: Chapter 2 – Jimbrun :
"Aku memang bukan cewek yang senang untuk berinteraksi dengan cowok. Jadi, jangan salahkan sikap jutekku."
***
Arini bangun dari tidurnya dengan tubuh yang terasa begitu remuk. Semua tulang yang ada di dalam dagingnya terasa rontok. Semalam pelanggan perempuannya yang selalu saja membeli minuman dengan kadar alkohol yang tinggi datang, jadilah dia menemani perempuan itu minum hingga kesadarannya nyaris hilang karena menghabiskan minuman beralkohol itu berdua saja.
Arini tidak tahu akan jadi seperti apa lambungnya saat menerima minuman beralkohol itu terus menerus. Tapi, itu semua tututan pekerjaan, bahkan sudah tertera jelas ketika dirinya menandatangani kontrak kerja bahwa setiap karyawan diwajibkan menemani pelanggan yang datang untuk minum-minuman beralkohol jika pelanggan itu meminta.
Arini meraih ponselnya, mendapati satu pesan dari Oky di sana. Dia pun segera membuka aplikasi Whatsapp dan membaca pesan itu.
Baby Boo:
Aku berangkat ya, mau pamit tp km tdrnya nyenyak bgt. Jd ga tega utk bangunin, jgn lupa mkn. Love you!
Arini tersenyum ketika mendapati pesan itu. Dia dan Oky memang tinggal satu kost-an, jadi tentunya cewek itu tahu seberapa lelah dan remuknya tubuh Arini saat ini.
Dengan cepat, Arini pun membalas pesan itu.
Arini Kumala:
Iya, semangat kerjanya, ya. Luv you too.
Setelah membalas pesan Oky, cewek itu pun bangun dari posisi tidurnya dan berjalan keluar kamar menuju kamar mandi yang tersedia. Berhubung dia menempati kost yang tidak memiliki kamar mandi dalam, jadi Arini harus keluar dulu dari dalam kamarnya untuk ke kamar mandi.
Setelah membasuh wajahnya, Arini berjalan kembali ke dalam kamarnya. Cewek itu mengganjal pintu kamarnya dengan batu kecil yang ada di sana, membuat pintu kamarnya hanya terbuka sedikit.
Arini meraih bungkus rokok yang ada di atas meja tempatnya menaruh buku-buku juga tv. Mengelurkan satu batang gulungan tembakau itu, Arini meraih pemantik dan menyulut gulungan itu. Dia menghembuskan asap rokok dari bibirnya, perlahan dan menikmati asap yang mampu untuk menghancurkan paru-parunya itu.
Arini tidak pernah bisa terlepas dari benda itu. Menurutnya, tanpa rokok, hidupnya akan terasa hampa. Sudah beberapa kali Arini mencoba untuk berhenti merokok, namun hasilnya selalu saja gagal. Barang yang mampu membuat dirinya cepat terkena penyakit paru-paru itu sudah melekat di dirinya, membantu menangkan Arini jika pikirannya sedang kalut. Sama seperti minuman beralkohol. Walau setelah meminum minuman haram itu tubuh Arini terasa sakit semua, dia tidak pernah bisa menjauhkan dirinya dari air jahanam itu.
Dentingan ponselnya membuat Arini mengalihkan perhatiannya pada benda pipih itu. Arini meraih ponselnya, melihat notifikasi yang masuk. Keningnya mengerut halus ketika mendapati nama yang tak asing terlihat di sana.
Membuka lockscreen ponselnya, Arini pun membuka aplikasi Instagram dan melihat notifikasi yang masuk. Dia menekan salah satu simbol yang membawanya pada ruang messege pada aplikasi itu.
Di sana, ada salah satu pesan dari seseorang yang berkenalan dengannya semalam. Jimbrun. Nama cowok itu terpampang jelas di ponselnya.
Arini membuka pesan itu dan membacanya.
@jimbrun_: Hai, masih inget aku? Follback, ya. Makasih :)
Arini mengerutkan keningnya. Bagaimana bisa cowok itu tahu akun sosial medianya? Menggedikan bahu, Arini pun membuka profil cowok itu dan menekan pada tulisan followback yang ada di sana. Setelahnya, cewek itu pun membalas pesan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, I!
RomanceSemua kehidupan memang memiliki beragam macam masalah di dalamnya. Tanpa masalah itu, manusia tidak akan bisa belajar untuk memperbaiki diri mereka hingga menjadi yang lebih baik. Sama halnya seperti apa yang dialami oleh Arini Kumala, kelamnya masa...