:Chapter 14 – Pulang :
"Biarkan aku pulang dan mengistirahatkan tubuhku sejenak, walau aku tahu aku tidak akan bisa mengistirahatkan batin dan pikiranku."
***
Arini kembali memerhatikan semua barang bawaannya. Cewek itu tersenyum tipis ketika semuanya sudah terbawa dalam tas ransel miliknya.
"Kamu berapa lama di Jakarta?" tanya Oky sembari merebahkan tubuhnya dikasur.
Arini mengedikkan bahunya. "Nggak lama, aku cuman dapat libur selama empat hari aja kok, Yang," katanya sembari tersenyum tipis.
Setelah urusannya dengan Jimbrun selesai dua hari lalu, Arini memang langsungmengambil cuti untuk libur. Bukan, hal ini dilakukan olehnya bukan karena ingin menghindar dari Jimbrun yang masih berusaha mendekatinya.
Hal ini Arini lakukan karena dia memang rindu dengan keluarganya dan ingin kembali ke rumah. Arini ingin pergi sejenak dari kehidupannya di luar dan kembali ke zona nyamannya.
"Taksinya udah datang. Kamu hati-hati ya di jalan, jangan nakal kalau nggak ada aku," ucap Oky ketika aplikasi taksi online milik Arini mengirimkan pemberitahuan.
Arini mengangguk, terkekeh pelan saat melihat tatapan tak rela yang diberikan Oky padanya. "Udah deh, nggak usah melas juga mukanya. Aku nggak lama kok," katanya sembari bangkit dari posisi duduknya.
Arini menyampirkan ranselnya di bahu, kemudian meraih tas kecil miliknya dan memasukan ponselnya ke dalam tas itu beserta bungkus rokok dan pematik.
"Akuberangkat, ya. Assalamualaikum," Arini mengecup pipi Oky singkat sebelum akhirnya keluar dari dalam kosan.
"Waalaikumsalam," balas Oky pelan.
Arini keluar dari kamar kosnya sembari membawa koper miliknya. Dalam hati, ia berusaha menguatkan dirinya.
Kembali ke Jakarta bukanlah hal yang mudah bagi Arini. Ada banyak masalah dan kenangan buruk yang ada di sana, membuat Arini cukup sulit mengambil keputusan untuk berlibur ke kota kelahirannya sekaligus menghilangkan rasa rindu kepada keluarganya.
"Youcan do it, Ri. Of course, you can," bisik Arini pada dirinya sendiri sebelum akhirnya ia masuk ke dalam mobil yang akan mengantarkannya ke bandara.
***
Sesampainya di bandara, Arini memilih untuk mampir sejenak ke Cafe yang terletak di dalam bandara. Setelah membeli satu cup kopi hitam, Arini berjalan menuju meja yang berada di sudut Cafe dengan tangan yang membawa kopi miliknya juga koper yang dibawa olehnya.
Arini menaruh koper miliknya di samping tempat duduknya dan meletakkan cup kopi miliknya di atas meja, lalu mengeluarkan bungkus rokok dan pematiknya dari dalam tas kecil yang dibawanya.
Cewek itu kemudian mengambil satu batang rokok dan menyulutnya.
Arini menghembuskan asap secara perlahan, mencoba untuk menikmati paginya dan menunggu waktu yang tepat untuk check in. Yah, setidaknya Arini masih memiliki waktu selama lima belas menit lagi untuk menikmati kopinya.
"Bukannya pergi tanpa pamit itu nggak baik, ya?"
Arini berjengkit kaget ketika mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya. Cewek itu menoleh, pandangannya melebar saat melihat sosok yang tidak ingin ia temui belakangan ini ada di hadapannya.
"Jimbrun?"
Jimbrun tersenyum tipis. Tanpa permisi, cowok itu mengambil posisi duduk dihadapan Arini sembari meletakkan satu cup kopi yang tadi dibawanya di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, I!
RomanceSemua kehidupan memang memiliki beragam macam masalah di dalamnya. Tanpa masalah itu, manusia tidak akan bisa belajar untuk memperbaiki diri mereka hingga menjadi yang lebih baik. Sama halnya seperti apa yang dialami oleh Arini Kumala, kelamnya masa...