part 22

114 5 1
                                    

Akhirnya Febby pun telah sampai dirumah lamanya,lalu Febby menunggu El keluar dari mobilnya dan mengekor El dari belakang

Saat masuk ke pintu yang bercat coklat,matanya langsung tertuju pada mamanya yang saat ini hanya terbaring lemas diatas sofa,matanya bengkak akibat nangis yang dari tadi tidak ada henti-hentinya,ditambah lagi Febby melihat Al yang tidak karuan sama seperti Febby yang menjumpai penampilan El seperti tadi

Febby sangat kasian atas penampilan yang menurutnya sangat acak-acakan,namun Febby berusaha untuk menenangkan diri sebaik mungkin

Ranti yang melihat kehadiran Febby tersebut dirinya langsung berdiri dan menuju ketempat dimana Febby sedang berdiri lalu memeluknya

"Maafin mama nak?"hanya kata-kata itu yang bisa dia lontarkan kepada Febby,dia bingung harus mengucapkan apalagi selain dari kata maaf Karna di diri ranti hanyalah ada sebuah kesalahan yang sangat besar

Febby terdiam kaku,tidak bisa berkutik apa-apa lagi,lalu dirinya memutuskan untuk membuka suara

"Ayok kita pulang"ajak Febby kepada tiga orang didepannya

"Ini udah malam kak!besok saja ya?"jelas Al sambil memgucek-ngucek matanya yang mungkin hanya tersisa dua wat lagi

"Besok gue sekolah!biar gue aja yang nyetir"kata Febby,jelas saja semuanya tersentak kaget,yang awalnya Al mengantuk kini matanya melotot bahkan hampir saja mau keluar atas perkataan yang Febby lontarkan barusan

"Apa gue salah?"tanya Febby polos

Dan dibalas dengan gelengan kepala dari mereka bertiga tersebut,tanpa basa basi lagi,Febby langsung berjalan menuju garasi untuk mengeluarkan mobilnya,.mamanya sedang membereskan barangnya kembali sedangkan Al dan El?mereka mengangkat barang-barang yang sudah dikemas oleh mamanya,lalu mobil yang dikendarai Febby melaju kencang untuk mengarah kerumahnya

                               ***

hari ini febby memutuskan untuk berangkat sekolah pukul enam pagi,Karna malas bertemu sama papa nya

Dan hari ini febby memutuskan membawa mobil bukan moge nya,Karna tadi malam telah diambil di bengkel oleh El

Setelah lima belas menit di perjalanan,sampailah Febby disekolah,sebelumnya Febby harus melewati pagar untuk memarkir mobilnya,dan pastinya Febby akan berjumpa sama security yang parkiran di sekolahnya

"Eh neng Febby kok tumben cepet?biasanya neng terlambat,apalagi sekarang masih jam enam neng"kata pak Bejo yang termasuk security penjaga sekolah,pak Bejo masih engga nyangka kalok itu beneran Febby yang membawa mobil,tidak henti-henti dirinya melihat jam tangan untuk memastikan apakah sekarang jam enam atau delapan,"lagian semua murid juga belum pada Dateng pasti bener ini non febby"ucap pak Joko dalam hati

"Yaelah pak,perasaan saya salah mulu ya Dimata orang,saya pergi cepat salah,saya terlambat kena omel!heran saya,jadi saya harus gimana lagi?"ucap Febby kesal bahkan sangat kesal,Febby masih enggak habis pikir sama pak joko

"Hehe,maafin pak Joko atuh neng,bapak enggak tau,yaudah neng silahkan masuk"

Febby segera memarkirkan mobil nya di parkiran,dan langsung menuju kelas untuk bertemu sahabatnya Karna sahabatnya pasti sudah datang duluan walaupun cuma satu orang

Febby melewati koridor kelas demi kelas,dan sampailah Febby dikelasnya,mata Febby mencari sosok yang dikenal namun tidak ada

"Kemana Vanesa,Dinda?biasanya kan mereka cepet banget datangnya?"

"Woii!nyari siapa Lo?mau maling ya Lo?!"tanya cowo itu tiba-tiba sambil memukul punggung Febby pelan

Febby yang awalnya tadi berdiri didepan kelas,langsung terlonjak kaget merasakan punggung nya dipukul oleh seseorang

"Anjing Lo!Lo bisa enggak sih enggak usah gangguin gue?!dan satu lagi!ini kelas gue enggak mungkin gue maling dikelas gue sendiri mahok!"

"Setan Lo feb!gue bukan mahok!"

"Kalok bukan mahok jadi apa?buktinya sampe sekarang Lo belum punya pacar!"jawab Febby tidak mau kalah sama cowok yang berada didepannya sekarang

"Febb Lo yaa!arrggghhhhhhh"

"Gue kenapa ha?!Lo enggak su-"

Omongan Febby terhenti ketika ada seseorang yang menghampirinya,dan itu membuat Febby lebih sangat jengkel lagi

"Ada apa ini febb?Erlangga Lo ngapain disini?"tanya Riski

Riski yang dari kejauhan beberapa meter memandangi mereka berdua yang dari tadi berdebat yang bagi dirinya sangat tidak jelas,dan terpaksa dirinya sendiri yang harus meleraikan keduanya

"Lo enggak usah ikut campur Ki!"bentak Febby

"Muke gile Lo!eh sikap Lo itu enggak bisa apa kayak cewek sehari aja?gue bosan tau enggak dengar Lo marah terus,ngomel terus,enggak capek apa?muka lu tuh cantik!anggun kek setidaknya sedikit"ucap Erlangga

"Eh ada apaan ini?febb Lo enggak papa?"sebelum Febby membalas perkataan yang dilontarkan barusan dari mulut Erlangga,tiba-tiba Vanesa datang dan langsung menghampiri Febby

"Lo masih beruntung ga!"jelas Febby kepada Erlangga

"Dan buat Lo?!jangan pernah Lo muncul dihadapan gue lagi!Ayuk Vanesa"kini ucapannya teralih pada Riski yang dari tadi hanya berniat untuk melerai mereka berdua,dan Febby segera meninggalkan Erlangga dan Riski yang sedang berpikir atas perkataan Febby barusan

"Cewek sadiss!"pekik Erlangga

"Sudahlah ga!Lo kayak cewek aja,yaudah sana masuk kelas!gue duluan"

Riski langsung meninggalkan Erlangga,dan Erlangga pun juga meninggalkan tempat itu juga,sedangkan dari kejauhan dibalik pohon yang dibawahnya berisi sebuah kursi panjang,tengah duduk seseorang dan memperhatikan mereka sekitar tujuh menit yang lalu namun dari mereka tidak ada sama sekali yang menyadari itu

"Enggak mungkin Febby Setega itu!"

"Enggak mungkin Febby kasar seperti itu?"

"Apakah ini Febby yang cinta sama gue?"

                              ***

FebbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang