepalanya juga ikut terbangun. Momo merogoh slingbag nya, mengambil masker dari tas kecil yang ia bawa.

Kemudian Jiho merasakan dadanya sesak. Membuatnya terbatuk-batuk. Jaehyun yang pertama kali menyadari hal ini lantas berteriak.

"INI GAS BERACUN! SEMUANYA JANGAN BERNAPAS!"


"MOMO! ADA MASKER LAGI GAK?"

"ADA!"

Momo segera membagikan masker ke teman-teman barunya. Setelah semuanya memakai masker, mereka berlari mencari tempat yang dirasa cukup untuk menghindar dari serangan gas beracun.

Mereka menemukan sebuah ruangan kosong di salah satu gerbong yang gasnya belum terlalu pekat. Mereka segera masuk ke ruangan tersebut.

Ruangan itu kecil. Hanya cukup untuk 6 orang. Selain itu, diruangan kecil yang mereka masuki juga pengap udara, sepertinya karena udara dari luar tidak bisa masuk ke dalam.

Junhoe mengunci pintu ruangan dari dalam. Kemudian menghela napas panjang sambil mengacak rambutnya. Jaehyun mengelap keringatnya. Sementara Jiho mengambil napas sebanyak-banyaknya yang kemudian ditegur Jennie agar bernapas secukupnya saja.


Momo mengetuk dinding ruangan.

"Bunyinya seperti besi."

Jiho mengangguk setuju. "Aku penasaran kenapa kereta memiliki ruangan seperti ini. Padahal kalau dihitung-hitung ruangan ini tidak berguna dan menghabis-habiskan tempat."

Jennie terduduk sambil bersandar ke pintu.



TAP

TAP

TAP



"Hanya gerbong ini yang bersih dari gas, Nona. Sesuai permintaanmu."

Kemudian ada suara lainnya yang tertawa. Suara perempuan yang tertawa dengan penuh kemenangan.


"Of course! This is so great to know that all of them are die."


"Kedengaran tidak asing," Jennie berbisik memandangi 4 orang lain dihadapannya.


"But miss, why you did that? All of that trick? "


"You know, is too hard for me to get the first female group in this years because I'm still rookie. Instead of workhard, this is the faster way to achieve it. Dont waste your time and use your brain."


Gadis itu kemudian tertawa lagi.


"And then, could you shut up your mouth, sir? I can give you anything. Money? Girlfriend? Love?"


"As your wish, madame."


"Dont call me Madame, my Pretty Little Boy. Just call my name."



Suara pria itu terdengar terkekeh.



"Of course, My Queen, Roseanne."








a/n



Haluu!!


Di chapter kemarin memang gak sengaja Arin keselip. Dia line 99 tapi ikut groupchat 97 liner.

kkkkkk





SO THE QUEEN HAS BEEN KNOWN!


IS IT A SURPRISE FOR YOU OR YOU GUYS HAVE ALREADY GUESSTED IT?






Train To Busan [fanfiction] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang