E P I L O G

4.8K 159 39
                                    

Revan, rara, bulan, shella, gishel, fikri, demon, kia, dan louis berdiri mengelilingi makam yg bertuliskan nama 'Aldy Samudra Gabriel'. Air mata mereka bercucuran kecuali demon. Demon hanya diam seraya memandang kosong kemakam aldy. Jujur, dadanya terasa sesak.

Dimana aydan? Lelaki itu sangat amat merasakan penyesalan. Dirinya telah hancur bagaikan kaca yg telah pecah. Sehingga tidak dapat kembali lagi. Aydan terlalu malu untuk datang kemakam sahabatnya itu. Dirinya merasa bahwa ia tidak pantas berada disana.

Kesembilan remaja itu kompak mengenakan pakaian serba putih. Setelah mengetahui hal yg sebenarnya, mereka langsung saja menyambangi kekediaman sahabatnya itu. Mereka juga tau bahwa demon adalah sepupu aldy.

Dan, disinilah sekarang mereka berdiri dengan hati yg tersayat perih. Satu sahabat mereka pergi meninggalkan mereka dengan hubungan yg tak baik saat terakhir kali mereka bertemu. Sungguh penyesalanlah yg dirasakan mereka sekarang.

Rara terus saja menangis seraya mengusap-usap batu nisan yg bertuliskan nama lelaki yg sangat ia cintai itu. Air matanya menyuarakan kekecewaan, kepedihan serta penyesalan yg takkan pernah terlupakan.

"Gue cuma gak mau nyakitin cewek yg gue sayang. Jadi, lebih baik ada batas diantara rasa itu" jelas aldy.

.

"Gue sayang lo ra. Gue sadar, kalo gue membunuh rasa ini, gue adalah manusia terbodoh. Gue juga gak mau lo tersakiti" ucap aldy.

.

"Pohon itu kokoh. Dia bisa numbuhin daun yg rimbun dan buah yg lebat. Itu udah hukum alam dan mungkin kuadratnya si pohon. Sama kayak kamu. Kamu numbuhin rasa sayang dan cinta dihati aku. Mungkin udah jadi kuadratnya kamu buat naklukin aku"

.

"Aku gak kemana-mana. Aku selalu ada dihati kamu" ucap aldy seraya mencubit lembut hidung mancung rara.

.

Beberapa penggalan kalimat tiba-tiba melintas dikepala rara. Membuat rara mencengkram tanah makam aldy dan nangis sejadi-jadinya. Teriakan rara sangat memilukan. Gadis itu tak bisa lagi untuk menahannya.

Revan yg berada dibelakang rara langsung saja memeluk gadis itu guna menenangkannya, walau air mata juga mengalir deras membasahi pipinya.

.

Malam ini, kesembilan remaja itu sedang duduk termenung dibalkon mansion milik keluarga Gabriel diJerman. Memang makam aldy berada ditempat kelahiran pemuda tampan itu.

Hening. Tak ada perbincangan hangat atau candaan yg terlontarkan. Fikiran semua sangat kosong. Hanya kehampaan yg dirasa. Padahal aldy telah menuliskan surat untuk mereka agar tidak menangisi kepergiannya atau pun merasa bersalah akan apa yg telah terjadi.

Diantara semuanya, rara lah yg paling berantakan disini. Sudah 3 hari gadis itu tidak makan. Hari-hari sebelumnya saja dipaksa oleh sahabat serta keluarganya agar gadis itu mau makan. Dan 3 hari ini, rara sangat sulit untuk dibujuk.

Gadis cantik pemilik mata hijau cerah itu menatap kosong kearah luar. Tak ada gairah dalam dirinya. Hanya kekosongan belaka.

"Terkadang, kebahagiaan gak selalu melekat pada orang yg kita sayang. Kebahagiaan juga bisa datang pada orang asing. Orang yg sebelumnya gak pernah ada didalam hidup kita dan dia hadir membuat hidup kita menjadi terkesan disaat orang yg kita sayang gak ada atau telah pergi"

Tapi siapa al?. Tanya rara membantin saat terbesit ucapan aldy dulu padanya.

"Kalo misalnya bintang dan bulan enggak bisa lagi memancarkan cahayanya. Cari lah cahaya lain agar malam gelapmu diterangi. Jangan sampe kamu nungguin cahaya bulan dan bintang yg gak datang hingga malam menggelapkanmu dan membuatmu ketakutan"

CANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang