4. * bertemu denganmu *

2.2K 336 27
                                    

Jisoo berjalan pelan-pelan mendekati tempat tidurnya. Dia tersenyum melihat gadis kecil yang masih tertidur pulas dengan posisi meringkuk di sana. Sudah sebulan kematian kakaknya tapi tetap saja dia merasakan sesak jika mengingat semuanya.

"Jeiya.. Jeiya, bangun sayang." Jisoo duduk dipinggir ranjang dan membelai lembut pucuk kepalanya. Tidak ada reaksi darinya. Jeiya sama seperti dirinya agak susah dibangunkan. Sepertinya dia harus mengikuti cara eonnie nya kalau membangunkan Jeiya.

Jisoo mulai menciumi pipi tembam Jeiya. Awalnya tidak ada pergerakan tapi lama kelamaan Jeiya mulai terganggu... "Eeee.....Eeee..." beberapa kali Jeiya dalam keadaan mata masih tertutup menggunakan tangannya seperti menghapus sesuatu di pipinya. Setelah beberapa kali akhirnya Jeiya membuka matanya. Jisoo terseyum, "Jeiya, Momji buat blueberry cupcakes kesukaan kamu. Bangun ya sayang." Jeiya membalasnya dengan senyuman.

Setelah Jeiya dimandikan dan memakai seragam preschool nya, mereka duduk di meja makan bersama ibu dan ayah Jisoo. "Jeiya nanti bagi cupcakesnya ke Minjoo oppa ya. Kalau Jeiya mau pee bilang sama Miss ya," kata Jisoo sambil menyiapkan tas sekolahnya. Setelah satu bulan Jeiya ijin tidak masuk sekolah akhirnya hari ini dia mulai sekolah lagi. Jeiya hanya diam sambil menghabiskan blueberry cupcakesnya.

Jeiya yang sekarang sangat berbeda dengan Jeiya yang dulu. Dulu Jisoo sering mendengar celoteh-celoteh Jeiya dan kadang dia suka bernyanyi-nyanyi sambil menirukan gerakan lucu. Tapi sekarang semuanya berubah. Jisoo sampai berkonsultasi dengan psikolog anak mengenai perubahan pada Jeiya. Bahkan Jisoo meminta bantuan psikolog untuk menjelaskan ke Jeiya mengenai Joanna dan NIchkhun.

Menurut dr. Hae Soo, di usia 3 sampai 5 tahun, anak-anak cenderung berpikir bahwa kematian adalah perjalanan untuk kembali ke alam sana. Atau mungkin mereka berpikir bahwa kematian itu seperti tidur panjang dan kemudian terbangun lagi. Ketika diberitahukan tentang kematian, mereka mungkin akan terlihat sedih dan berduka, namun mereka akan segera melupakannya dengan cepat.

Jangan memaksakan Jeiya untuk mengerti karena akan ada waktunya dia akan menanyakan mengenai orangtuanya kembali. Yang terpenting adalah buat dia merasa disayangi, dicintai, nyaman dan terlindungi. Jangan ragu menunjukkan semuanya itu, begitu nasehat yang Jisoo terima. Yah, sekarang Jisoo mempunyai tanggung jawab baru, menjadi orangtua bagi Jeiya.

***

Jisoo bergandengan tangan dengan Jeiya menuju ke preschool. Letaknya tidak jauh dari rumah Jisoo. Joanna memang sengaja memilih dekat dengan rumah orangtuanya sehingga ada yang membantunya memantau Jeiya, begitu menurutnya.

"Jeiya... Jeiya.... Jeiya.." Ada suara anak laki-laki di belakang mereka berteriak sambil berlari menuju mereka. Minjoo teman satu kelas Jeiya 10 bulan lebih tua darinya tapi Jeiya sudah dibiasakan memanggilnya dengan oppa karena Minjoo sangat sayang pada Jeiya seperti adiknya sendiri. Mama Minjoo, Ara, adalah teman baik Joanna sewaktu kuliah dulu.

 Mama Minjoo, Ara, adalah teman baik Joanna sewaktu kuliah dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Annyeong eonnie...," sapa Jisoo pada Ara dan mereka berpelukan. "Jeiya, jangan nakal ya di sekolah. Nanti Momji jemput Jeiya lagi. Arraso?" Jisoo mencium kedua pipi Jeiya dan memeluknya erat. Setelah Jisoo memberi pesan singkat pada Jeiya, Minjoo lalu mengajak Jeiya masuk.

"Bagaimana kabar kalian? Jeiya, apa dia baik-baik saja?" tanya Ara sambil mereka mengawasi Minjoo dan Jeiya yang bergandengan tangan menuju pintu masuk sekolah.

"Yah.. masih belum terbiasa. Semuanya masih terasa berat. Yang aku khawatirkan sekarang adalah kondisi psikis Jeiya. Aku bahkan sampai berkonsultasi pada psikolog," terlihat airmata mulai menggenang di matanya.

Ara kemudian memeluk Jisoo lagi."Cara yang kamu lakukan benar, Jisoo-ya. Semua butuh waktu. Kalian harus kuat dan tegar untuk Jeiya. Sekarang kalian adalah orangtua bagi Jeiya. Jangan perlihatkan kesedihanmu di depan Jeiya. Hemm..." Kemudian Ara melepaskan pelukannya sambil menghapus airmata di kedua pipi Jisoo. "Hubungi aku kalau kamu butuh bantuan atau teman curhat. Sekarang aku adalah kakakmu, Jisoo-ya."

"Terima kasih eonnie. Terima kasih..."

Tanpa Jisoo sadari, ada seseorang yang sedang mengawasi mereka bahkan beberapa hari sebelumnya. Orang tersebut bahkan sudah hafal aktifitas mereka.

***

Sehun tidak tahu sudah berapa lama dia memperhatikan toko cupcakes itu dari dalam mobilnya. Sejak dia tiba, toko itu tidak pernah sepi dari pengunjung, Sesekali ada pegawai muda tampan mengantar pembeli keluar dari toko. Sepertinya dia sosok yang ramah atau karena wajahnya yang tampan sehingga menarik perhatian pembeli. Well it said tactics marketing.

Akhirnya Sehun memutuskan untuk masuk ke sana. Dia keluar dari mobilnya, menyeberang jalan menuju ke toko itu. Saat Sehun masuk dia disapa oleh aroma wangi cupcakes seperti sedang dipanggang dan aroma aneka rasa cupcakes. Beraneka macam rasa cupcakes menggugah selera bagi yang suka manis. Sayangnya dia bukan pencinta kudapan manis.

"Selamat pagi, selamat datang di Litte Jei.. Silahkan.." begitu sapa pegawai muda tampan yang sudah dilihat Sehun sebelumnya.

"Saya ingin bertemu Kim Jisso....."

Tidak lama kemudian sesorang keluar dai arah pintu dapur yang kebetulan terhubung dengan toko itu sambil membawa nampan berisinya cupcakes yang siap dijual.

"Ya.. saya Kim Jisoo.."

***

"Good morning..." Jisoo masuk ke tokonya sambil membawa sarapan paginya, hot chocolate dan rum raisin croissant. Begitulah Jisoo mengawali rutinitas kerjanya dengan sapaan ceria. Saat dia hendak membuka mantelnya, seseorang dibelakangnya membantu melepaskannya.

"Ahh.. terima kasih, Eunwoo." Jisoo memutar badannya melihat siapa yang membantunya.

"Anything for you, my lady," Enwoo memperlihatkan his cute smile dan kedipan mata kirinya. He did in on purpose. Ahh that boy, selalu bisa membuatku tersipu. Jisoo bukannya tidak tahu kalau Eunwoo tertarik padanya.

Bukan perhatian antara adik ke kakak atau antara bawahan dengan atasan tapi antara pria dan wanita. Who wouldn't resist him? He is one of popular guys at his campus. Tapi Jisoo bukan perempuan yang gampang tertarik hanya pada fisik semata, she has her own standard. Pengalamannya dalam urusan percintaan membuatnya harus lebih berhati-hati membedakan mana cinta sesaat dan cinta sebenarnya.

"Aahh.. done. Yeee...." Jisoo berjingkrak-jingkrak kegirangan. Minah, Suhyun dan Seojon tersenyum melihat polah bossnya setelah selesai menghias 50 cupcakes pesanan. "Nah sekarang tugas terakhir kalian tolong masukkan semua ke box dan Seojon langsung antar ke sana ya."

Jisoo berjalan sambil membawa nampan berisi cupcakes yang juga sudah selesai dibuatnya menuju ke arah toko saat dia mendengar seseorang mencarinya.

"Saya ingin bertemu Kim Jisoo....."

"Ya.. saya Kim Jisoo.."

Mereka saling berpandangan.

Jisoo >< Sehun

-----------------------------------------------------------------------------------

so how how?? is it good or bad?? jangan diam aja. silent is not always golden, you know??

Makasih banyak buat cinta kalian lewat vote dan komennya. What am i without you, guys ^_^

CONTINUES

* J E I Y A *

SEHUN X JISOO STORY

MAIN CAST :

OH SEHUN EXO - JEON JEI- KIM JISOO BLACKPINK

* J e i y a  * [HunSoo's Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang