[1] Pertemuan

134 20 2
                                    

Seorang gadis tertidur dengan kepala di atas buku pelajaran, tidur dengan keadaan duduk.

Alarm telah berbunyi, menunjukan pukul enam pagi, sang empun masih tertidur pulas, dikarenakan ia tidur pukul tiga subuh.

"AQUILLA!!" teriak seseorang dari luar, sontak membuat orang yang tertidur tadi terbangun dengan mata yang masih sipit dan belum sepenuhnya jiwanya masuk semua.

"Iya mah, Qilla udah bangun" balas gadis tersebut.

Setelah nyawanya terkumpul, gadis tersebut langsung membereskan buku yang akan ia bawa hari ini dan bersiap siap untuk pergi ke sekolah.

Setelah 20 menit bersiap - siap dengan memakai seragam SMA komplit.

Bad nama di dada kanan tertera
"Aquilla Maharani"

Gadis kelas dua SMA ini telah siap untuk pergi sekolah.

Gadis itu keluar dari kamar dan turun ke lantai satu untuk sarapan.

"Pagi semua nya"

"Pagi"
"Pagi"

Ayah dan ibu qilla membalas sapaan nya.

"Pulang jam berapa hari ini sayang?" Tanya sang ibu sebari mengoles ngoles roti.

"Emmm... jam setengah tiga mam" balasnya.

"Langsung pulang, jangan keluyuran dulu" ucap ayah nya

"Siap kapten" balas qilla sebari hormat

"Yaudah cepetan berangkat, udah telat tuh, liat jam" ucap mama nya

Gadis yang biasa di sapa qilla ini tersenyum dan mengganguk. "Yaudah qilla berangkat dulu, Assalamualaikum" sebari beranjak dari duduk nya.

***

Kini qilla berada di dalam kelas, untung saja guru yang bertugas piket hari ini bu sabrina, jadi qilla bisa masuk walaupun telat beberapa menit.

Jam pertama di awali dengan pelajaran Fisika, sarapan yang paling segar bagi anak anak ipa pada umumnya.

Tapi tidak termasuk qilla, qilla sangat tidak suka pelajaran fisika, ia pusing bila harus terus bergelut dengan rumus rumus fisika yang tidak pernah masuk kedalam otak nya.

"Udah mah hari senin, pelajaran pertama fisika, empat jam lagi, MANTAP" ucap qilla yang langsung meneggelamkan wajah nya.

Pelajaran fisika berjalan begitu lambat, sepertinya tuhan sedang menguji kesabaran qilla.

Materi yang di ajarkan adalah Dinamika partikel. Tidak satupun rumus dan teori yang masuk kedalam kepala qilla

"Yaaa Tuhan, kapan penderitaan ini berakhir" kesal qilla sebari mengacak rambut.

"Makanya belajar!, bukan ngeluh mulu" ucap teman sebangkunya.

Qilla menatap kesal teman sebangku nya, dan mengabaikan nasihat nasihat teman sebangkunya.

'Udah tau gue gabisa! Malah nyeramahin! Bukanya ajarin!' Batin qilla.

"Ayolah bell bunyi, aku sudah tidak sanggup" ucap qilla yang sudah tidak sabar untuk keluar dari kelas untuk menghirup udara pagi yang menyehatkan, Atau mungkin udara kebebasan.

Cold HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang