20 Maret 2018
Aku gak tau kenapa, tapi akhir-akhir ini aku seperti diawasi.
Aku kayak gini semenjak Keiji sama temen-temennya nyiduk penjahat yang waktu itu. Padahal itu tiga bulan lalu!
Aku berusaha mensugesti diri sendiri kalo itu cuma imajinasi. Aku makin kesini aku makin parno.
Kayak ada orang yang ngikutin aku kemana aja aku pergi, biasanya sih dari sore sampe malem.
Kalo lagi jalan, mau itu sendiri atau pas rame, perasaanku pasti gak enak. Pas aku cek, entah kebelakangku atau kesampingku, gak ada satu pun sosok yang mencurigakan.
Aku gak berani bilang soal masalah ini ke Keiji, karena dia lagi sibuk sama pekerjaannya. Aku gak mau jadi pengganggu.
Maaf ya.. hari ini (Name) ga bisa nulis banyak. Aku lagi cemas banget sekarang. Semoga semua ini beneran cuma imajinasiku aja.
---------------------------
Akaashi mengepalkan tangannya erat hingga memutih. Marah pada dirinya sendiri yang lalai melindungi (Name).
Halaman yang baru saja ia baca, adalah halaman terakhir yang ditulis (Name) di dalam buku hariannya. Tepat keesokan harinya, tanggal 21 Maret, adalah tanggal dimana (Name) menghilang. Tanggal dimana semua tragedi yang mereka alami berawal.
Akaashi menangis sembari memegang tangan (Name). Menangis sesenggukan meratapi penyesalan mendalamnya hingga membuat pacarnya harus menderita seperti ini.
"Maaf (Name). Maafkan aku..."
------------------------------------------
Alnitak
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilogi Sabuk Orion #1 - Alnitak
FanfictionAgent AU! Aku menunduk, menangkupkan kedua tanganku, dan memejamkan mata Setiap malam, Aku menengadah, mengarahkan wajahku ke cakrawala, menatap ribuan bintang yang gemerlap Setiap malam, Aku berdoa, aku bersimpuh, aku pasrah... Aku memohon kepadamu...