P A R T 16

3.6K 214 15
                                    

Karna ada banyak cara untuk mencintai. Bukan hanya untuk difahami, tetapi juga menjadikannya bukti bukan sekedar mimpi.

~ CANCER ~

***
Budidayakan vote dan commentnya😀
***

"demon" panggil allin yg sudah duduk disebelah lelaki sipemilik mata hijau pekat itu. Sipemilik mata hijau pekat itu langsung mendudukkan tubuhnya.

"Iya ma" sahut sipemilik mata hijau itu. Demon memang memanggil allin dengan sebutan mama sejak ia kecil.

Allin tersenyum lembut kearah demon seraya mengusap lembut surai coklat milik demon. Allin telah menganggap demon sebagai anaknya sendiri. Demon merasakan kasih sayang seorang ibu dari allin. Karna mama demon telah tiada saat setelah melahirkan demon.

Belaian lembut yg diberikan allin sama dengan belaian mamanya dulu. Demon masih mengingat bagaimana terakhir kali mamanya membelainya dan menciumnya waktu itu. Walau pun ia baru lahir, ia masih bisa merasakannya dan mengingatnya sampai saat ini.

Mama demon yg bernama Akhta Nadyra Alexander yg tak lain adalah kembaran dari Allina Nadyra Gabriel. Wajah dan sifat mereka sangat lah sama. Hanya saja, fisik akhta cenderung lebih lemah dari allin.

"Gimana sekolahnya? Kamu suka? Kalo kamu kurang nyaman, kita bisa cari sekolah lain" ucap allin lembut. Demon balas tersenyum lembut.

"baik kok ma" jawab demon.

Allin membelai surai coklat demon dan mengecup dahi demon sekilas. "Kalo ada apa-apa jangan diem aja. Kamu tu suka banget mendam-mendam" ujar allin. Demon hanya tersenyum dan mengangguk.

Lebih baik dipendam dan merasakan rasa ini semakin dalam hingga sebuah kata 'mengikhlaskan' adalah sebuah akhiran. Batin demon.

.

"WHAT ARE YOU DOING TO ME!!!" teriak bulan murka. "MOMMYYYY" rengek bulan.

"Gue gak pernah main-main dalam berucap" ucap aydan dingin. Bulan pun menatap aydan sengit.

"Lo gak ada otak emang. Udah nyuri first kiss gue. Bikin gue kesel. Sekarang lo belagak jadi cold boy. Mau lo tu apa sih?" omel bulan kesal.

"I want you" ucap aydan dingin dan menatap tepat di manik mata coklat milik bulan.

Bulan melotot kaget dengan ucapan aydan yg to the point itu. Bukan cuma bulan. Shella, gishel, rara dan fikri pun sama kagetnya dengan bulan. Sedangkan revan dan aldy hanya saling tatap dan tersenyum setelahnya.

"L-lo ng-ngo-mong a-pa?" tanya bulan terbata.

Aydan berdecak kesal. "Gak ada pengulangan kata" ucap aydan masih dengan mimik wajah yg datar dan dingin. Sama sekali gak ada romantisnya_-

"Udah deh. Gue tau lo ngerti maksud aydan" ucap revan. Bulan beralih menatap revan.

"Jawab napa lan. Udah lama aydan mendam rasa sama lo" timpal aldy.

Bulan terdiam. Sejak kapan aydan yg menyebalkan ini bisa memendam rasa padanya? Padahal mereka selalu bertengkar dan tak pernah akur.

"Gue gak nyuruh lo jawab sekarang. Lo bisa pikirin ini. Gue gak mau maksa, karna ini menyangkut perasaan. Tapi jangan ngegantungin gue. Jangan buat gue nunggu terlalu lama. Jangan buat gue nyesal karna udah merjuangin lo. Gue maunya yg pasti-pasti aja. Kalo lo bilang iya, iya. Enggak, enggak. Jangan labil, karna ini cinta. Jangan buat gue kecewa dengan beri gue harapan tapi akhirnya gue dijatuhkan" aydan menjeda ucapannya. Kini tangannya mengelus pipi mulus bulan dengan lembut. "Gue sayang sama lo. Cinta sama lo. Harapan gue, please be mine?"

Tampak bulan yg speachless dengan tingkah aydan saat ini. Jantungnya pun menjadi berdebar tak karuan. Tetapi juga terasa menyenangankan karena debaran yg beraturan. Kata-kata yg dirangkai aydan membuat jantung bulan berdetak lebih cepat dari biasanya.

Gadis pemilik mata coklat itu senang sekaligus terharu. Tanpa disangka olehnya, cairan bening telah berkumpul dipelupuk matanya siap untuk meluncur membasahi pipi mulusnya. Bulan tak bisa lagi untuk menahan air mata itu. Air itu pun menetes dan mengalir membasahi pipinya tanpa bisa dicegah. Bulan memeluk aydan erat. Aydan pun membalas pelukan itu tak kalah erat.

Kata-kata yg terlontar memang tidak lah semanis 'dylan' karna ia adalah aydan. Ia mengucapkan untuk bulan bukan 'milea' nya 'dylan'. Tapi bagi bulan, kata yg diucapkan aydan cukup membuat jantung memompa lebih cepat dan darah terasa berdesir seakan melayang. Ungkapan itu bagai bukti.  Bukti yg tersirat akan kata-kata.

"Kok kalian gak kaget sih?" tanya shella yg baru sadar bahwa revan dan aldy tidak terlihat terkejut sedikit pun. Aldy dan revan hanya menyunggingkan senyuman manisnya.

Flashback on

Jam menunjukkan pukul 20.02 WIB. Malam yg terasa sejuk. Bintang-bintang bertebaran diatas sana. Bulan pun ikut bergabung untuk menyinari galapnya malam.

Didalam sebuah kamar bernuansa super hero terdapat tiga orang remaja laki-laki dengan kesibukannya masing-masing.

Revan yg duduk bersender pada kepala kasur seraya memetik senar gitar yg menghasilkan nada yg indah untuk mengisi sunyinya malam. Aldy yg sibuk dengan iphone nya. Sedangkan aydan, lelaki itu tengah melihat bulan dan bintang yg berkerlap-kerlip dijendela kamarnya yg sengaja dibuka olehnya. Mereka bertiga sedang berada di kamar aydan. Aydan yg menyuruh mereka berdua untuk datang ke apartnya.

Fikri tidak bisa ikut bergabung bersama mereka bertiga malam ini. Karna lelaki itu ada acara makan malam bersama keluarganya.

"Kalo gue dikelilingi beribu bintang yg paling indah, gue tetep akan pilih bulan" ucap aydan yg tak mengalihkan arah pandangnya keatas langit.

Aldy yg fokus dengan iphone pun mematikan iphone nya dan kini beralih menatap aydan yg berdiri dijendela kamar yg terbuka. Revan pun menghentikan petikan gitarnya. Kini mereka sama-sama memperhatikan aydan.

"Kenapa?" tanya revan yg mulai bersuara.

"Karna bulan cuma satu" jawab aydan.

"Ya, bisa dikatakan istimewah" timpal aldy.

Aydan pun membalik badannya. Dan kini menatap kedua sahabatnya yg juga menatapnya.

"Lo masih pacaran sama lisa?" tanya revan.

"Udah putus. hampir satu minggu malah. Lo aja yg kudet" sindir aydan.

Aldy mengernyitkan dahinya. "Bukannya lo baru pacaran sama dia?" tanya aldy.

"Bosen"

Ya, selalu kata-kata itu yg meluncur mulus dari mulut aydan dengan tanpa dosanya. Aydan juga sering bergonta-ganti pacar, sehingga ia dicap sebagai player. Memang setiap aydan menjalini hubungan tidak akan lebih dari 2 minggu, itu pun yg paling lama.

"Kenapa lo pacarin kalo akhirnya kek gitu?" tanya revan.

"Ntah lah, Gue gak nyaman. Selama gue pacaran, gue gak pernah ngerasa sayang sama mereka. Mereka tu cuma buat mainan dan pelampiasan gue aja" jelas aydan.

"Inget dan, didunia ini masih ada karma" peringat aldy.

"Yah, gue tau itu. Dan ini juga bukan salah gue dong. Mereka tau gue player, tapi masih aja mau jadi pacar gue. Siapa yg bego coba?"

"Makanya jangan baperin cewek. Lo kek gak tau cewek aja, mereka mudah baper orangnya" jelas aldy.

"Yg ngomong apa kabar?" sindir revan.

"Gue gak pernah baperin mereka. Mereka aja yg baperan. Mereka gak bisa bedain mana keperdulian, mana perhatian" jelas aldy.

"Gue juga gak pernah baperin mereka. Mereka malah yg nembak gue" ucap aydan.

Memang aydan tidak pernah nembak cewek. Malah sebaliknya. Sungguh merendahkan derajat kaum hawa bukan?

"Jadi, maksud ucapan lo yg tadi apa-an?" tanya revan.

"Sebenernya........

CANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang