Waktu itu aku, danu, riska. Dan bayu kami semua sangat sedih karena harus kehilangan sahabat namanya salsa, seorang perempuan yang misterius tapi menarik, dia meninggal terlindas truk pada saat mengendarai sepeda motor, kami sempat tak percaya bahwa dia telah pergi meninggalkan kami. Pada saat menguburkan jenazahnya aku, bayu, danu dan riska ikut untuk mendoakannya disana.
Setelah selesai semua orang sudah pergi kecuali kami. Jam menunjukkan pukul 5:15 sore hari sudah mulai gelap tapi kami masih disitu, waktu kami ingin pulang tiba-tiba angin sangat kencang di tambah gerimis membuat kami terkejut dan tiba-tiba petir menyambar pohon kelapa tepat di depan kami. Membuat aku, bayu, danu dan riska pingsan, saat terbangun kami sudah ada di tempat yang tidak pernah kami kunjungi atau kami tidak tahu dimana ini berada.
Kami sangat bingung dan si riska menangis ingin pulang, aku hanya terdiam seperti di dunia mimpi yang sangat menakutkan. Kami terus berjalan hingga sampai pada suatu jalan raya. Namun disitu tidak ada nama kotanya, hari sudah malam tapi kami masih berjalan jalan mengikuti jalan raya ini hingga kami menemukan sebuah rumah sakit yang sangat besar dan penghuninya sangat ramai.
Kami semua langsung kesana dan menyapa orang orang yang berada di rumah sakit megah itu. Tapi mereka tak menjawab malah melihat kami terus. Tiba-tiba suster datang dan menyuruh kami masuk kedalam rumah sakit itu. Saya sangat senang karena bisa menginap disini, karena kamarnya sangat banyak sekali, tapi yang membuatku bingung adalah orang-orang yang ada di rumah sakit ini sepertinya mereka tak suka dengan kedatangan kami.
Tapi aku *cuek saja, jam menunjukan pukul 11:45 aku mulai merasakan ada yang aneh di rumah sakit ini, aku langsung memanggil teman-temanku dan mereka juga merasakan hal yang sama. Akhirnya kami diskusi ingin mencari tahu ada apa dengan rumah sakit ini. Kami keluar dari kamar dan pergi menemui suster. Kami bertanya banyak hal mulai dari kenapa kami bisa sampai disini.
Tapi suster itu hanya senyum. Tepat pada jam 12 malam, tiba-tiba suasana menjadi aneh di tambah angin yang membuat bulu kudukku berdiri begitu juga dengan sahabatku. Kami merasa aneh. Tiba-tiba saja seorang anak kecil datang dan mengatakan “waktunya sudah tiba”. Saya bingung dan suster itu ketawa cekikikan seperti kuntilanak. Dan benar saja dia berubah jadi kuntilanak, kami semua lari menuju ke lantai bawah namun kami di hadang oleh 4 suster ngesot, riska mulai menangis lagi dan aku mulai takut saat itu.
Saat lari ke samping dan, lagi-lagi ada gerombolan mayat hidup, danu berkata kita akan mati disini, sedangkan bayu hanya terdiam saja menyaksikan apa yang telah terjadi, sedangkan aku mulai tak takut lagi dan mengajak mereka untuk semangat dan mengatakan “kita akan segera pulang”.
Kami mulai turun melewati tangga tangga itu dan ada pocong yang sedang berdiri, tapi kami lewat aja dan dia hanya menatap kami dengan matanya yang hitam. Saat hendak menuju pintu keluar lagi lagi ada yang menghadang kami yaitu makhluk besar berkulit hitam. Aku menyuruh temanku membacakan ayat-ayat Al-Quran. Dan makhluk itu pun menghilang, saat keluar rumah sakit kami semua melihat kebelakang dan entah kenapa rumah sakit itu tiba-tiba hilang dan hanya ada kuburan.
Setelah sadar melihat kanan dan kiri, ini adalah kuburan tempat sahabat kami yang tadi, dan kami langsung pulang. Dalam perjalanan pulang, ada yang menangis dan ada yang diam saja. Sedangkan aku hanya bisa bersyukur, sampai di rumah kami langsung di tanya oleh bunda dari mana saja. Tapi aku tidak berani menjawab dan mengatakan habis main dari rumah Bayu.