P A R T 44

2.8K 141 124
                                    

1+1=2
Aku + kamu = dia
Karna kisah cinta tak selalu berdua. Pasti ada orang ketiga didalamnya.

~ CANCER ~

***
Happy reading:v baca juga new story gua 'VANILA' langsung aja buka work dan baca. Kalo suka masukin ke reading list kalian dan beri vommentnya mksh;)
***

"So, hukuman apa yg cocok buat lo?" tanya shan lebih kepada dirinya sendiri. Shan tersenyum miring. Lelaki itu mulai mendekatkan wajahnya kewajah ellen.

Ellen terus berusaha menghindari wajah tampan shan yg semakin lama, semakin mendekat. Hingga.....

"Ekhem" deheman itu menghentikan aksi shan. "Udah punya apa kamu main nyium anak saya. Masih kecil juga" cibir alex.

Degg

"Mampus" gumam shan yg hanya bisa didengar oleh ellen. Shan mulai menjauhkan wajahnya. Sedangkan pipi ellen sudah seperti kepiting rebus yg siap dihidangkan.

Shan membalikkan badannya. Dan tampak lah alex yg sedang berdiri dekat pintu seraya melipat tangan didepan dada.

"Sudah saya katakan, kalian belum cukup umur untuk menjalini hubungan. Mungkin shan sudah wajar untuk berpacaran, tapi tidak dengan ellen. Dia masih 12 tahun. Tidak bisakah kau mengerti?"

"Aku tau. Dan aku tak akan melepaskan ellen"

"Ada apa ini?" tanya allin yg baru saja tiba.

"Tidak apa-apa. Hanya, urusan lelaki" jawab alex setelah mengecup pucuk kepala allin sekilas.

"Ck! Tidak percaya shan hm?" tanya allin seraya memeluk alex dari samping. Alex pun membalas pelukan sang istri.

"Bagaimana aku bisa percaya. Dan lagi pula, ellen masih belum cukup umur untuk ini semua. Mereka hanya dalam masa puber. Ini hanya sesaat, lihat saja beberapa hari kedepan. Mereka akan merasa bosan dan saling meninggalkan" jelas alex.

"Tidak akan. Apa yg sudah aku genggam, tidak akan aku lepas, apa lagi kutinggalkan. Dan aku tak akan pernah merasa bosan" keukeh shan.

"Kau tak mengerti" frustasi alex.

"Tentu saja anda yg tak mengerti. Ini masalah hati. Aku juga tak ingin ini semua terjadi. Hanya saja, hati ini yg memilih. Aku pun tak menyangka bahwa hatiku memilihnya" shan menjeda ucapannya. "Ini bukan tentang apa yg aku mau, tapi keinginan hati itu sendiri" jelas shan panjang × lebar.

Alex terdiam. Bagaimana bisa anak remaja seusia shan berbicara layaknya orang yg sudah dewasa, fikir alex. Shan menggenggam tangan ellen yg berada disebelahnya.

"Bisakah om berhenti untuk menyuruh ellen memutuskan hubungan ini?" tanya shan dengan sangat mantap dan wajah yg meyakinkan.

"Ck!" alex mengusap kasar wajah tampannya yg sedikit bewokan itu. "Kalian masih kecil. Setidaknya, tunggulah ellen sampai masuk SMA" ucap alex melembut dan tak habis fikir dengan kekeras kepalaan seorang shan.

"Bagaimana jika kita membuat sebuah kesepakatan?" tawar shan. Alex mengangkat sebelah alisnya.

.

"Anjir, masih pagi weo... Udah ngerokok aja lu" cibir fikri yg melihat aydan sedang menikmati rokok dipagi hari.

"Ck! B aja kali" acuh aydan.

"Mas aydan, kenapa kamuh selalu begini. Aku tak suka masss. Merokok bisa membunuhmu mas. Aku tak ingin menjadi janda mas" ucap fikri dengan lebaynya seraya wajahnya yg dibuat semenderita mungkin.

CANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang