[6] Flasback

29 10 0
                                    

Flasback On

Terlihat seorang anak remaja berpakaian rapi sedang bersiap siap untuk tampil di atas panggung.

Hari ini adalah hari pelepasan siswa kelas enam sekolah dasar, dan hari pun ia lulus untuk melanjutkan sekolah ke tingkat menengah.

Sebenarnya ia tidak siap untuk tampil di atas panggung, namun sang nenek terus memaksanya untuk menampilkan bakat nya.

"Farres!" Panggil seorang orang anak kecil.

Farres yang merasa terpanggil langsung membalikan badanya.

"Ada apa?" Tanya farres bingung.

"Apakah ayah dan ibu mu akan datang di acara ini?" Tanya salah satu teman farres.

Farres binggung, harus menjawab apa, sebab ia tahu, bahwa kedua orang tuanya telah tiada.

"Oh iyaa, aku lupa, kan kamu tidak memiliki orang tua" diakhiri dengan tertawa mengejek.

Bagaikan di terpa badai, dada farres sangat lah sakit. Farres menatap teman teman nya dengan mata berkaca-kaca.

"Apa kamu lihat-lihat, iya sudah ayo teman teman kita pergi, kita jangan berteman dengan orang yang tidak punya orang tua" kata-kata nya sunggung menyayat hati farres.

Farres berlari sekencang mungkin untuk bisa bersembunyi. Ia berhenti di belakang sekolah.

Ia menangis sejadi-jadinya, walaupun ia masih berumur sebelas tahun, ia tidak bodoh, iya bisa mengerti bahasa teman-teman nya, yang mengejek secara terang terangan.

"Hiks...hiks....hiks....mama...."
"Papa...hikss...hiks...far..farres... sakit hati..hikss..hiks..."

Saat farres sedang menangis di belakang sekolah seorang diri, panitia dan sang nenek sibuk mencari farres, karena sebentar lagi giliran dia yang akan tampil.

"Yaa ampun ini anak kemana sih"
Lusy kerepotan mencari farres yang sepertiny sedang bersembunyi. Itu firasat yang mengatakan nya.

Benar saja, lusy melihat farres sedang duduk sebari memeluk lutut di belakang sekolah.

Lusy menghampiri sang cucu, namun pada saat akan mendekati farres, lusy melihat mata sang cucu sembab, segera lusy mengampiri farres.

"Sayang kamu kenapa?" Lusy langsung memeluk sang cucu dengan rasa khawatir.

"Omah...hiksss" farres memeluk lusy dengan sangat kencang.

Lusy melepaskan pelukan nya
"Bilang sama omah, siapa yang bikin kamu nangis?!"

"Hikss...hiks..."

"Farresta!"

Farres menatap sang omah dengan tatapan sendu, matanya merah dan berair. "Emang nya..hikss.. salah kalo farres engga punya orang tua hiks..hiks.., emang nya kalo engga punya orang tua hiks.. engga boleh punya temen omah? Hiks...hiks.."

Bagaikan di sambar petir, kata kata yang di ucapkan farres langsung membuat efek sakit pada hati lusy.

"Siapa yang gitu sama kamu?" Tanya lusy yang sudah berkaca kaca.

"Temen farres, omah"

Lusy langsung memeluk farres, ia harus kuat, ia tidak boleh lemah, ia tidak boleh menangis.

Lusy melepaskan pelukan nya.
"Dengerin omah sayang, kamu engga salah punya orang tua, kamu juga boleh punya teman, kamu engga usah denger kata kata temen temen kamu yah sayang, kan kamu punya omah, omah bisa jadi apa buat kamu" ucap lusy panjan lebar, ia harus bisa menguatkan sang cucu.

Farres mengangguk paham.
"Iya udah, sekarang kita siap-siap ya? Bentar lagi kamu bakal tampil"

Lusy mengajak farres berdiri dan berjalan menuju belakang panggung.

Saat dalam perjalan menuju panggung, lusy memberi banyak kata kata motifasi untuk farres.

"Kamu harus buktikan, kalau kamu itu bisa dan kuat, jadi orang tidak akan meremehkan kamu lagi"

Sesampai di belakang panggung, farres langsung bersiap siap dan naik ke atas panggung sebari membawa mic di tangan nya.

Saat di atas panggung, farres mwncoba untuk tenang dan tidak tegang.

Music berbunyi, pertanda ia akan segera memulai untuk bernyanyi.

" Dimana? . akan ku cari
Aku menangis seorang diri
Hatiku ingin slalu bertemu
Untukmu aku bernyanyi"

Sang nenek yang melihat dan mendengar sang cucu bernyanyi lagu tersebut, tak sangup membendung air matanya.

" Untuk ayah tercinta, aku ingin bernyanyi
Walau air mata di pipiku?.
Ibu dengarkanlah, aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi?.."

Lagu ini menggambarkan perasaan farres saat ini, banyak para penonton yang ikut menangis saat farres bsrnyanyi.

" Lihatlah? hari berganti
Namun tiada seindah dahulu
Datanglah aku ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi
Untuk ayah tercinta, aku ingin bernyanyi
Walau air mata di pipiku?.
Ibu dengarkanlah, aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi?.."

Setelah lagu selsai di nyanyikan, banyak penonton yang beridiri sebari bertepuk tangan, saat tadi di atas panggung, suara farres sangatlah indah dan ia bernyanyi menggunakan hati, dan itu yang membuat para penonton takjup pada penampilan nya.

Farres berlari turun dari tangga untuk menghampiri sang nenek.

"Kamu hebat sayang, omah bangga sama kamu" farres datang yang langsung tiba-tiba memeluk lusy.

Flasback Off

Kejadian itu kembali mengingatkan nya pada hal buruk yang tidak mau ia kenang kembali.

Ternyata menjadi orang easygoing adalah buruk, ia memilih untuk menjadi orang penyendiri dan tidak memiliki teman.

Kini farres masih kesal dengan ucapan dokter marsha tadi. Seenak nya saja ia menyebut dirinya gila.

Dan membawa ayah dan ibu nya, farres paling tidak suka bila ada orang yang membawa bawa nama orang tuanya.

Ia tidak akan pernah pandang bulu pada siapa saja, bila itu bersangkutan dengan orang tuanya.

Farres berdiri dan merogoh sesuatu dari kantong celana seragam sekolah nya.

Dan.

Terlihat pisau lipat yang selalu ia bawa kemana mana.

Pisau ini meliki cerita yang bersangkut paut pada kematian kedua orang tuanya.

Pisau ini farres temukan pada saat kejadian pembunuhan itu, ia sengaja menyimpan barang tajam ini.

Pisau lipat yang bercorak naga yang melipat, tapi tunggu.

Bila di lihat dengan jelas, gambar naga ini memiliki arti,

"WJ"

'Siapa sebenarnya pemilik pisau ini?'

Cold HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang