Manager

7.6K 658 108
                                    

Jisoo melirik Taeyong dengan wajah pucat. Ia tak menyangka kedatangannya bertepatan dengan datangnya manager NCT. Gawat. Ini benar-benar gawat.


"Yong, bagaimana ini," gumam Jisoo dengan cemas. Ia segera meraih barang-barangnya dari tangan Mark. Dengan tergesa ia mengenakan masker, topi dan jaket nya.

"Hyung, manager sudah di depan. Dia mau bicara empat mata denganmu," kata Doyoung dari balik pintu.

"Shit!" umpat Mark secara reflek.

Taeyong menggigit bibirnya. Ia melihat sekitarnya. Mencari celah dan tempat untuk Jisoo bersembunyi.

"Noona, sembunyi di lemari saja," kata Doyoung dengan berbisik.

Jisoo menatap ragu kepada ketiga pria itu bergantian. "Apa tidak apa-apa? Nanti aku bisa mendengar pembicaraan kalian."


Doyoung tersenyum mengejek. "Noona kan pintar jaga rahasia."

Taeyong segera menarik Jisoo ke lemarinya. Dan mendorong Jisoo sembunyi di lemari yang sedikit penuh dengan baju. Jisoo tak bisa menolak. Meski ia ingin sekali mencekik Doyoung karena mengusulkan hal ini.


"Awas saja si Doyoung. Aku akan membalas mu," gumam Jisoo kesal.


"Tenanglah. Kau hanya perlu diam di dalam sini," sahut Taeyong dengan lembut sebelum mengecup kening Jisoo dengan sayang.


Adegan romantis yang membuat Mark memerah malu. Dan membuat Doyoung memperagakan bak orang muntah.

"Taeyong."

Deg

Doyoung kaget saat manager sudah ada di belakangnya. Dengan tawa aneh ia menyapa manager sebelum menghilang di balik pintu. Mark buru-buru mengikuti Doyoung. Meninggalkan Taeyong dan manager plus Jisoo di kamar Taeyong.

"Hyung," sapa Taeyong.

Manager tersenyum kecil. "Aku tidak akan lama. Hanya mengantar jadwal untuk kalian."


"Ah iya. Terima kasih," kata Taeyong sambil menerima kertas dari manager nya.

"Ahhh kau beli sepatu lagi?" tanya Manager sambil menunjuk sepasang sepatu di dekat ranjang Taeyong.

Deg

Taeyong tertawa tertahan. Ia ingin menyumpahi dirinya sendiri yang tak bisa menjawabnya dengan segera. Justru otaknya terasa mati untuk berpikir. Apa yang harus ia lakukan?


"Ahhh itu... Emmm."


Manager mendekati sepatu itu dengan kening berkerut. "Tapi ini seperti sepatu wanita meski sporty."


'Ya Tuhan. Ya Tuhan. Ahhh bagaimana ini,' pikir Taeyong dengan bingung. Ia hanya terus menampilkan senyum aneh di wajahnya.


"Ahh punya noonaku," jawab Taeyong dengan sedikit terbata. Ia memainkan tangannya dengan gerakan kaku. "Aaaa aku mau memberikannya untuk noona. Ahh iya. Sebagai kado."



Manager NCT semakin mengerutkan keningnya lebih dalam. Ia mengamati Taeyong dengan seksama. Taeyong nampak gelisah dan terus bergerak aneh. Ia yakin kalau Taeyong berbohong. Ia sudah mengenal Taeyong sejak lama. Ia menganggapnya sebagai adik. Ia tidak tahu kenapa Taeyong berbohong. Tapi...




"Hmmm ada noda tanah di sol nya," komentar Manager sambil membalik sepatu di tangannya.



Taeyong makin gelagapan. Ia membuka mulutnya tapi tak ada yang keluar dari pita suaranya. Gawat.



"Itu ahh ummm aku-"



Sang menager menghela nafas panjang. "Aku tidak tahu kenapa kamu berbohong. Aku harap kau tidak melakukan hal bodoh. Jangan membuat skandal yang bisa menghancurkan kalian."



Deg


Taeyong membuka mulutnya lebar. Matanya menatap manager nya dengan tatapam shock. "Hyung... Aku tidak... Itu aku-ahhh."



Manager NCT tersenyum berat. "Jangan sampai ketahuan fans dan media."



Taeyong menatap manager dengan tak percaya. "Hyung tahu?"



Manager NCT mengangkat bahunya. "Aku hanya menebak saja. Tatapan mu padanya saat inkigayo sedikit mencurigakan. Asal kau tahu, tingkah mu itu bisa memantik rasa curiga fans kalian."



"Maafkan aku hyung," kata Taeyong dengan bersalah.



Manager menghela nafas. "Kalian manusia. Ini hak kalian. Aku harap kau berhati-hati. Buat gosip baru jika perlu. Ahh kau harus berterima kasih pada Johnny dan Suho EXO. Mereka lebih parah darimu."



Wajah Taeyong memucat begitu dua nama itu disebut. "Hyung tahu siapa dia?"



Manager tersenyum kecut. "Jisoo Blackpink bukan? Yang sekarang ada di lemari bajumu."


Brughhh



"Aow... Uhhh sakit."



Kedua pasang mata pria yang ada di kamar Taeyong langsung tertuju pada Jisoo yang tergeletak di lantai dengan tidak elitnya.


Taeyong reflek bergerak membantu Jisoo bangun. Melupakan sang manager yang melihat semuanya dengan tatapan menilai.



"Mana yang sakit?" tanya Taeyong cemas. Ia menepuk punggung dan beberapa bagian tubuh Jisoo. Memastikan kekasihnya itu baik-baik saja.




Tapi Jisoo justru terpaku tak bisa bergerak. Ia menatap manager NCT dengan tatapan takut dan cemas.



"Aku tidak menyangka kalau tebakanku benar," gumam manager NCT.



"Ah annyeong haseyo," sapa Jisoo dengan suara pelan. Ia masih takut. Ia tidak tahu dimana posisi manager NCT itu.


Apa berada di sisi mereka dan akan melindungi mereka?
Atau di oposisi yang akan melaporkan mereka ke management. Dan mengakhiri karir mereka.



"Da-darimana hyung tahu?" tanya Taeyong takjub. Bagaimana hyung nya bisa menebak dimana Jisoo bersembunyi.



Manager NCT tertawa kecil. "Kau tak pandai berbohong, Yong. Kau terus melirik lemari berkali-kali."




"Ahhh jadi ini salahku. Arghhhh!"




"Untuk sementara ini, aku diam. Tapi kalian harus berhati-hati."
©


















"Hyung, menurutmu apa ketahuan?" bisik Jisung dengan cemas. Ia terus melirik ke lorong menuju kamar Taeyong. Menunggu sang manager keluar.


Doyoung menopang dagunya. "Manager hyung sedikit sharp. Aku bahkan menduga kalau hyung sudah tahu."



"Hwaaa! Gawat donk hyung!" keluh Chenle.



Jisung langsung menimpali Chenle. Keduanya sibuk berfikir buruk tentang apa yang akan terjadi nanti jika hyung dan noona favorit mereka terbongkar rahasianya.




"Kalau ketahuan, ini artinya tak ada makanan gratis dari Jisoo noona lagi?" gumam Haechan dengan polosnya.



Buk


"Dasar bodoh!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DELUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang