P A R T 9

5K 292 4
                                    

Mengetahui kenyataan memang menyakitkan. Terima tidak terima, takdir yg menyatakan dan tak bisa untuk ditentang. Karna itu sudah keputusan tuhan.

~ CANCER ~

***
Jan lupa vomment biar gue tambah semangat lanjutin ceritanya:v
*

**

"Gue bakal ngebunuh rasa itu" ucap aldy.

"Kenapa?" tanya rara bingung. Aldy tersenyum kecut.

"Gue cuma gak mau nyakitin cewek yg gue sayang. Jadi, lebih baik ada batas diantara rasa itu" jelas aldy. Rara mengernyitkan dahinya.

"Percuma lo ngebunuh rasa itu, kalo ceweknya juga sayang sama lo gimana? Itu sama aja lo mempermainkan rasa" Aldy terhenyak dengan ucapan gadis itu.

Aldy terdiam sejenak. Memikirkan kata yg tepat untuk diucapkan kepada rara. Menyusun kata agar tidak terlalu terbuka. Mungkin lebih kepada kalimat yg sulit untuk dimengerti.

"Setiap pilihan, pasti punya alasan. Gue milih pilihan itu, karna ada alasannya ra" ucap aldy lirih.

"Berarti lo egois dong" aldy mengernyitkan dahinya. "Lo gak mikir perasaan cewek itu. Dia pasti sakit" ucap rara. Aldy terdiam sesaat. Perkataan rara ada benarnya, fikir aldy.

Ini yg sulit dari cinta. Salah memilih, menyesal lah jadinya. Niat untuk membuat batas malah berakhir dengan luka. Niat ingin membahagiakan, berakhir menjadi penyesalan.

Tidak semua pilihan yg menurut kita benar akan bisa membahagiakan orang yg kita sayang. Nyatanya pilihan memang sulit. Salah memilih, malah akan menjadi rumit.

"Lo punya barang kesayangan gak?" tanya aldy. Rara mengangguk. "Kalo barang itu hilang dan lo udah cari kemana-mana tapi tetap gak ketemu, apa yg lo rasa?" tanya aldy lagi. Gadis pemilik mata hijau cerah itu tampak berfikir sejenak.

"Yaa..., ngerasa kehilangan dan sedih lah. Namanya juga kesayangan" celetuk rara.

"Makanya, jangan terlalu sayang kalo takut kehilangan. Seperti dikasih batasan. Sesuatu yg berarti pasti bakal hilang dan pergi"

"Kalo menurut gue sih, gue bakal ngejaga barang yg gue sayang dengan sebaik mungkin. Biar dia gak hilang. Gue gak mau barang yg udah gue sayang itu hilang. Gue bakal nangis kalo gitu mah"

"Jangan nangis" ucap aldy cepat. Rara mengernyitkan dahi bingung.

"Kenapa?" heran rara.

"Suatu hal yg hilang atau pergi itu seharusnya jangan lo tangisi. Lo harus ikhlasi"

"Kalo gak bisa, gimana?" tanya rara lagi.

"Ya belajarlah"

.

"Ssshhh awh" ringis aldy seraya memegang kepalanya yg berdenyut.

Aldy dan revan baru saja keluar dari kelas setelah 30 menit bel dibunyikan. Kedua lelaki tampan itu juga sudah mengatakan pada sahabatnya bahwa mereka akan pergi ke distro. Aydan dan fikri tidak ikut karena mereka sudah berbelanja di distro 2 hari yg lalu. Jadi mereka tidak ingin ikut, sekaligus menghemat dan mengumpulkan uang untuk masa depan. Itu sih, perkataan fikri.

Dan sekarang, kedua lelaki tampan itu sedang berada diparkiran yg sudah tampak sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yg masih terparkir. Mungkin kendaraan milik siswa-siswi yg sedang latihan basket atau sekedar nge-band, atau kegiatan dari sekolah lainnya.

"Lo kenapa al?" tanya revan yg mendengar ringisan lelaki itu tadi dan langsung saja ia membalikkan badannya menjadi menghadap lelaki itu.

"Eh, gak pa-pa. Cuma sakit kepala doang. Ntar lagi juga ilang" jawab aldy. Wajahnya pun tampak memucat.

CANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang