Part 10

6.9K 446 21
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Suasana hening yang cenderung tegang mewarnai setiap sudut kamar Ji Ahn. Di sana, Nyonya Yoon dab Minsoo sama-sama terdiam, seolah tengah menyelami pikiran masing-masing. Namun mata mereka tidak diam. Kedua bola mata para wanita itu memandang lurus ke arah tubuh wanita muda yang terbaring lemah di ranjang. Ada kekhawatiran mendalam yang terpancar dari kedua bola mata wanita itu. Ini bahkan sudah hampir 3 jam, dan Ji Ahn, wanita muda itu belum juga membuka matanya. Padahal seingat mereka tadi Dokter Park mengatakan jika Ji Ahn akan segera terbangun.

Minsoo menghela nafasnya sejenak. Lalu kepalanya menoleh ke samping, ke arah ibu mertuanya yang masih saja menatap sedih sang putri. Seketika itu juga, Minsoo merasakan apa yang dirasakan ibu mertuanya itu. Ya, rasa yang sedari tadi juga menyiksanya. Sungguh ia sangat mencemaskan adik iparnya. Apalagi sekarang di ruangan itu hanya ada dirinya dan Nyonya Yoon yang menjaga Ji Ahn. Tuan Yoon sudah pergi, entah kemana, Minsoo tidak tahu. Lalu Jeongshin, Jaewoon dan Shinju, mereka telah berangkat ke kantor.

"Eommonim..."

Minsoo memanggil ibu mertuanya dengan lirih, didekatinya wanita tua yang masih terdiam itu. Sungguh ia sangat miris melihat keadaannya. Bahkan di masa tuanya yang seharusnya sudah beristirahat dan bermain bersama cucu-cucunya itu, Nyonya Yoon masih saja harus mengurusi putrinya hingga sedemikian rupa.

"Eommonim..." Minsoo menyentuh lengan Nyonya Yoon dengan sangat hati-hati, membuat ibu mertuanya itu terkesiap dan menoleh padanya. "Eommonim, kau belum makan apapun pagi ini. Bagaimana jika aku meminta Ahjumma untuk mengambilkan makanan untukmu?"

"Aku tidak ingin makan, Minsoo~ya." Sahut Nyonya Yoon dengan suara seraknya. "Putriku juga belum makan sejak pagi. Nanti aku akan makan bersamanya saja."

"Eommonim, kau tidak bisa seperti ini. Tentu saja nanti Ji Ahn juga akan makan. Tapi sekarang-"

"Oh, Minsoo~ya!"

Tiba-tiba Nyonya Yoon menyela perkataan Minsoo. Kini wanita tua itu juga beranjak dari duduknya. Kedua matanya yang masih menatap Ji Ahn di depan sana pun melebar. Hingga mau tidak mau, Minsoo mengikuti arah pandang sang ibu mertua. Lalu disusul dengan kedua matanya yang melebar pula.

"Ji~ya..." Minsoo menggumam pelan. Wanita muda itu dan ibu mertuanya pun berjalan ke arah ranjang Ji Ahn. Lalu duduk di kedua sisi ranjang itu.

Di ranjang yang berukuran king size itu, Ji Ahn terlihat menggeliat pelan. Hingga kemudian, matanya juga menyusul terbuka secara perlahan. Minsoo dan Nyonya Yoon menatapnya dengan takjub. Ya tuhan, akhirnya setelah mereka menunggu selama berjam-jam, Ji Ahn mulai bangun juga.

"Ji-Ji~ya, Nak..." Nyonya Yoon mengulurkan tangannya, mengusap pelan pipi sang putri. Sungguh ia merasa lega melihat putrinya mulai terbangun, pasalnya sejak tadi ia memang merasakan ketakutan luar biasa.

Sementara Ji Ahn, wanita muda itu mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba menyesuaikannya dengan pencahayaan di sekitarnya. Hingga ketika samar-samar suara ibunya masuk ke dalam rongga telinganya, Ji Ahn mengikuti sumber suara itu. Dan wajah yang pertama kali dilihatnya adalah wajah sang ibu, wajah dengan mata berkaca-kaca.

"Nak, kau bangun? Apa yang kau rasakan sekarang?" Nyonya Yoon melontarkan pertanyaan yang sarat akan kekhawatiran.

"Eomma..." Dan dengan suara seraknya, Ji Ahn bergumam, memanggil ibunya. Detik berikutnya, matanya kembali mengerjap. Ia seakan melihat kilasan kejadian yang terjadi. Ya, kejadian dimana ia menangis hebat hingga merosot ke lantai. Kejadian dimana ia berteriak meminta penjelasan, bahkan hingga memohon pada sang ibu. Seketika itu juga, air mata Ji Ahn pun meluncur. Wanita muda itu kembali merasakan sakit luar biasa yang mendera dirinya, yang membuatnya seolah kehilangan arah dan merasak sesak dimana-mana.

Tell Me The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang