Eunha yang sedang membaca novel mengangkat kepalanya sedikit. "Aish, pegal." dia kemudian memijit mijit lehernya. Walaupun mengenakan bantal leher tetapi kalau terlalu lama menunduk akan pegal juga.
"Permisi, Eunha Sunbae." Sontak Eunha menoleh ke belakang. Ada Rosé dari Blackpink.
"Eh, Rosé? Ada perlu apa?" tanya Eunha ramah.
"Eum, Rosé mau tanya, kalau dikereta ini tuh, ada pramugari yang nawarin makanan kan ya?" Tanya Rose pelan agar tidak membangunkan yang lain.
"Pasti ada. Bukannya di semua kereta ada?" Eunha berpikir sejenak.
"Oh begitu. Makasih ya, Eunha Sunbae." Balas Rose sambil tersenyum.
"Tuhkan Jennie, Lisa saja yang bebal, dikasih tau susah."
Umurku dan Rose sama. Kami lahir di tahun yang sama. Kurasa kita bisa berteman. Tanpa ada kata 'sunbae' — Eunha.
"Permisi, Rose?" Eunha menoleh ke belakang, namun disana tidak ada Rose.
"Eh, Eunha Sunbae mencari Rose? Tadi dia bilang ingin mencari Lisa. Dia memang gadis yang terlalu bersemangat hehe." Jennie tersenyum ramah.
"Eh, Jennie eonni. Aku lebih muda darimu, kau tidak perlu memanggilku sunbae. Itu terkesan, yah, aku tidak menyukainya." Eunha mengutarakan pendapatnya.
"Ah iya benar juga. Agar kita lebih akrab." Jennie berpikir sebentar.
Eunha tersenyum lalu berbalik ke arah depan. Hampir semua orang di gerbong ini sudah tidur. Kecuali Blackpink.
Mereka masih rookie. Masih memiliki banyak semangat. Mereka belum mengenal lebih jauh tentang Idol. Ah, sudahlah. — Eunha.
"Euna, mbi lapar." kata sinbi sambil mengucek matanya. "Jangan mengucek matamu. Bisa luka nanti."
"Mbi udah bangun? Mau makanan, mumpung aku lagi pegang makanan." Kata Yerin di kursi deretan depan sambil memegang sebungkus snack miliknya.
Sinbi tersenyum sambil memamerkan giginya. "Hehe. Yerin eonni memang yang paling top!"
"Ah, aku ingin roti. Apa aku minta ke pramugari saja ya?" — Eunha.
"Kurasa itu bukan masalah, Ha. Kalau ada aku juga mau." Yerin mengangkat bahunya.
Eunha berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke gerbong paling belakang. Gerbong restoran. Ketika Eunha berjalan menuju gerbong restoran dia melihat bahwa sebagian besar idol memang kelelahan.
Mereka menghampiri banyak jadwal yang padat. Belum lagi mereka harus menghadapi beribu ribu kata hinaan dan skandal. Mereka pasti tertekan fisik dan mental. Tapi hebatnya mereka masih mampu tersenyum di depan kamera.
Ya.
Senyum palsu.
"Permisi, apakah ada roti? Kalau ada saya mau dua."
"Ingin rasa apa? Coklat? Stroberi?" tanya pramugari itu dengan ramah.
"Dua duanya coklat saja."
"Ditunggu ya."
Tak lama roti pesanan Eunha sudah ada. Dia bergegas mengambil rotinya dan berbalik menuju kursinya.
"Akh—"
hm? Itu suara apa?
"Permisi, apa kalian mendengar suara apa gitu tadi?" tanya Eunha ke pramugari.
"Tidak. Kami tidak mendengar apa apa. Tidak ada suara apapun." jawab sang pramugari dengan yakin.
Tapi Eunha yang masih penasaran mendekati diri ke arah Sumber suara.
kenapa di gerbong terakhir seperti ini ada pintu? Untuk penyelamatan darurat?
Eunha pun memasuki ruangan kecil tersebut.
Disisi lain.
"Kita harus mencari Eunha! Fighting!" Kor GFriend serempak.
a/n
serius
ini apa(?)
eh tapi,
cerita kayak gini tuh bagus gak sih? Secara aku ngerasa gak bagus ceritanya...
Dan cerita ini perlu dilanjut gak? Soalnya ini yah... berantakan banget. wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Train To Busan [fanfiction] [✔]
Misteri / Thrillerjust follow the tracks and don't look back.