Chapter 4

342 36 3
                                    

" HAH ? "

Dinda shock mendengar pernyataan Mr.Antonio yang tiba-tiba saja menjodohkanya dengan ke dua cucunya yang Dinda tak tau siapa. tapi tiba-tiba saja fikiran Dinda tertuju pada dua laki-laki asing yang akhir-akhir ini sering menemuinya dan mengaku-ngaku sebqgai calon suaminya. yaitu laki-laki yang sering menemuinya di Bar tempat Dinda bekerja dan laki-laki yang telah nenyelamatkan hidupnya dua kali.

" apa mereka yang di maksud Tuan Antonio ? " Dinda termangu beberapa menit memikirkan tentang semuanya.

CKLEKKKK...

pintu terbuka, Dinda dan Mr.Antonio menoleh.

DEGH....

Dinda membulatkan matanya sangat kaget melihat seseorang yang tengah berdiri gagah di ambang pintu. seseorang itu tersenyum penuh arti melihat Dinda, dia memakai jas berwarna abu-abu dengan dasi hitam yang menggantung di kemeja dalamnya. laki-laki itu sangat rapih dan berwibawa sama persis seperti Mr.Antonio.

" kamu ?? " tanya Dinda kaget.
laki-laki itu hanya memamerkan senyumanya lagi dan melangkah masuk ke ruangan khusus Mr.Antonio, dan duduk tepat di samping Dinda.

CKLEKK...

pintu terbuka lagi ...

ketiga orang di ruangan itu menoleh..

DEGH...

Dinda lebih kaget lagi setelah mendapati seseorang yang tengah berdiri tegak di depan pintu, dia melipat tanganya di dada, Dinda mengamati laki-laki itu dari atas hingga bawah, seperti yang biasa Dinda lihat laki-laki itu memakai kaos dan jaket base ball serta jeans ketat, laki-laki itu terlihat berantakan, berbeda jauh dengan laki-laki tadi.

" kamu? bagaimana bisa ? "

Dinda sangat kaget dengan semuanya. dengan dia yang tiba-tiba di datangi dua laki-laki akhir-akhir ini yang mengaku sebagai calon suaminya, dengan dia yang tiba-tiba di pinta datang ke rumah Mr.Antonio yang Dinda sama sekali tak mengenalnya, dengan perjodohan yang telah direncanakan nenek nya, dan tentang dua laki-laki yang tengah berada di hadapanya ini.

" baiklah Dinda. ini cucu-cucu saya Billy dan juga Rizky " Mr.Antonio tersenyum.

" kenalkan aku Billy Davidson Antonio. " Billy mengulurkan tanganya pada Dinda, dengan ragu Dinda menyambut uluran tangan Billy.

" aku udah bilang kan sama kamu, kalau suatu saat kamu pasti tau siapa aku " Billy tersenyum melepaskan uluran tanganya.

Dinda menatap Billy lekat-lekat. ternyata laki-laki yang telah menyelamatkanya dua kali itu bernama Billy. Billy memang sangat berwibawa dan lebih sopan daripadaRizky menurut Dinda, Billy slalu bersikap lembut pada Dinda, dan Dinda slalu merasa aman bila di dekat Billy, entah kenapa, menurutnya.

" gue Rizky Nazar Antonio " Rizky bergantian mengulurkan tanganya pada Dinda, Rizky terlihat cuek dan arogan, berbanding terbalik dengan Billy.

Dinda juga melihat Rizky lekat-lekat, ternyata laki-laki yang selama ini sering menemuinya di BAR, laki-laki yang mentransfer uang dengan jumlah yang fantastis secara cuma-cuma, dan laki-laki yang memberikan jaket base bal itu bernama Rizky.

" maaf Tuan, saya tidak setuju dengan perjodohan ini "

Mr.Antonio menghentak-hentakan jari di atas meja kerjanya menatap Dinda dengan tatapan heran " kenapa ? "
selama ini banyak sekali perempuan yang mengejar-ngejar cucunya, baik itu Billy maupun Rizky. selain punya ketampanan, dua laki-laki itu juga sangat lah kaya, apalagi mereka adalah calon pewaris kekayaan dari orang besar yang kekaayaanya terdengar hingga luar negeri seperti Mr.Antonio. Mr.Antonio, Billy, dan Rizky bergantian menatap Dinda dengan tatapan bingung. diluar sana pastilah banyak yang mendamba-dambakan ada di posisi Dinda, bisa berdampingan dengan laki-laki yang tampan juga kaya. apalagi Dinda di sudutkan dalam dua pilihan., tentu jika perempuan lain berada di posisi Dinda mungkin tanpa babibu lagi langsung menyetujui perjodohan itu.

" cishhh sok cantik.. jual mahal.. " Rizky bergumam dalam hatinya, tersenyum kecut menatap Dinda.

" maaf sebelumnya Tuan, saya mempunyai tanggung jawab besar di rumah, saya harus merawat ayah saya yang sedang sakit, belum lagi saya harus bekerja untuk membiayai kuliah adik saya. saya tidak mungkin meninggalkan mereka dan tinggal di villa anda selama 4 bulan " jawab Dinda sedikit menunduk.

" kerja di bar lagi? jadi perempuan murahan? " tanya Rizky sinis menatap Dinda dengan tatapan merendahkan. Dinda hanya diam saja.

" RIZKY! JAGA UCAPAN KAMU!! " Mr.Antonio bangkit dari kursinya.

" heh, dia kerja banting tulang buat keluarganya. lo belajar dewasa lah ky, jangan mandang orang dari sisi negatifnya doang. " Billy menggelengkan kepalanya tak suka dengan sikap Rizky.

" cari muka banget sih lo, oh iya lo pasti lah cari muka depan cewek ini dengan sok baik depan dia, biar lo dapet perhatianya, dan lo dipilih jadi calon suaminya kan? udah ketara kok, strategi orang licik " Rizky menatap Billy tak suka.

" STOP!! Rizky yang sopan kamu !! " ucap Mr Antonio sedikit berteriak membuat Rizky, Billy, dan Dinda kaget.

" Dinda.. perjodohan ini tidak bisa di batalkan. saya dan Miranda telah berjanji akan menjodohkan cucu-cucu kami. sebelum meninggal, Miranda telah menitipkan kamu dan adikmu pada saya. Miranda telah banyak menceritakan tentang keluarga kamu. dan selama ini saya telah menyewa paparazi untuk mengikuti kegiatan keseharian kamu. saya sudah tahu tentang ayah kamu yang sering mabuk-mabukan dan meminum obat-obatan terlarang semenjak mamamu meninggal dan saya tahu kamu mempunyai adik bernama Ali yang seorang mahasiswa. saya juga tahu bahwa kamu sedang mengambil cuti kuliah karena kamu lebih memprioritaskan adik kamu di banding diri kamu sendiri. saya salut dengan kamu "

" kamu tidak usah khawatir, saya telah memikirkan itu semua. saya akan mengirim ayahmu ke panti rehabilitasi yang paling bagus agar ayahmu bisa cepat sembuh. dan mengenai adikmu, adikmu akan tinggal dirumah ini, sementara saya sendiri yang akan membiayai kuliahnya hingga selesai "

Dinda nampak berfikir sejenak, menimang-nimang keputusanya kali ini. jika Dinda menerima perjodohan ini ada baiknya untuk ayah juga ali adiknya. Dinda berfikir bahwa masa depan Ali akan lebih terjamin di tangan Mr.Antonio.

" Din, di tangan kakek semuanya akan baik-baik aja. gak usah khawatir " Billy melempar senyum pada Dinda meyakinkanya agar menyetujui semuanya. Dinda menoleh pada Billy dan membalas senyumanya dengan wajah yang masih menunjukan keraguan.

" ternyata cewek ini kerja di bar buat ngehidupin keluarganya sama ngebiayain adiknya kuliah? cukup ngebuat gue respect. " gumam Rizky dalam hati.

seperti biasa, Rizky memperhatikan Dinda dari ujung rambut hingga ujung kaki. di tatapnya berkali-kali. setelah dua kali bertemu Dinda, pertemuan kali ini lah yang membuat Rizky menilai Dinda berbeda. sebelumnya Dinda slalu berpakaian minim di depan Rizky berhubung dengan pekerjaan yang di tekuninya menuntut Dinda berpakaian seperti itu. tapi kali ini Dinda berbeda, berpakaian rapih dan sopan.

" cantik juga nih cewek kalo make baju yang bener dikit "
Dinda terlihat masih ragu, Dinda menatap Billy dan Rizky bergantian, membayangkan bagaimana dia yang nantinya akan memilih salah satu dari mereka dan membayangkan dirinya menjadi bagian dari keluarga Antonio.

" baiklah saya setuju, Tuan. saya bersedia untuk tinggal di villa bersama Billy juga Rizky. saya sangat menghormati janji nenek saya kepada anda "

Mr.Antonio tersenyum lega mendengar Dinda menyetujui perjodohan ini. begitupun Billy, sepertinya Billy sudah menyukai Dinda. sedangkan Rizky hanya memutar bolanya tak suka Dinda menyetujui perjodohan itu.

" baiklah. 2 hari lagi kalian bertiga akan tinggal di villa "

*****

takkan lagi tersisa rasa cinta yang ada untuk kamu...
karena.. kau tlah.. begitu menyakiti hatiku..
hingga aku...
ingin menjauh darimu meski sulit...
ingin melepaskanmu walau mungkin...
ku tak bisa..
begitu mudah..
membuat kamu..
pergi dari hatiku...

Ali bernyanyi seraya memainkan gitar kesayanganya di depan pelanggan Antonio's coffee. Ali sangat terlihat menghayati lagu ciptaanya, jari-jari lentiknya menari lincah di snar gitarnya itu. Ali memang bekerja double di Antonio's Coffee, sebagai barista dan sebagai penyanyi disana. banyak sekali gadis-gadis pelanggan kafe itu yang mengagumi Ali. karena selain parasnya yang tampan dan sedikit mirip dengan Zayn Malik salah satu personil one direction, Ali juga mempunyai keahlian menyanyi dan jago memainkan berbagai macam jenis alat musik seperti gitar, piano, hingga drum serta kemampuan yang mumpuni dalam meracik kopi hingga membuat para gadis-gadis itu tergila-gila pada Ali.
dan ada seorang perempuan yang sangat mencintai Ali, rela melakukan apa saja demi dia, tapi Ali meninggalkan perempuan itu dengan alasan yang entahlah..

perempuan itu mengamati Ali dari kejauhan, menatapnya dengan perasaan lirih sambil sesekali menyesap vannilla late pesananya. dia duduk di kursi tengah kafe. perempuan itu Prilly, mantan kekasihnya yang baru saja di putusinya beberapa minggu yang lalu.

kemudian Ali turun dari panggung kafe, menenteng gitarnya dan berjalan menuju meja barista. perempuan itu bangkit dari kursi, menyimpan beberapa lembar uang di meja yang di tempatinya tadi sebagai bayaran pesanan minumanya tadi.

" li tunggu.. " perempuan berambut panjang dan lurus itu menghampiri Ali dan berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Ali. Ali menoleh, menatap Prilly tak suka.

" ada apa lagi sih pril? gue lagi sibuk "

" gue cuma mau maaf dari lo li .. "

" maaf apalagi sih? "

" li please, jangan sangkut pautin gue dengan hubungan Irsyad sama kak Dinda. gue tau gue adeknya Irsyad, tapi gue ada hubunganya dengan putusnya Irsyad sama kak Dinda li " Prilly meraih tangan Ali, di genggamnya dengan erat, namun Ali melepaskan genggaman tangan Prilly dengan kasar.

" lo tau seberapa sayangnya gue sama kakak gue? lo tau kan pril? bahkan gue rela ngorbanin nyawa gue kalo kak Dinda butuhin. gue gak akan biarin satu orang pun nyakitin dia, termasuk Irsyad. gue benci sama orang-orang yang udah bikin dia nangis, ngeliat dia sedih, ngeliat dia nangis ngebuat hati gue sakit, rasanya gue pengen bunuh orang-orang yang udah nyakitin dia " jawab Ali memunggungi Prilly.

" tapi gue gak ada hubunganya sama ini semua li.. "

" kata siapa? lo adek nya Irsyad. laki-laki brengsek yang udah nyakitin kakak gue.. "

" apasih li? alesan lo aneh tau gak .. "

" gue harap lo gak usah nemuin gue lagi pril "

ucap Ali ketus. prilly merasakan sakit di bagian dada kirinya menatap punggung Ali yang berdiri angkuh.

" tapi gue sayang sama lo, gue cinta sama lo li.. "

Ali menoleh, menatap Prilly dengan tajam, yang ditatap hanya menunduk. prilly menangis dalam diam.

" lupain aja semuanya prill.. "

" lupain lo bilang? lupain? hahaha lupain? semudah itu? sekarang gue ngerti rasa cinta lo ke gue emang gak sebesar rasa cinta gue ke elo, lo bisa dengan mudah ngelupain semuanya. sementara gue? hahaha gue gak akan mungkim bisa ngelupain lo secepat lo ngelupain gue li, bahkan gue gak yakin bisa ngelupain lo, gue cinta banget sama lo li. gue sayang banget sama lo!! " Prilly berbicara panjang lebar di depan ali. Ali hanya menatap lurus kedepan, mendengarkan pernyataan Prilly dengan angkuh.

" gue sibuk, masih banyak kerjaan. kalo gak ada lagi yang mau lo omongin, mendingan lo pergi dari sini " Ali melangkahkan kakinya berniar meninggalkan Prilly.

" GUE BENCI NGEYAKININ INI SAMA LO. TAPI SEKERAS APAPUN GUE NYOBA BUAT LUPAIN LO GUE SEMAKIN YAKIN RASA CINTA GUE KE LO BEGITU BESAR. KARENA GUE GAK PERNAH BISA ILANGIN LO DARI FIKIRAN GUE. " suara Prilly meninggi. Ali berhenti melangkahkan kakinya.

" lo pasti bisa ko prill.. "

Ali memutuskan Prilly karena Prilly adalah adiknya Irsyad mantan kekasih Dinda. Ali sangat membenci siapapun yang telah menyakiti Dinda dan membenci siapapun yang berhubungan dengan orang yang telah menyakiti Dinda. Ali sangat menyayangi Dinda dan tak jarang sifatnya menjadi sangat posesif dan over protektif.

****

Billy sedang berada dikamarnya. kakinya berjalan mendekati balkon kamarnya, dan memandangi pemandangan diluar lewat kaca kamarnya yang berada di lantai 2. lalu Billy merongoh sakunya mengambil dompet miliknya, Billy membuka dompet itu, dan tersenyum kecut melihat uang selembar yang nominalnya seribu rupiah. yang sengaja dia simpan sejak 10 tahun yang lalu. sejak Billy belum menjadi bagian dari keluarga Antonio.
lalu ingatanya berputar pada kejadian 10 tahun yang lalu, yang membuatnya sangat membenci adik tirinya, Rizky.

sepuluh tahun yang lalu....

" mah.. kenapa aku slalu dipanggil anak haram? apa bener aku gak punya papa, ma? " seorang anak laki-laki tampan bermata sipit tengah merengek menanyakan sesuatu pada ibunya.

perempuan cantik yang kira-kira usianya 30tahun itu menatap anaknya dengan perasaan getir. perempuan itu sangat cantik dan mempunyai mata sipit sama seperti anaknya, wajahnya tampak pucat seperti orang yang sedang sakit, sebuah syal berwarna putih melilit di lehernya, tanganya sibuk menjahit kain yang ada di tanganya.

" kamu punya ayah kok sayang. ayahmu sangat tampan, dan mirip sekali dengan kamu " perempuan itu tersenyum menatap anaknya yang sekarang sudah tumbuh besar, walaupun harus membesarkan anak itu sendirian namun perempuan itu menjalani hidupnya dengan ikhlas. selama ini perempuan itu bekerja banting tulang untuk menghidupi anaknya dan menyekolahkan anaknya sendirian.

" tapi kenapa papa gak pernah pulang? kenapa papa gak pernah nemuin aku? aku capek ma selama ini aku slalu di hina temen temen aku, katanya aku ini anak haram. katanya aku gak punya papa. aku juga pengen kaya temen-temen aku ma, mereka punya papa. mereka punya mainan banyak dri papa mereka, aku pengen di peluk papa, di sayang papa, diajak jalan-jalan sama papa "

perempuan itu menatap anaknya merasa kasihan. lalu perempuan itu menarik anaknya ke pelukanya.

" nanti kalo kamu sudah besar. kamu bisa nemuin papa kamu sayang.. kamu akan mendapatkan kasih sayangnya, sekarang kamu sabar yaa. kamu belajar yang rajin biar kamu pinter dan bisa nunjukin ke papa kamu bahwa kamu adalah anak yang cerdas dan bisa bikin papa kamu bangga "

anak kecil berpakaian yang kumuh tengah berdiri memandangi rumah besar yang sering di datanginya sejak ibunya meninggal. ibunya meninggal karena penyakit kanker hati yang telah lama di deritanya. selama ini anak kecil dan ibunya itu tinggal di perumahan kumuh yang menjadi tempat pembuangan sampah, mereka hidup menderita di perumahan kumuh itu. tapi keduanya menjalani hidup mereka dengan ikhlas.
lalu anak kecil itu melihat seorang laki-laki berjas hitam gagah sedang mengobrol dengan anak kecil yang usianya sebaya denganya. laki-laki itu terlihat membawa kardus-kardus besar dan di berikan kepada anak kecil itu.

" papa... mainanya banyak banget " seru anak kecil itu antusias membuka kardus-kardus besar yang di berikan laki-laki yang di sebutnya papa tersebut.

" iya dong. papa kan sayang banget sama iky, makanya setiap papa pulang kerja dari luar kota, papa slalu beli mainan yang banyak buat iky, biar iky seneng.. " laki-laki gagah dan berwibawa itu tersenyum pada anaknya.

" makasih ya paa... " lalu anak kecil itu memeluk laki-laki itu.
anak laki-laki yang memakai baju kumuh itu menatap pemandangan di depanya sangat getir. dia merasa bahwa dia juga antas menerima perlakuan seperti itu oleh laki-laki yang sama, oleh laki-laki yang disebut anak kecil bernama iky itu papa. dia mengepalkan tanganya kuat-kuat, dengan nafas yang memburu dia mencoba menahan emosinya.

merasa di perhatikan, Rizky menoleh ke arah pintu gerbang rumahnya, Rizky berjalan menghampiri anak kecil berbaju kumuh tersebut.

" nih... " Rizky merongoh saku nya, dan memberikan selembar uang seribu pada anak tersebut. anak itu menerima uang itu dengan ragu.

" kata mama, kalo ada pengemis minta uang, kita harus kasih. buat nambah amal ibadah kita " Rizky tersenyum pada anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya.

sedangkan anak laki-laki itu tersenyum getir sembari meremas uang pemberian Rizky

.
Billy memang satu ayah berbeda ibu dengan Rizky. ayahnya lebih dulu menikah dengan ibunya, pernikahan ibu Billy dan Ayah Billy tidak di ketahui oleh Mr.Antonio karena dari awal Mr.Antonio tidak menyetujui hibungan anaknya dengan seorang perempuan dari kalangan biasa sehingga Mr.Antonio menjodohkan ayah Billy dengan ibu Rizky. pernikahan itu terjadi saat ibu Billy telah mengandung Billy. Billy dan ibunya hidup menderita dan serba kekurangan berbanding terbalik dengan hidup Rizky yang serba berkecukupan. tapi Billy tumbuh sebagai anak yang cerdas, setelah ibunya meninggalpun Billy tetap melanjutkan sekolah dengan banyak beasiswa yang di terimanya, Billy berjuang keras untuk bisa sukses. dan bukan hal yang sulit bagi Billy untuk menjadi sukses, sejak dia bekerja di " Antonio's Property " perusahan milik kakeknya, dia menjadi sukses dan kesuksesan " Antonio's Property " pun Billy mempunyai andil besar dalam kesuksesan perusahan itu . sampai akhirnya Mr.Antonio tahu bahwa Billy juga adalah cucunya dari istri lain anaknya. dan sejak saat itu Billy diminta tinggal di rumah Mr.Antonio dan menjadi salah satu keluarga Antonio.

Billy menoleh ke arah dindingnya, disana terdapat Dart (semacam barang yang menempel di dinding yang berbentuk lingkaran ) Billy tersenyum penuh arti, lalu menempelkan foto Rizky di titik tegah Dart tersebut. sementara di tanganya terdapat panah kecil, Billy mengambil ancang-ancang untuk memanah Dart ituagar tepat sasaran, dan yang jadi sasaran adalah foto Rizky.

DUKKKK...

dan tepat sasaran. panah itu menancab tepat di foto Rizky. Billy tersenyum penuh kemenangan.

" hahaha dulu lo anggap gue pengemis? cuihhhh... gue bakal bikin lo ngemis-ngemis di depan gue nanti. kita liat aja nanti ky "

******

Dinda terlihat sedang berkemas-kemas di kamarnya. mengambil baju dari lemarinya kemudian dia masukan ke dalam koper berukuran besar miliknya. sebentar lagi Dinda akan di jemput oleh supir pribadi Mr.Antonio untuk membawanya ke Villa pribadi Mr.Antonio. sebelumnya Dinda telah membicarakan semuanya pada Ali. awalnya Ali tidak menerima keputusan Dinda yang menyetujui perjodohan tersebut, tapi Dinda mencoba berkali-kali meyakinkan Ali. hingga akhirnya Ali luluh dan menyetujui keputusan Dinda. karena di hati kecilnya Ali juga sangat senang bisa tinggal serumah dengan wanita pujaanya, Ghina.

"lo yakin sama keputusan lo kak? " Ali berdiri tegak di pintu kamar dinda melihat Dinda yang tengah sibuk berkemas. Dinda menoleh, tersenyum melihat adik laki-lakinya yang tampan itu.

" yakin kok li.. "

" gue bakal kangen lo banget pasti kak " Ali masuk ke kamar Dinda dan duduk di kasur.

" kalo kangen ya tinggal dateng aja ke villa li.. " Dinda menghentikan aktifitasnya sejenak. dan duduk bersebelahan dengan ali.

" jaga diri kamu baik-baik yaa li. jangan lupa makan, sholat, kuliah yang bener. harus jaga sikap juga di rumah Mr.Antonio, jangan malu-maluin kakak "

Dinda menarik Ali ke pelukanya, di peluknya adik laki-laki nya itu dengan erat, Ali membalas pelukan Dinda tak kalah eratnya.

" iya kak.. " Ali tersenyum simpul.

" promise ? " Dinda memamerkan jari kelingkingnya. seperti sudah mengerti, Ali pun menautkan jari kelingkingnya ke jari Dinda.

" promise... "

*****

hari mulai larut, Dinda telah sampai di Villa milik Mr.Antonio, mata Dinda terbelalak ketika melihat Villa berukuran sangat besar, Dinda baru pertama kali melihat Villa sebesar itu. halamanya sangat luas, dan terdapat berbagai macam tanaman serta bunga-bunga cantik bak di taman yang mengelilngi halaman depan Villa tersebut. seketika Dinda menganga melihat betapa cantiknya Villa itu, belum lagi beberapa lampu lampion yang menghiasi halaman itu. Villa itu berdiri tegak jauh dari pemukiman, tempat nya sepi. letak strategis untuk tempat menenangkan diri, dan udaranya pun sangat sejuk. Dinda rasa dia akan betah tinggal di villa itu.

Dinda pun mulai masuk ke Villa itu, dengan menyeret kopernya. Dinda memang tidak berangkat dengan Billy maupun Rizky. karena katanya mereka telah sampai disana lebih dulu.

CEKLEK..

Pintu terbuka..

tapi Dinda tak mendapati apa-apa disana. kosong, ya tidak ada siapapun di Villa itu. Dinda kebingungan. lalu melangkahkan kakinya ke tangga, menuju lantai 2 villa tersebut. dan Dinda mendapati 3 kamar disana. dengan ragu-ragu Dinda memasuki salah satu kamar tersebut, tepatnya kamar yang paling depan.

CEKLEK...

" aaaaaaaaaaakkksssssss " Dinda bertetiak, menutup matanya rapat-rapat..

" LO!!!!! "

Dinda mendapati Rizky yang telanjang dada memperlihatkan dada bidangnya di depan Dinda.Rizky hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya, sepertinya baru selesai mandi.

" lo gak di ajarin sopan santun apa sama orang tua lo? kalo mau ke kamar orang itu ketuk pintu dulu!! aishhhhhh " Rizky mengacak-acak rambut basahnya kesal.

" maaf, tadi pas aku masuk ke villa ini gak ada siapa-siapa dan aku bingung harus kemana, akhirnya aku nemu kamar ini dan aku fikir kamar ini kosong tapi ternyataaaa... " ucap Dinda dengan mata yang masih di tutup.

" kamar lo, di tengah. sebelah kamar gue.. " ucap Rizky.

" baik kalo begitu aku .... "

GLEKK...

tiba-tiba lampu mendadak mati

.
" akksssssssssssss " Dinda berteriak lagi, sontak memeluk Rizky dengan erat. memang Dari kecil Dinda sangat takut gelap.

" lo apa-apaan sih .. lepasin " Rizky berusaha melepaskan pelukan Dinda, tapi Dinda malah mengeratkan pelukanya.

" aku takut gelap.... " Dinda menggigit jari-jarinya ketakutan dalam pelukan Rizky. Rizky merasakan sesak karena Dinda memeluknya sangat erat.

" takut gelap sih takut gelap. tapi meluknya biasa aja kali. gue gak bisa nafas " ronta Rizky.

Dinda tidak memedulikan ucapan Rizky, Dinda hanya memejamkan matanya ketakutan.

" please... jangan tinggalin aku. aku takut " Dinda membenamkan kepalanya pada dada bidang Rizky.

" kenapa gue jadi deg-degan gini di peluk cewek ini " gumam Rizky dalam hati.

Dinda merasakan detak jantung Rizky berdegup sangat kencang, apalagi Rizky tidak memakai sehelai benangpun di bagian atas badanya. jadi Dinda begitu jelas merasakan detak jantung Rizky.
" kok jantung kamu deg-degan gini sih.. "
" yaa kalo gak deg-degan berarti gue mati lah. gimana sih lo.. " ketus Rizky.

" tapi kok cepet banget deg-deganya " jawab Dinda polos.
Rizky menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, melainkam bingung harus menjawab pertanyaan Dinda.dirinya sendiri juga tidak mengerti bagaimana bisa jantungnya berdegup sangat kencang ketika Dinda memeluknya. Rizky berfikir berusaha mencari jawaban yang tepat pada dinda

.
" gue... hmm.. gue... " ucap Rizky terbata-bata.

" GUE SAKIT JANTUNG!!! " akhirnya jawaban itu lah yang keluar dari mulut Rizky. Rizky terpaksa berbohong.

" APA?? " Dinda kaget mendengar jawaban Rizky.

" iya. udah lah. gak usah di bahas. lagian lo betah banget di pelukan gue. betah ya meluk cowok ganteng? " Rizky berusaha mencairkan suasana yang semula membuatnya kaku dengan bertingkah arogan di depan Dinda.

" ih apasih "

" gue gak pake baju loh. lo inget itu kan? terus gue cuma pake handuk... "

Dinda nampak berfikir sejenak, sebelum lampu mati Dinda memang mendapati Rizky dalam keadaan telanjang dada dan hanya memakai handuk yang melilit dibagian pinggangnya. sebenarnya Dinda ingin melepaskan pelukanya, tapi karna rasa ketakutan yang lebih besar dari rasa malunya, Dinda tidak mempedulikan itu dan malah memeluk Rizky lebih erat lagi.

" aku takut gelap... " hanya itu yang terlontar dari bibir Dinda.

" lo gak takut gue apa-apain ? "

" emangnya kamu mau apain aku? " Dinda ketakutan sedikit melonggarkan pelukanya.

" hmmmhhh... " Rizky bernafas lega karena Dinda melonggarkan pelukanya.

" gue sih tertarik buat main sama lo " Rizky tersenyum dalam gelap.

" main apa? " Dinda bertanya polos dan seketika melepaskan pelukanya dari Rizky.

" main permainan yang menyenangkan... " Rizky tersenyum menyeringai. Dinda semakin tak mengerti apa yang di maksud Rizky.

" lagian kan lo calon istri gue yaaa.. " Rizky nampak berfikir sejenak, lalu sedetik kemudian menggendong Dinda dengan paksa.

"lepasin ih kamu mau apa rizky.... " Dinda setengah berteriak, memukul-mukul dada Rizky.

duaaaarrrrrrr!!!!

suara petir menggelegar, diluar sepertinya sedang hujan. Dinda ketakutan memeluk Rizky lebih erat lagi. Rizky berusaha berjalan dalam gelap, langkahnya terhenti saat kaki Rizky bersentuhan dengan ranjang. Rizky melepaskan pelukan Dinda dan menidurkan Dinda di ranjang.

" jangan kemana-mana aku takut .. "

Dinda malah menarik Rizky ke pelukanya lagi. tiba-tiba darah rizky berdesir rizky merasakan sengatan yang aneh dalam tubuhnya. keadaan diluar hujan dan lampu mati tiba-tiba, sebagai seorang laki-laki normal tentulah rizky merasakan sesuatu yang membuatnya gelisah dan bingung harus melakukan apa.

" sebentar ... " desah Rizky berbisik di telinga Dinda.

" jangan kemana-mana aku takut .. "

" sebentar Dinda.. "

Rizky melangkahkan kakinya mencari sesuatu, tanganya merayap pada meja kamarnya, akhirnya Rizky menemukan apa yang di carinya, sebuah earphone miliknya.

" pake ini biar kamu gak ketakutan lagi .. " Rizky memasangkan earphone miliknya itu di telinga Dinda agar Dinda tidak mendengarkan suara petir itu lagi.

" kamu jangan kemana-mana .. "

" iya gue disini kok gak kemana-mana. gue bakal nungguin lo sampe lo tidur " Rizky berusaha menenangkan Dinda.

Dinda bernafas lega merasakan Rizky disampingnya. Dinda slalu merasa nyaman berada di samping Rizky. Dinda tersenyum dalam gelap memegang earphone yang di berikan Rizky padanya. memang, Rizky type laki-laki yang sangat perhatian walaupun perhatianya di tunjukan dengan kasar.
tiba-tiba Dinda merasakan tenggorokanya kering, selama perjalanan menuju Villa Dinda sama sekali belum makan ataupun minum.

" ky... aku haus.. " ucap Dinda pelan.

" aishhhhhhh lo!!! ngerepotin banget sih! " Rizky mengacak-acak rambutnya kesal.

dan entah kenapa Rizky menuruti keinginan Dinda.
Rizky berusaha mencari minuman dalam keadaan gelap. akhirnya Rizky menemukan susu kardus kecil. sebelum ke Villa Rizky memang berbelanja minuman dan makananan terlebih dahulu mengingat Villa itu jauh dari pemukiman penduduk dan tentunya akan sulit mencari warung untuk sekedar membeli makanan atau minuman.

Billy mendengar keributan dari arah kamar Rizky. Billy berjalan mengendap-ngendap menguping sumber suara di balik pintu kamar Rizky seraya menenteng lampu senter.

" nihh.. " Rizky menyodorkan susu itu pada Dinda. Dinda melepas earphone-nya.

" bukain hehehe "

Rizky memutar bola matanya kesal, tapi Rizky menuruti keinginan Dinda. tapi keadaan gelap membuat Rizky kesusahan menusukan sedotan itu pada lubang kardus susu itu.

" susah .. gelaaaaaap "

" ih kamu cowok bukan sih.. bukain aja gak bisa... "

" lo resek yaa!! susah nyari lubang nyaaaaaaaa!!! " Rizky setengah berteriak.

" yaa raba-raba dulu lah ky.. "

" ini gue udah raba-raba tapi gak ketemu-ketemu lubangnya.. "

" payah banget sih.. "

" nih cobain aja sendiri "

" tinggal masukin aja ihh "

" gimana mau masukin, orang lubang nya aja gak ketemu... "

Billy mendengar percakapan mereka terlihat kaget, matanya membulat. fikiranya mengarah pada hal yang membuatnya bergidik ngeri.

Eye To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang