Readers POV
Sekarang ini, di depan mata ku ada dinding yang menjulang tinggi. Dinding yang dulu hampir di rebut oleh titan dan tempat pupolasi manusia terbanyak sebelum dinding Sina.
Pasukan pengintai akan melakukan ekspedisi luar dinding yang ke 57. Aku tidak tahu apa yang direncanakan komandan Erwin dalam ekspedisi ini. Tidak mungkin kan hanya karena terbunuh nya Sawney dan Bean, hampir seluruh prajurit ikut ekspedisi, dan mempersilahkan cadet baru untuk ikut serta dalam ekspedisi ini. Yang pasti hanya komandan Erwin dan beberapa orang yang tahu rencana asli ekspedisi ini.
Aku berada di sebelah kanan kopral Levi, aku berada di belakang nya beberapa senti, Eren di sebelah ku dan yang lain berada di belakang.
Mengingat jika aku adalah partner Levi jadi tidak mungkin aku berada paling belakang dan bocah titan bernama Eren itu harus selalu diawasi karena kekuatan nya masih diragukan.
Aku kadang melihat ke arah kopral Levi yang beberapa waktu ini terlihat cuek pada ku. Berbicara pun hanya seperlunya saja. Hal yang membuat ku sakit hati adalah ketika saat itu mengadakan rapat antar skuad, aku tidak diberi tahu dan hanya skuad Levi dan Eren lah yang mengikuti rapat bersama kopral.
Untung saja saat itu Eren memberitahu ku inti dari rapat itu. Ketika aku bertanya kenapa aku tidak diberitahu alasan yang kopral buat adalah, aku sedang kebelet ketika rapat berlangsung.
Sungguh memalukan, aku juga merasa kesal dan marah karena kopral menyebar yang bukan fakta nya, padahal saat itu aku sedang keliling markas karena merasa bosan.
Oleh karena itu, aku balik mengacuhkan kopral dan bersikap cuek pada nya. Inti nya kita berdua sedang perang dingin.
"[Name], kau sebaiknya jangan melamun, gerbang sudah dibuka." Aku menatap Eren yang berada di sebelah ku, lalu aku mengalihkan pandangan pada gerbang yang sudah dibuka.
"Terima kasih Eren sudah mengingatkan ku." Aku tersenyum dan fokus mendengar perkataan komandan Erwin.
"Peluang untuk kemenangan umat manusia sudah di depan mata kita, MAJU!!!!"
Suara kaki kuda memenuhi pendengaran ku.
"Wah, ternyata lebih indah dari bayangan ku." Takjub ku saat melihat dunia luar dinding yang ditumbuhi banyak tumbuhan, dan aku bisa melihat para burung menari nari di langit biru.
"[Name], apa kau tahu ada yang lebih indah dari ini. Yaitu air yang sangat luas dan terasa asin itu dinamakan laut dan di pinggir nya terdapat pasir yang sangat halus." Ucap Eren disebelah.
"Benarkah?!"
"Oi Eren, [name] berhenti mengoceh sesuatu yang tidak penting, telinga ku akan sakit mendengar omong kosong itu, bagaimana jika kalian disantap oleh titan karena tidak fokus." Tegur Levi dengan kilatan mata yang tajam.
"M-maaf kopral." Cicit Eren sambil menunduk.
"Rasa kebencian ku pada kopral Levi semakin tinggi."
---
Buruk, sangat buruk.
Ini lebih buruk dari apapun.
Ini lebih buruk daripada saham ku turun drastis.
Aku mengepalkan tangan ku dengan kuat, lalu aku bisa merasakan air mata jatuh dari pelupuk mata ku.
Beberapa hari yang lalu...
"[Name] kau dapat merasakan nya?" Tanya Erd ambigu.
"Maksudmu merasakan apa?" Aku dan skuad Levi yang lain masih berkuda di dalam hutan yang jauh dari dinding. Pohon pohon menjulang tinggi membuat kita seperti semut yang sedang mencari makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soulmate [ Levi X Reader ]
FanfictionSetelah kejadian dinding Maria runtuh, warga dinding Maria diharuskan mengungsi ke dinding selanjutnya, dinding Rose. Kejadian itu bersamaan dengan meninggal nya kepala keluarga [last name] [Name] yang seorang anggota keluarga yang tersisa terpaksa...