2 Mei 2018

493 69 6
                                    


Udara dingin tak menghalangi sekelompok pria berseragam hitam mengepung sebuah gudang kumuh di pelosok prefektur Yamanashi.

Pondasi bangunan terlihat tak terawat dan sangat kotor. Area sekitar gudang sudah ditumbuhi alang-alang tinggi, yang mana membuat bangunan itu nyaris tak terlihat. Tanah tempat bangunan tersebut letaknya memang tidak strategis. Jangankan didatangi, orang yang lewat pun hampir tak pernah.

Suasana horor dan sepi dari bangunan itu membuat orang-orang makin enggan untuk sekedar lewat. Beberapa dari mereka sampai ada yang rela memutar demi menghindari gudang kumuh tersebut.

Kenapa sih dengan gudang kumuh itu? Ada apa di sana?

Sederhana. Gudang itu adalah tempat (Name) diculik.

Berterima kasih lah kepada peralatan canggih milik para agen rahasia. Bermodal sebuah video, mereka bisa melacak koordinat posisi gudang kumuh yang sedang kita bahas.

Malam hari mereka mendapat rekaman dari pelaku penculikan. Beberapa jam setelahnya, pukul 2 lewat 15 dini hari tepatnya, salah seorang agen bernama Kenma berhasil melacak lokasi tempat rekaman tersebut diambil. Tanpa pikir panjang, mereka langsung berangkat saat itu juga. Tak perduli rasa kantuk yang mendera karena beberapa dari mereka ada yang sudah aktivitas sejak pagi.

Berhubung sudah dini hari, perjalanan dari Tokyo ke Yamanashi hanya memakan waktu sekitar 45 menit. Tentu saja itu sudah dengan memacu kecepatan di atas 100 km/jam.

Operasi kali ini dipimpin oleh seorang pria berambut pendek bewarna coklat kehitaman bernama Daichi. Ia memberi isyarat kepada seorang pria berambut coklat jabrik bernama Iwaizumi untuk mengecek keadaan di dalam melalui jendela yang sudah tidak ada kacanya.

Dengan hati-hati, Iwaizumi melongok ke dalam. Ia melihat gudang tersebut hanya terdiri dari satu ruangan luas dengan satu lampu menyala di bagian tengah. Di bawah remang lampu, tampak sosok (Name) yang tengah tersungkur tak bergerak di lantai. Beberapa meter didepannya ada kamera dalam kondisi nonaktif lengkap dengan tripod. Serta seorang pria yang tertidur di kursi.

Iwaizumi melaporkan kondisi 'aman' kepada Daichi. Mantan kapten Karasuno tersebut lantas memberi isyarat kepada mereka yang ikut untuk menyebar lalu masuk diam-diam.

Daichi, Iwaizumi, Kuroo, pria bermata hitam kebiruan bernama Kageyama, pria berambut coklat berponi bernama Oikawa, pria hiperaktif bernama Bokuto, dan Akaashi adalah mereka yang turun untuk kontak fisik.

Yang di dalam mobil ada Kenma yang melakukan monitoring keadaan, serta Sugawara dan dua orang lain bernama Matsukawa dan Hanamaki menjadi back-up dan melakukan penjagaan dari belakang.

Ketika mereka yang turun sudah masuk ke dalam gudang melalui berbagai sisi yang berbeda, mereka dikejutkan dengan si pelaku yang kini sudah ada di belakang (Name). Satu tangannya melingkar di leher (Name) sedangkan yang satu lagi menodongkan pistol ke pelipis (Name).

Tujuh orang agen muda tadi kompak menodongkan senjata api mereka ke arah si pelaku

Tak ada yang bergerak, tak ada yang bersuara. (Name) yang masih setengah sadar berusaha memfokuskan pandangannya yang kabur. Tubuhnya terasa sakit. Sakit sekali sampai-sampai di beberapa bagian tubuhnya mati rasa. Walau pandangannya masih kabur, (Name) bisa melihat dengan samar siluet Akaashi berdiri didepannya sembari menodongkan pistol.

Dari awal masuk, pandangan Akaashi terfokus pada pacarnya. Keadaannya lebih parah dari yang ada di dalam rekaman. Banyak luka-luka baru di tubuh (Name), beberapa bahkan masih mengeluarkan darah.

Batin Akaashi mulai tak tenang. Ingin ia rengkuh tubuh pacarnya lalu memeluknya erat. Tapi sebelum itu, ia tahu kalau ada satu pengganggu yang harus disingkirkan.

Trilogi Sabuk Orion #1 - AlnitakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang