5 Desember 2018

818 78 15
                                    

Akaashi tertidur pulas di atas meja kantornya. Berlembar-lembar kertas laporan menumpuk disekelilingnya. Mengurung kepalanya bagai menara pencakar langit.

Jas dokternya disampirkan sembarang pada sandaran kursi yang sedang ia duduki. Segelas kopi, sebuah smartphone, dan sebuah kacamata tergeletak di atas meja tak jauh dari posisi kepalanya. Tas kerjanya tergeletak sembarang di atas sebuah sofa yang ada di ruangan kerja Akaashi. Sebuah kemeja putih dengan keadaan serupa berada di dekat tas tersebut.

Bunyi alarm dari smartphone membangunkan si dokter muda dari tidur (tidak) nyenyaknya. Kantung matanya masih hitam, matanya masih merah, rambut hitamnya makin acak-acakan, dan sedikit air liur keluar dari ujung bibirnya. Beberapa hari belakangan ia disibukkan dengan banyaknya kertas laporan yang menumpuk. Akaashi sampai lembur bahkan tidak mengunjungi pacarnya yang masih koma.

Akaashi mematikan alarm di smartphonenya. Ia tegakkan badannya lalu meregangkan otot-ototnya yang kaku. Akaashi tarik kedua tangannya ke atas selama beberapa detik sebelum ia lepaskan menggantung di samping badannya.

Akaashi mengacak rambutnya sebentar sembari melihat ke arah jam dinding. Pukul 23 lewat 45. Entah sejak jam berapa ia tertidur, yang Akaashi tahu ia sedang mengerjakan laporan dan setelah itu tertidur tak ingat apa-apa.

Akaashi berdiri dari kursi tempat ia tertidur. Berjalan menuju bagian tengah ruang kerjanya lalu melakukan stretching ringan. Kedua lengan kaos pendeknya ia gulung sampai ke pundak. Seolah Akaashi sedang menggunakan kaos tanpa lengan.

Selesai stretching, otot-otot tubuh Akaashi terasa lebih rileks dan rasa kantuknya perlahan mulai hilang. Akaashi kembali berjalan ke arah mejanya. Mengecek ulang laporan yang untungnya sudah selesai sebelum ia tertidur di atas meja.

Akaashi merapikan meja kerjanya. Menyusun dan memasukkan kertas laporan ke dalam laci sesuai urutan serta membersihkan gelas sisa kopi. Setelah semua beres dan rapi, Akaashi mendudukan dirinya di atas sofa. Ia pejamkan matanya sejenak mengistirahatkan badan sehabis merapikan ruang kerjanya.

Melirik ke arah jam, menunjukkan pukul 00 lebih 20 menit. Hari sudah berganti menjadi tanggal 5 Desember, hari ulang tahunnya.

Akaashi berdiri lalu berjalan menuju jendela. Dilihatnya mulai salju turun dengan perlahan menghiasi langit malam musim dingin. Akaashi berjalan ke luar ruang kerja menuju kamar mandi. Membersihkan badan mengingat ia tidak mandi sejak dua hari lalu.

Keluar dari kamar mandi, Akaashi berjalan menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Akaashi memilih celana training panjang sebagai bawahan. Sedangkan untuk atasan, Akaashi hanya memakai jaket hoodie bewarna gelap tanpa menggunakan kaos.

Pria berusia 24 tahun tersebut kembali ke ruang kerjanya untuk mengambil smartphone yang ia tinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria berusia 24 tahun tersebut kembali ke ruang kerjanya untuk mengambil smartphone yang ia tinggal. Ketika hendak mengambil smartphonenya, ia melihat benda berbentuk kotak tersebut menyala lalu mati.

Trilogi Sabuk Orion #1 - AlnitakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang