Dan semua pembahasan tentang kakak Kiran berakhir. Baik Kiran atau pun Edward hanya diam sampai mereka kembali ke apartment. Kiran masuk terlebih dahulu ke dalam apartment Edward. Sedangkan Edward masih berdiri di ambang pintu sambil menatap layar ponselnya.
"Kiran maaf tapi sepertinya kau harus jaga apartmenku," kata Edward setengah memohon.
"Jangan bilang dokter itu minta kau temani hah!" tebak Kiran asal.
Melihat ekspresi Edward yang tersenyum kaku dan tersipu malu tentu tebakan Kiran benar. "Selamat bersenang-senang," kata Kiran sambil berjalan kembali ke arah pintu. Kiran membalikkan badan Edward lalu menyuruhnya pergi untuk menemui kekasihnya.
"Hah, aku selalu berakhir dengan tidak ditemani siapa-siapa!" gumam Kiran sambil berjalan menuju kamarnya.
Kiran menghentikan langkahnya dia melihat Sean sedang tertidur di tempat tidurnya dengan pose super seksi! "Apa aku gila!" pekik Kiran dan kemudian Sean menghilang.
Kiran menggigit ujung-ujung kukunya. Tidak! Apa yang sedang Kiran pikirkan. Bukan itu maksudnya, tapi kenapa Sean bisa-bisa ada di kamarnya dengan pose seksi menggoda dan dada bidang polos tanpa ditutupi kain seperti itu.
Apa ini pengaruh buruk atau penyakit menular akibat berciuman dengan lelaki rabies? Kiran menggelengkan kepalanya dengan keras dan kali ini Kiran berlari ke kamar mandi dan langsung mengguyur tubuhnya dengan air dingin.
"Tidak, ini tidak boleh terjadi," suara jeritan hati Kiran.
"Hi gendut! Cuuup," Kiran merasa ada suara Sean yang berbisik di telinganya dan sebuah kecupan yang mendarat di belakang lehernya.
Kiran berbalik dan tidak menemukan apa-apa. Sekarang dia benar-benar merasa gila. Tidak bisa! Ini tidak bisa terjadi. Kiran harus kembali ke pikiran warasnya. Apa ini efek karena Kiran sudah lama tidak berciuman. Jadi pikiran Kiran menjadi agak sedikit liar.
"TIDAAAAAAK," jeritan Kiran menggema di kamar mandi itu. Dan untungnya Edward sudah tak ada di apartment, jika Edward melihat apa yang Kiran lakukan. Edward pasti langsung membawa Kiran ke IGD Rumah Sakit sekarang.
Kiran keluar kamar mandi dengan lemas. Dan lagi-lagi dia melihat sosok Sean berguling di ranjangnya. Duduk manis di sofa dan bahkan ada yang berdiri memegang hair dryer miliknya.
"KALIAN HARUS MENGHILANG!" pekik Kiran dan layaknya magic semua bayangan Seaan menghilang.
"Apa yang sedang terjadi?" Kiran bertanya kepada dirinya sendiri. Kiran berlari cepat ke arah ranjangnya dan masuk ke dalam selimut tebal, meringkuk di sana karena ketakutan dengan hayalannya tentang kehadiran Sean yang terus menganggunya.
"Hi Babe!" sapa Sean dari dalam selimut.
"ARRRRGGGGH," Kiran menjerit dan terlonjak kaget hingga jatuh ke bawah melihat Sean ada di dalam selimut bersamanya.
Kiran meraup wajahnya, lalu mengacak rambutnya. "APA YANG TERJADI PADAKU!" pekik Kiran.
"Pip," bunyi ponsel Kiran nada tanda ada WhatsApp masuk.
Kiran mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Membuka pesan yang masuk ke aplikasi WhatsApp-nya. Dan itu dari Sean! Kiran terkejut, dia benar-benar yakin kalau dia sudah menghapus nomornya. Tapi, bagaimana bisa Sean menemukan nomornya lagi.
Kiran langsung membalas pesan dari Sean, mengetukkan ibu jarinya di atas layar ponsel dengan tenaga penuh, "Kau penguntit ya! Dari mana kau dapatkan nomorku!"
"Bagaimana kecupanku tadi heh? Masih mengingatnya bukan *wink*," balasan yang diterima Kiran makin membuatnya emosi. Lelaki itu benar-benar gila. Bukannya menjawab pertanyaannya terlebih dahulu. Dia malah membahas persoalan lain.
"TING TONG!" suara bel apartment berbunyi. Kiran berlari-lari kecil ke arah intercome.
"Layanan pesan antar pizza!" suara yang keluar dari intercome dan sekotak pizza muncul di layar.
"Ed memesannya untukku, dia baik sekali," kata Kiran kegirangan lalu membukakan pintu.
"Pizzanya silahkan di ambil," kata si pengantar pizza sambil memberikan kotak pizza ke Kiran. Tapi, si pengantar pizza tidak pergi dia malah masuk ke dalam apartment.
"Apa yang aku lihat benar-benar terasa nyata, hayalanku semakin menjadi gila," cicit Kiran sambil memeluk erat kotak pizzanya. Dan bau pizzanya sungguh menggoda!
Kiran berjalan kaku mendekati Sean yang sudah duduk di atas sofa dengan posisi yang sangat nyaman. Tanpa memikirkan sedang di mana dia sekarang. Sean duduk dengan kedaa kaki diletakkan di atas meja kayu yang berada di tengah-tengah sofa.
"Hei kau mana sopan santunmu, seharusnya jika ada tamu ambilkan minum," kata Sean bertingkah selayaknya Raja.
Dengan kepala yang berasap Kiran membanting kotak pizza yang sedari tadi di peluknya ke atas meja. Kiran langsung menarik kerah baju Sean dengan sekuat tenaga, "KAU! KELUAR SEKARANG DARI SINI!"
Sean memegang erat kedua tangan Kiran yang masih mencengkram kerah bajunya. Lalu, Sean melepaskan cengkraman tangan Kiran dengan paksa. Kiran menatap mata Sean dengan tatapan ingin membunuh. Manusia jenis apa Sean ini? Yang bertingkah seolah dia sang pemilik rumah? Ya, memang ada pepatah bilang tamu adalah Raja. Tapi, mana ada Raja yang tak punya tata krama.
Sean berdiri dia mengambil satu langkah maju untuk mendekati Kiran. Tapi, wanita itu mengambil satu langkah mundur untuk membuat jarak di antara mereka tetap ada. Kiran terus melangkah mundur dan Sean terus melangkah maju. Dan kedua langkah kaki mereka terhenti saat Sean merengkuh pinggang Kiran dengan satu tangannya. Satu tangannya lagi Sean gunakan untuk membelai pipi Kiran dengan lembut.
Untuk beberapa saat Kiran menahan nafasnya. Sean mendekatkan bibirnya ke telinga Kiran, "bernafaslah jika kau tak ingin mati, aku pulang dulu ya Ki-ran," bisikan Sean sampai membuat bulu kuduk Kiran meremang.
Sean berjalan kepintu keluar. Meninggalkan Kiran dengan semburat merah di wajahnya. Ada sesuatuyang menarik dari sosok Kiran. Kiran seperti maghnet yang terus menarik Seanuntuk mendekatinya. Sean merasa Kiran adalah sosok yang ada di luar kendalinyadan seseorang yang sangat sulit untuk dia tebak isi kepalanya. Rasa penasaranyang begitu besar sedang menyelimuti hati dan pikiran Sean saat ini. Rasapenasaran akan sosok Kiran!
>>
SEE U TOMMOROW-
DON'T FORGET TO GIVE ME VOTE N COMMENT...
HOPE YOU ENJOY THE STORY!
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
Romance18+ Bijaklah dalam memilih bacaan. Not include sex scene but full of harsh words. langsung baca prolog... di private random....