Part 7

5.9K 370 18
                                        

~~~ ^_^ ~~~

Juhyun melangkahkan kakinya dengan begitu percaya diri memasuki gedung perkantoran Cho Group. Ia merasa ini semua sudah cukup. Bisa tidak bisa, mau tidak mau, Kyuhyun harus ikut berpartisipasi dalam persiapan pernikahan mereka. Juhyun benar-benar lelah mengurus semua sendirian.

Terlepas dari apa yang sudah terjadi kemarin, Juhyun tidak peduli. Terlepas dari Kyuhyun yang sudah bertemu Ji Ahn serta membawanya ke rumah keluarga Cho, atau sikap Kyuhyun yang entah kenapa seolah benar-benar berubah, Juhyun pun juga tidak peduli. Kali ini ia ingin benar-benar egois, bahkan jika harus memaksa Kyuhyun sekalipun.

Sesungguhnya saat ini Juhyun tengah diliputi rasa khawatir dan takut. Entah apa yang akan terjadi setelah ini, ia tidak tahu, tidak ingin tahu dan tidak ingin memikirkannya. Bahkan segala pemikiran buruk dan kemelut di hatinya juga benar-benar ia abaikan.

Tuhan, aku yang sudah menemaninya selama beberapa tahun ini. Susah payah aku mendapatkannya meskipun dengan cara yang sangat buruk. Dia milikku. Dia harus bersamaku. Dia tidak boleh berubah. Dia tidak boleh seperti ini. Juhyun pun terus menggerutu dalam hati. Dan seperti biasa, setiap orang yang berlalu-lalang di sekitarnya serta menyapanya pun ia abaikan. Ia lebih memilih fokus ke depan, ke tempat yang menjadi tujuannya.

Ceklek

Juhyun membuka begitu saja pintu ruang kerja Kyuhyun. Ya, seperti biasa. Ia tidak pernah memperhatikan sopan santun. Layaknya seperti seorang pemilik perusahaan, wanita itu masuk begitu saja.

Kyuhyun yang tengah melamun seraya memandangi layar ponselnya pun nampak terkejut melihat kehadiran Juhyun yang begitu tiba-tiba. Pandangannya segera ia alihkan pada wanita yang telah memasuki ruangannya itu. Dan tubuhnya menegak secara otomatis.

"Tidak bisakah kau mengetuk pintu dulu jika akan masuk? Dimana sopan santunmu?" Tegur Kyuhyun yang mulai menunjukkan raut wajah tidak sukanya. Jika dulu ia tidak mempermasalahkan sikap Juhyun yang satu itu, maka tidak untuk sekarang. Sungguh rasanya ia benar-benar muak.

Juhyun menyunggingkan senyum miringnya. Ia sedikit geli dengan pertanyaan Kyuhyun. "Sejak kapan kau peduli pada sopan santunku? Sejak kapan kau mempermasalahkannya?"

Kyuhyun mendengus kasar. Tangannya pun bergerak untuk merenggangkan ikatan dasi yang melingkar di lehernya. "Ada apa? Untuk apa kau datang kesini?"

"Untuk apa aku datang?" Juhyun melangkahkan kakinya, maju beberapa langkah untuk lebih mendekat pada meja kerja Kyuhyun. "Untuk apa kau bilang?" Dan volume suaranya pun mulai meninggi.

"Tutup mulutmu dan pergilah jika kau datang hanya untuk berdebat. Aku tidak memiliki waktu untuk mengurusi hal-hal seperti itu."

Dan tanpa disadarinya, Juhyun mengepalkan kedua tangannya. Rasanya emosi yang ada di ubun-ubunnya semakin membumbung tinggi dan siap untuk diledakkan. Perkataan Kyuhyun, itu bukan hanya seperti menghunus ulu hatinya, namun juga membuatnya ingin menumpahkan lahar amarah yang telah susah payah ditahannya.

"Apa yang sudah Ji Ahn lakukan padamu? Apa dia menggodamu untuk kembali padanya? Kenapa kau jadi seperti ini? Kenapa kau-"

BRAK

Kyuhyun memukul keras meja di depannya hingga menghasilkan suara yang lumayan keras. Pria itu pun beranjak dari duduknya. Kedua bola matanya menatap lurus, memberikan tatapan menghunus pada Juhyun yang nampak mulai ketakutan.

"Jangan pernah membawa nama Ji Ahn dalam masalah kita, Seo Juhyun." Desis Kyuhyun seraya berusaha menahan amarahnya agar tidak semakin meluap, dan akhirnya membuat kekacauan terjadi. "Dia bukan wanita murahan yang akan menggoda lelaki manapun. Lagipula bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak mencampuri urusanku dan Ji Ahn?"

Tell Me The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang