3.2 THE DESTINY PLAY WITH THEM?

4.7K 229 1
                                    

Sean memasuki apartmentnya dengan tergesa. Perasaan bodoh macam apa yang sedang dia rasakan sekarang. Dia marah? Sean sedang marah karena Kiran memutuskan sambungan teleponnya. Hari ini Kiran benar-benar membuat perasaan Sean menjadi kacau. Sean berjalan masuk ke dalam kamarnya, sebelum menghempaskan tubuhnya Sean melihat pantulan dirinya di cermin.

Sean menyugar rambutnya, dia mulai bertingkah selayaknya model di depan cermin, "look, you so handsome," kata Sean memuji sendiri bayangannya yang terpantul pada cermin.

Sean benar, dirinya memang tampan. Rambutnya hitam dengan sorotan mata yang tajam. Hidungnya mancung dengan kombinasi wajah antara middle eastern dan juga latin. Dan jika wajah Sean polos tanpa bulu-bulu halus yang menutupi separuh wajahnya. Yang pertama kali orang perhatikan pasti tahi lalat di atas sudut bibirnya sebelah kirinya karena terlihat kontras dengan bibir tipis milik Sean.

Tapi, yang paling mengingatkkan akan sosok seorang Sean adalah tatapan penuh intimidasinya. Ekspresi datarnya seperti bajingan gila yang suka marah-marah. Terlalu menyeramkan bagi wanita yang suka laki-laki dengan tatapan sendu yang meneduhkan. Entah kenapa ini tak berlaku bagi Sean. Wajah yang penuh dengan intimidasi itu bahkan masuk dalam kategori "20 CEO muda tersukses dan tertampan" menurut majalah Forbes. Suatu pencapaian yang gila di umur Sean yang baru 25.

Sean memang terlahir dengan sendok perak di mulutnya. Tidak bukan sendok perak tapi sendok emas. Dia memang lahir dengan keberuntungan. Sekarang yang Sean lakukan adalah menikmati dan melanjutkan kerja keras Ayahnya.

Setelah puas memuji pantulan dirinya di cermin. Sean membaringkan tubuhnya di atas ranjang dia merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Sean duduk dari tidurnya melepas kaos yang dia pakai dan dengan satu lemparan Sean berhasil memasukkan bajunya ke dalam keranjang pakaian kotor yang ada di sudut ruangan.

Sean kembali berguling di atas ranjangnya dengan gelisah. Dengan masih memikirkan tentang ciuman itu. Rasanya mustahil lelaki sepeti dia di bilang "poor" oleh seorang wanita. Dan kata itu pun terus menggema di telinganya. Sean masih penasaran kenapa Kiran bilang ciumannya menyedihkan, Sean harus mengetahui alasannya. Sean mengambil ponselnya, dia ingin menelpon Kiran sekaarang. Dia harus mendengarkan alasan Kiran kalau tidak hidupnya tak akan tenang dan kata-kata Kiran akan terus menggema di telinganya!

"HELL! SHIT! WHAT THE FUCK! Berani sekali dia memblokirku!" pekik Sean sambil terlonjak kaget dari tidurnya. Kiran memblokir nomornya dan Sean tak bisa menghubungi Kiran disaat dia ingin sekali mendengar alasan Kiran.

"Kiran kau benar-benar makin membuatku ingin menganggu hidupmu, sampai aku puas mencari tentangmu aku tak akan berhenti untuk menganggumu, tunggu saja!"

Sean baru saja seperti mendapatkan sebuah mainan yang membuat rasa penasarannya timbul. Dan terkadang manusia punya tingkat rasa penasarannya sendiri. Dan bagi Sean tingkat rasa penasarannya ada di posisi yang tertinggi. Di mana rasa penasarannya dapat merubah dia layaknya seorang penguntit gila yang akan berhenti jika semua pertanyaan yang ada di kepalanya terjawab.

Sean kembali membuat sebuah panggilan di teleponnya, "Aku punya tugas untukmu," kata Sean kepada orang yang ada di baalik sambungan telepon itu.

"..."

"Kiran, ya hanya itu yang kutahu, dia tinggal di Apartment Orchid Luxe nomor 422,"

"..."

"ITU TERLALU LAMA!" bentak Sean, kemudian dia menghela nafasnya panjang, "Lakukan dalam satu jam, jika kau tidak mendapatkan semua yang ku inginkan, kau tahu kan seberapa mengerikannya aku," sambung Sean dengan nada yang penuh dengan intimidasi.

"..."

Rasa penasaran Sean kali ini benar-benar berbahaya. Sean selalu berbuat sesuka hatinya tanpa tahu masalah apa yang akan dia timbulkan dengan perbuatannya ini. Apa memang benar setelah Sean tahu semuanya tentang Kiran dia akan berhenti begitu saja? Yang Sean ingin cari tahu itu sosok Kiran atau hidup Kiran. Seharusnya Sean tak pernah memulainya. Karena ini terlihat seperti bencana bagi Kiran. Kalau Kiran tahu apa yang dilakukan Sean sekarang, mungkin dia akan berlari lalu memukuli Sean dengan membabi buta. Kiran itu terlalu emosional kalau sudah menyangkut hidup dan juga hatinya.

Kalau memang takdir yang mempertemukan mereka. Kali ini mungkin takdir sedang bermain dengan mereka!


Penasaran adalah rasa ingin tahu yang sangat amat menyiksa. Sehingga membuat empunya rasa itu melakukan tindakan seperti menggali informasi bahkan berubah jadi penguntit yang berkeliaran di sekeliling objek yang membuatnya penasaran. Rasa penasaran bisa timbul pada objek apa pun. Dan paling berbahaya jika rasa penasaran itu timbul pada objek yang bernama manusia karena itu mungkin bukan hanya rasa penasaran tapi rasa ketertarikan.


>>

>>


..

..

.

SEBAGAI RASA BERSALAH DOUBLE UPDATE...

JANGAAN LUPA VOTE DAN COMMENT...

MAAF YA GAK UP KARENA MODEM GAK ADA KUOTA, HENPON SAYA RUSAK JADI REMAH-REMAH RENGGINANG, WIFI KANTOR LAGI NGADAT...

DOAAKAN MULAI BESOK RUTIN LAGI UP BABAY...


Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang