Beauty

4.8K 564 70
                                    

Jisoo merapatkan mantel tebalnya. Mengencangkan masker hitam juga kupluk serba hitamnya. Ia melirik pria di sampingnya yang masih memasang wajah kesal meski tertutup masker hitam.


Jisoo menagih janji Taeyong yang ingin mengajaknya jalan-jalan. Ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia meminta hampir merayu Taeyong agar mengajak nya bersepeda.



"Ty," rajuk Jisoo sambil melingkarkan tangannya ke lengan Taeyong. Dengan manja ia bergelayutan pada lengan Taeyong. Menyandarkan kepalanya di lengan atas Taeyong.


"Hmmm."



Jisoo meringis mendengar jawaban ambigu dan singkat dari Taeyong. Ia tahu jika berjalan berdua di pinggiran sungai Han cukup berbahaya. Tapi ini hampir tengah malam....



Jisoo menghentikan langkahnya. Membuat pegangannya pada Taeyong terlepas. Ia menunduk. Menatap sepatu kets nya dengan tatapan menyerah.



Taeyong ikut berhenti setelah menyadari Jisoo tertinggal di belakangnya. Ia menaikkan alisnya. Bingung dengan sikap aneh Jisoo. "Kenapa?"



"Kita pulang saja," kata Jisoo pasrah. Ia sudah berbalik. Melangkah kembali ke mobil keluarganya yang menunggu di parkiran. Sopir keluarga nya stand by disana.



Taeyong segera meraih tangan Jisoo. Menarik kekasihnya itu ke dalam pelukan nya. "Tidak apa-apa. Aku akan mengajakmu bersepeda."



"Tapi ini berbahaya. Aku tidak mau ada skandal baru menyerangmu karena keinginan konyol ini. Kita pulang saja," kata Jisoo pelan. Ia mencoba melepas pelukan Taeyong. Tapi pria itu tak bergeming.




Taeyong tahu ia berlebihan. Ia hanya ingin berhati-hati. Tapi caranya mendiamkan Jisoo adalah langkah yang salah. Kekasihnya itu perasa. Ia yang bodoh karena tak menyadari ini. Dengan lembut ia menangkup wajah Jisoo dalam rangkuman jari-jari panjangnya.



"Maafkan aku." Taeyong berusaha menyampaikan semua yang ia rasakan pada Jisoo melalui tatapan matanya.


Jisoo menggeleng pelan. "Ini salahku karena terlalu egois. Sebaiknya kita pulang."



Taeyong mengerang kesal saat Jisoo berhasil lepas darinya. Gadis itu dengan cepat berjalan kembali ke parkiran. Ia segera mengejar Jisoo dan menarik tubuh itu.



Jisoo memekik kaget saat tubuhnya dipeluk erat dari belakang dan ditarik ke pinggiran taman. Tubuh Taeyong menutup pemandangan dalam jangkauan matanya saat pria itu mengungkung nya di pohon.



Taeyong menempelkan dahinya ke dahi Jisoo yang tertutup topi. Sementara ia hanya menutupi kepalanya dengan hoody jaketnya.



"Maafkan aku, chagiya. Aku terlalu berlebihan."


Jisoo memejamkan matanya. Ia menggerakkan tubuhnya ke arah tubuh Taeyong. Merengkuhnya dengan lembut.


"Tidak apa-apa. Lain kali kita bisa melakukan nya. Ini mungkin bukan waktu yang tepat."


Taeyong merengkuh tubuh Jisoo lebih dekat lagi. Ia menyembunyikan wajahnya ke lekukan leher Jisoo lebih dalam.



"Aku tidak tahu apa yang kulakukan di masa lalu hingga bisa menemukan mu. Tuhan sangat baik padaku."


Jisoo tertawa kecil. "Nah. Mungkin kita ditakdirkan untuk bersama."



"I hope that baby."
©










Jisoo
Aku sudah di depan dorm mu






Taeyong langsung meloncat dari kursinya saat melihat pesan dari Jisoo. Membuat Johnny menoleh kaget padanya.


DELUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang