Jealous

6.1K 645 86
                                    

Jisoo melirik sekilas pada Taeyong yang baru masuk ke kamarnya. Ia kembali menatap serius pada buku yang sedang ia baca. Berusaha keras menahan ekspresi datar di wajahnya.



"Hei, My Jichu."



Taeyong langsung merebahkan tubuhnya di samping Jisoo. Meletakkan kepalanya di pundak Jisoo. Menyesap aroma lembut yang selalu bisa memabukkannya.



Tapi Jisoo masih diam. Menatap bukunya meski tak sedikitpun kalimat di buku itu masuk ke otaknya.




Jisoo sedang bingung. Antara kesal dan ingin tertawa. Ia tidak tahu kenapa gosip yang sudah pasti bohong bisa setenar itu.



Ia tahu pasti Jennie tidak ada hubungan apa-apa dengan Taeyong. Bahkan ia ragu jika Jennie mengenal Taeyong seperti ia mengenal Taeyong.


Tapi kenyataan itu tak lantas meredakan rasa kesal di dalam hatinya. Kenapa fans lebih menyukai Jennie dengan Taeyong bukan dengannya? Apa ia tak pantas bersanding dengan Taeyong?



Ada rasa takut terselip ke dalam hatinya. Ia tak bisa membayangkan bagaimana pendapat fans jika hubungan mereka terdeteksi. Ada kemungkinan besar yang bisa ia tebak dari sekarang. Sebagian besar fans Taeyong akan membencinya....


Karena dia bukan Jennie.

Karena ia tak cukup memiliki wajah badas dan seksi yang bisa mengimbangi keseksian Taeyong.



Tapi apa kah sebuah hubungan bisa berdasar pada hal semacam itu?




"Aku ini milikmu," bisik Taeyong sambil mengecup pipi Jisoo. Merangkul tubuh kekasihnya itu ke dalam pelukannya.



Jisoo sedikit kaget dengan kata-kata Taeyong yang tak terduga. Ia membiarkan buku nya tergeletak di kasur. Sementara ia menenggelamkan  wajahnya ke dada Taeyong. Tak ingin kekasihnya itu melihat wajah sedihnya.



"Shhhh aku tidak suka kau melihat media sosial terlalu sering. Gosip aneh dan konyol semacam ini membuatmu down. Aku tidak suka," kata Taeyong. Tangannya dengan lembut mengusap rambut Jisoo.



"Tapi aku penasaran bagaimana netizen melihatku," cicit Jisoo dengan suara kecil.




Taeyong tersenyum kecil. Sebenarnya ia tidak dalam posisi yang benar untuk mengomentari. Karena ia sendiri melakukan hal yang sama. Melihat pendapat netizen padanya. Agar ia bisa memperbaiki diri.



Meski kadang hal itu justru menyakitinya.



Taeyong berusaha keras membangun imej baik di depan netizen. Ia selalu memperbaiki pendapat negatif netizen. Meski mereka akan selalu menyerangnya di saat ia tak melakukan apapun.



"Jangan lakukan lagi," bisik Taeyong. Ia mengangkat wajah sedih Jisoo dari tempat persembunyiannya.


Jisoo memanyunkan bibirnya. Ia tidak bisa menangis di depan orang. Tapi kenapa kalau di depan Taeyong ia justru selalu menjadi crybaby.


"Kau juga sama!" balas Jisoo sambil menoel pipi Taeyong.



Taeyong terkekeh sebelum mengacak rambut Jisoo. "Kita saling mendukung kan. Meski tidak ada yang tahu. Ingatlah kalau hati ini hanya milikmu."




Jisoo merona merah saat mendengar kata-kata Taeyong. Debaran jantungnya bertambah saat pria itu meletakkan tangannya di dada.



"Rasakan. Jantungku berdebar lebih cepat hanya untukmu."



DELUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang