[4] Pengalaman

46 11 0
                                    

Yang baru berumur lima tahun mengayun kan sepedah, "pares bisa, hole" teriak girang sang bocah.

Sang wanita paruh baya tersenyum bahagia, melihat kelakuan anak nya.

"KRING...!"
"KRING...!"
"KRING...!"

Farres terbangun. Ia memimpikan nya lagi, sudah empat kali dalam minggu ini kejadian itu selalu farres mimpikan.

Farres melirik jam alarm yang tadi ia matikan, menunjukan pukul lima pagi, ia bangkit dari ranjang menuju toilet untuk segera bersiap siap sekolah.

Saat farres sedang berada di dalam toilet, seorang wanita yang kelihatan nya sudah berumur, masuk ke dalam kamar farres.

Wanita itu memperhatikan keadaan dalam kamar lalu tersenyum sedih.

"Tak terasa waktu terus berjalan, dan kini kamu sudah mulai beranjak dewasa" wanita itu lalu duduk di bibir ranjang sebari mengambil figura foto yang terlihat foto farres sedang berumur dua tahun.

Foto tersebut memperlihatkan farres yang sedang belajar berjalan bersama kedua orang tua nya. Senyum bahagia mengembang di wajah denisa dan alfa.

"Seharusnya kalian hidup bahagia, dan bisa melihat perkembangan farres" tak terasa air mata wanita itu pun jatuh. "Tapi mama akan membereskan masalah yang terjadi akibat papa mu dan kejadian buruk tidak akan lagi menimpa farres" wanita itu memeluk figura foto yang tadi ia pegang.

"Ceklek"

Pintu kamar mandi terbuka, memperlihatkan farres yang hanya mengenakan handuk se-pinggang untuk menutupi daerah intimnya.

Wanita yang sedang duduk di kasur terasa sadar bahwa cucunya, atau farres sedang memandang dirinya.

Lusy meletakan figura foto tersebut ke tempat semula.

Farres menghampiri sang nenek yang masih duduk di bibir ranjang kasurnya.

"Omah kira, kamu belum bangun" memandang farres lalu tersenyum. "Omah udah siapin sarapan di bawah, kita sarapan bareng, omah tunggu" mengelus pundak sang cucu, lalu pergi meninggalkan farres yang diam tanpa ekspresi.

***

Di meja makan, terlihat dua orang yang sedang menikmati sarapan pagi, suasana begitu canggung, entah ada.

Lusy merasakan bahwa hawa kecanggungan ini seperti benteng diri nya dan sang cucu.

'Ah iya aku lupa untuk memberi tahu nya'

"Farres sayang, setelah kamu pulang sekolah, dokter marsha akan datang kemari" diakhiri dengan senyum.

Farres yang mendengar nama nya di sebut, langsung menatap sang nenek.
Ia hanya memberi respon mengganguk.

Setelah percakapan singkat itu, suasana kembali canggung. Namun tak beberapa lama, farres bangkit sebari membawa tas nya lalu pergi meningalkan sang nenek yang menatap kepergianya.

Lusy merasa dirinya telah gagal menjadi nenek, karna tidak bisa melihat sang cucu bahagia atas kehidupan nya.

Lusy mengambil ponsel milik nya, untuk menghubungi seseorang.

"Hallo?, bagaimana?"

"Masih sama, pelaku masih belum berhasil kami temukan"

Cold HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang