~~~ dianmei124 presents ~~~
Ji Ahn memandang lurus punggung Kyuhyun yang perlahan namun pasti menjauh dari jarak pandangnya. Hanya saja, pandangan wanita muda itu kosong. Sebuah desahan pelan pun terdengar darinya. Jika harus mengakui apa yang dirasakannya sekarang, bolehkan Ji Ahn mengatakan jika ada secercah kekecewaan yang terselip di hatinya?
"Aku tidak tahu apa yang terjadi di sini. Tapi..." Ji Ahn menghembuskan nafasnya pelan, kepalanya juga mulai menunduk. "Seandainya kami tidak bertemu kembali dalam keadaan seperti ini." Senyum miris yang terukir di bibirnya menyusul.
Dalam relung hatinya yang paling dalam, Ji Ahn tahu jika Kyuhyun berniat baik. Hanya saja, entahlah, sepertinya takdir baik tidak mengiringi niat baik itu.
Mata Ji Ahn terpejam sejenak. Nampaknya wanita muda itu mulai kembali merasakan berbagai rasa yang tidak dapat ia artikan, yang bahkan membuat hatinya gelisah pula. Hingga kemudian ketika matanya kembali terbuka, kepalanya pun mendongak.
Ji Ahn mengedarkan pandangannya ke segala arah, mengamati sekitarnya, yang kemudian disusul oleh gerakan kepalanya. Sejenak Ji Ahn merasakan kekosongan luar biasa. Ya tuhan, bahkan di tempat itu seperti tidak ada siapapun selain dirinya. Karena Ji Ahn memang belum menyadari jika tempat itu benar-benar tidak dilalui oleh siapapun selain dirinya.
"Harus kemana aku?" Gumam Ji Ahn. Kaki jenjangnya mulai melangkah. Sementara gerakan mata dan kepalanya masih tetap sama, mencoba mengamati sekitarnya dan mencari jalan kembali. Meskipun pemandangan di sana sangatlah indah dan membuat Ji Ahn ingin menjelajah lebih jauh, namun sepertinya ia lebih memilih untuk mencari jalan terlebih dahulu. Ya, setidaknya ia harus mengingat kemana ia harus melangkah saat akan pulang nanti.
~~~ *** ~~~
Kembali ke kawasan Gangnam yang sangat ramai dan dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi, Kyuhyun mengemudikan mobilnya memasuki pekarangan sebuah rumah berukuran sedang. Lalu menghentikan laju mobil itu ketika merasa mobilnya telah terparkir di tempat yang tepat.
BLAM
Dengan amarah yang menyelubungi hati serta pikirannya, Kyuhyun membanting pintu mobilnya begitu saja ketika telah keluar dari mobil mewah itu. Nampaknya ia benar-benar tidak sabar untuk menumpahkan seluruh amarahnya itu pada wanita muda yang ada di dalam rumah di depan sana.
"Ah, kau datang?"
Seorang wanita berseru begitu Kyuhyun melewati pintu rumahnya dan masuk ke sana. Terdapat kelegaan di raut wajahnya. Dan sepertinya, ia memang telah sangat menunggu kedatangan Kyuhyun. Hanya saja, hal itu tidak berlaku untuk Kyuhyun sendiri. Pria itu justru melempar tatapan nyalangnya pada wanita yang menyambutnya dengan riang itu.
"Kau-" Kyuhyun menggeram tertahan. Ada kilatan amarah yang sangat jelas di pancaran matanya. Hal itu menandakan betapa muaknya ia pada Juhyun, wanita yang merusak acaranya bersama Ji Ahn. "Kau puas melihatku datang, hah?"
Senyum dan raut wajah riang Juhyun pun luntur seketika. Diamatinya dengan seksama setiap ekspresi di wajah Kyuhyun. Dan yang ia dapati adalah amarah yang mendominasi di sana. Sungguh Juhyun merasa ngilu melihatnya. Bukankah di sini Kyuhyun yang bersalah karena sudah seenaknya menyuruh Jongin untuk mengambil gaun pengantinnya? Lalu kenapa pria itu yang marah? Bukankah itu terbalik?
"Kenapa kau memandangku seperti itu? Harusnya kau menjelaskan padaku kenapa kau menyuruh Jongin untuk mengambil gaun pengantinku." Juhyun mulai mengeluarkan aksi protesnya. Tadinya ia ingin melupakan ini, namun jika melihat sikap Kyuhyun, nampaknya ini memang akan sulit untuk sekedar dibicarakan secara baik-baik. "Lagipula, ada di mana kau tadi? Kenapa aku harus mengancammu dulu agar kau bersedia datang? Kita akan menikah, Oppa. Kita-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me The Truth
FanfictionDihianati oleh calon suami hingga keguguran dan kehilangan janin, lalu kecelakaan dan mengalami amnesia, itu semua bukanlah hal yang membahagiakan, namun Ji Ahn mengalaminya. Sementara Kyuhyun, pria itu menyesal. Namun sayang, rasa sesalnya itu tida...