Part 13 (END)

15.7K 609 47
                                    

Annyeong haseyo, Readers~nim... Kkkkkk

Ini part akhir yak. Eum, mungkin nanti akan ada comments nyinyir mengenai ini dan itu. Mungkin akan ada pertanyaan kayak gini pula, "Kok kayak gini? Endingnya kok gini doang?". Percayalah, gue akan mengabaikannya Wkkwkkwkwkk

Sengaja ini gue buat cem gini doang. Akika lelah cyinnn.... Belum lagi rasa males yang mendera kkkkkkk

Just it yak. Happy reading....

~~~ *** ~~~

"CHO KYUHYUN!!!"

Yoon Ji Ahn berteriak keras seiring dengan kedua kelopak matanya yang terbuka lebar. Dan saking kerasnya, teriakan itu bahkan menggema di seluruh kamar yang tengah dihuninya. Wanita muda dengan peluh bercucuran yang membasahi pelipis hingga lehernya itu berulang kali menarik nafasnya yang putus-putus.

Ji Ahn, wanita yang tadi tengah berbaring itu bahkan kini telah terduduk. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba menyesuaikan penglihatannya dengan keadaan di sekitarnya yang terang-benderang, karena memang lampu utama masih dinyalakan. Setelahnya, ia pun mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencoba menebak dimana dirinya sekarang. Dan selama beberapa detik, kebingungan pun melandanya. Ruangan itu bukanlah ruangan pribadinya di rumah keluarga Yoon, bukan. Nampaknya sejenak wanita muda itu melupakan beberapa hal, termasuk ruangan yang di tempatinya sekarang, ruangan yang sering menjadi saksi peraduannya dengan pria-nya.

Masih dengan kebingungan luar biasa yang menguasai dirinya, Ji Ahn mengalihkan pandangannya tepat ke sampingnya. Dan betapa terkejutnya Ji Ahn, ia tidak sendiri, seseorang tengah tertidur pulas di sana. Ya, seorang pria yang bahkan berada dalam balutan selimut yang sama seperti dirinya.

Kedua bola mata Ji Ahn mengamati pria di sana dengan seksama. Pria itu, tidak salah lagi. Itu adalah pria yang membuat Ji Ahn merasakan ketakutan yang begitu besar. Pria yang membuat Ji Ahn merasakan rasa sakit yang teramat dalam, meskipun ia sendiri tak yakin apakah itu nyata atau tidak. Karena bahkan, Ji Ahn sendiri belum bisa memahami segalanya. Seakan ditarik dalam satu waktu yang membuatnya begitu menderita, sungguh Ji Ahn merasakan semuanya. Hingga saat ini, wanita muda itu bahkan masih mengingat jelas segala hal menyakitkan, termasuk setiap jeritan dan tangisan yang didengarnya.

Tanpa bisa ditahan lagi, air mata Ji Ahn melesak dari pelupuk matanya. Wanita itu terisak pelan, hingga mengerang tanpa suara. Sungguh, bahkan hal yang membuatnya shock luar biasa tadinya adalah pria di sampingnya. Kehilangan, begitulah yang ia rasakan. Ji Ahn bahkan merasakan jiwanya melayang ketika mendengar suara letupan keras yang berasal dari pistol yang menembus kepala pria yang dicintainya.

"Sayang..."

Samar-samar Ji Ahn mendengar suara lirihan. Dan itu berasal dari pria di sampingnya. Nampaknya tidur pria itu terganggu. Hingga kini Kyuhyun, pria itu terbangun dan bersusah payah beradaptasi dengan keadaan di sekitarnya.

"Sayang, kau sudah bangun? Ya tuhan... akhirnya." Kyuhyun nampak berseru bahagia. Sementara Ji Ahn, masih dengan air mata yang berlinang dan membasahi pipinya, wanita muda itu hanya terdiam dengan isakan yang masih keluar dari mulutnya. Menyadari hal itu, kelegaan yang tadi muncul dalam hati dan benak Kyuhyun pun sirna. "Sayang, kau menangis? He-hey! Ada apa?" Kyuhyun membawa Ji Ahn dalam pelukannya.

"Kau bermimpi buruk, hum?" Entah untuk ke berapa kalinya, Kyuhyun kembali melontarkan pertanyaan penuh kekhawatiran. "Ssstt... jangan menangis. Apakah kau merasakan sakit? Apakah Baby Cho menyusahkanmu?" Bisik Kyuhyun seraya mengusap perut wanita yang dicintainya.

Sedangkan Ji Ahn, kalimat terakhir Kyuhyun membuat tangisnya berhenti seketika, begitu pula dengan kepalanya yang otomatis menunduk, membuat dua bola matanya mendapati perutnya yang menyembul. Kedua bola mata Ji Ahn membesar. Wanita muda itu terkesiap. Aku hamil? Lirihnya dalam hati. Oh, pertanyaan bodoh! Tentu saja! Perutnya bahkan membesar.

Tell Me The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang