D to G

5.6K 717 31
                                    

"Happy birthday Doyoung!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Happy birthday Doyoung!"




Doyoung nyengir lebar melihat kue yang dibawakan Jisoo dan Jinyoung.



"Terima kasih noona, hyung!" kata Doyoung setelah meniup lilin di kuenya.




Jisoo tertawa. Dia mengacungkan hp nya. "Aku sudah memfotonya."




"Aku mau noona!"





Jinyoung hanya tersenyum melihat tingkah Jisoo dan Doyoung yang seperti anak kecil. Ia merasa seperti orang tua untuk mereka.




"Semoga semua mimpimu terwujud dan selalu jaga kesehatan mu," kata Jinyoung sambil menepuk bahu Doyoung.




"Terima kasih hyung!"



Jisoo mengikuti Jinyoung. Ia segera menepuk pundak Doyoung dengan cukup keras. Hingga Doyoung nampak kaget.





"Noona!" protes Doyoung.





Jisoo justru tertawa. "Bacalah banyak buku. Jangan menjadi malas."




Doyoung masih memanyunkan bibirnya. Masih kesal. "Noona tidak ada lembutnya. Kau kalah dengan Taeyong hyung. Dia selalu lembut padaku."




Raut wajah Jisoo nampak kaget sebelum ia merubah nya dengan cepat. "Siapa?"




Doyoung berdecih. "Dia leader hyung ku. Dia lembut padaku, tidak seperti noona."




Jisoo tertawa. Sepertinya yang dikatakan Taeyong tentang Doyoung tak sepenuhnya akurat. Buktinya Doyoung memuji Taeyong. Ahh jika ia salah sedikit saja tadi. Ia bisa masuk dalam masalah besar.




Bersyukurlah Jisoo pintar akting.
©








"Kau tidak bilang kalau Doyoung memujamu," keluh Jisoo begitu masuk ke kamar Taeyong. Ia langsung menidurkan tubuhnya ke punggung Taeyong sampai Taeyong mengeluh.




"Ugh. Berat Jichuku sayang. Dan apa maksudmu dengan itu?"



Taeyong membalik tubuhnya dengan cepat. Ia memposisikan Jisoo di kasur tapi masih menyandar di dadanya. Tangannya dengan iseng mengusek rambut Jisoo. Sesekali merapikan helaian yang kusut.



"Dia bilang kau sangat lembut padanya. Dia mengagumi mu, Ty."





Jisoo membuat alur-alur aneh di sekitar pipi Taeyong dengan iseng. Tangannya tak mau berhenti.





"Huh? Kami sering berkelahi. Dia sering menggodaku, dan aku tak sanggup jika tak membalasnya. Tapi dia sulit dikalahkan."



Taeyong meraih tangan Jisoo dan menjauhkannya dari pipinya. Ia balik menggenggamnya dengan erat.



"Hmm benarkah? Aku rasa dia mengagumi mu, Ty."



Jisoo menatap Taeyong lekat-lekat. Ia mencoba membaca ekspresi wajah Taeyong.




"Aku rasa tidak." Taeyong menggeleng pelan. "Aku bukan leader yang baik. Aku tidak cukup melindungi mereja dengan baik. Aku tidak bisa menjaga mereka dengan baik."




Jisoo seolah merasakan alarm dirinya berbunyi. Ia segera bangun dan menatap Taeyong lekat-lekat. Ia menarik hidung Taeyong cukup keras sampai pria itu mengaduh.




"Jangan bicara begitu lagi. Kau adalah leader terbaik untuk mereka."




"Tapi aku tak cukup baik. Aku membawa masalah buruk untuk grupku di saat kami debut. Mereka masih mengingat nya."



"Mereka akan terus begitu. Kau bodoh kalau kau mendengar kan mereka. Ingat kata Yunho oppa kesayangan mu itu. Dia bilang padamu untuk mengabaikan hate comment bukan? Tunjukkan pada haters itu kalau NCT sukses. Jangan menyalahkan dirimu, Ty."




Taeyong menarik nafas dalam. Ia menarik Jisoo dalam pelukan nya. "Terima kasih Jichu. Janji padaku kalau kau akan melakukan hal yang sama."




"Apa?"




"Jika kau sedang lelah, sedih dan putus asa, panggil aku. Aku berjanji akan ada di sisimu."




Taeyong menatap Jisoo lekat-lekat. "Promise me?"




Wajah Jisoo melembut. Tangannya mengusap rambut Taeyong dengan lembut. "I promise."



Senyum Taeyong melebar membentuk tawa keras.




"Kenapa?"



"Bahasa inggris mu lucu."




"Jangan mengejek ku."



"Maaf sayang. Maaf."




Detik itu juga Jisoo berjanji untuk mengurangi penggunaan bahasa inggris. Ia tahu pengucapan nya sedikit aneh. Tapi melihat Taeyong begitu geli menertawai nya membuatnya kesal.



"Hei, maaf sayang. Maafkan aku."




Taeyong merengkuh Jisoo dan menghadiahi ciuman ke bibir Jisoo sekilas.



"Tersenyumlah. Aku tidak akan menertawai mu."



"Aku masih kesal." Jisoo membuang muka. Sebenarnya ia sudah tak lagi marah. Tapi ia ingin membuat Taeyong lebih menyesal.




"Ahh sayang. Aku belikan ayam. Jangan marah lagi," rayu Taeyong.



Jisoo menahan senyum lebar yang hampir ia tunjukkan.



"2 paket besar."



"Iya. Ayo."
©













"Kalian datang nanti?"




Jisoo menyandarkan kepalanya ke bahu Taeyong sementara ia sibuk menggigiti ayam gorengnya.




"Apa?"



"Gaon."



"Aku rasa iya."




"Jangan pakai baju seksi."



"Aku tidak janji."



"Yak!"

DELUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang