Pria itu?

363 30 0
                                    

Keynal POV

Sudah beberapa hari ini aku terus menghindari Melody. Sebaiknya kami tidak bertemu dulu, aku takut jika aku akan menyakitinya.

Hari ini aku ada janji menjemput Veranda di tempat les piano. Dia pasti sudah menunggu.

Aku bersiap-siap dan segera pergi. Baru saja aku membuka pintu, Melody sudah berdiri didepanku.

“Huaa.. Melody ..” kagetku.

“Key, ada yang ingin aku bicarakan.” Ucapnya pelan.

“Maaf Mel, aku harus pergi.” tolak ku.

Aku beranjak meninggalkannya, tapi dia menahan tanganku.

“Please Key, sekali ini saja. Sehabis ini aku tidak akan mengganggu mu lagi.”

Ku lihat Melody mulai menangis dan aku tidak tahan melihatnya begitu.

“Baiklah. Apa yang ingin kau kata kan.” Ucapku akhirnya.

“Bisa kah kita bicara didalam.” tawarnya.

Aku pun kembali masuk kedalam apartement, disusul dengan Melody.
Setelah didalam dia mulai bicara.

“Maafkan aku Keynal, karna aku telah menyusahkan mu selama ini.”

Aku cuma diam menatapnya. Lalu dia melanjutkan lagi ucapnya.

“Sore ini aku akan pergi meninggal kan Jakarta..”

“Kau mau kemana?” potongku.

“Aku akan kembali ke Jepang.”

“Secepat itu kah kau pergi?” Tanya ku cepat lalu berdiri didepannya. Entah kenapa aku menanyakan hal itu, jujur ada rasa sakit dihatiku saat dia bilang dia akan pergi.

Dia mengangguk. Kemudian mendekat dan memelukku.

“Aku akan belajar melupakan mu Key. Biarpun itu sulit, tapi aku akan mencobanya. Asal kau tidak membenciku.” Ucapnya tulus masih terus memelukku. Dapat ku dengar suara tangisnya.

Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku lega Melody tidak akan mengganggu ku lagi, tapi aku juga tidak ingin dia menjauh apalagi aku tidak akan bisa melihatnya lagi.

Dia melepaskan pelukkannya lalu tersenyum.

“Aku harus pergi sekarang, sebentar lagi penerbanganku.”

Dia berjalan keluar dan aku langsung memegang tangannya.

“Bisa kah aku mengantarkan mu.” ucapku.

Dia terlihat bingung.

“Untuk terakhir kalinya.” sambungku lagi.

“Iya.” jawabnya tersenyum senang.

“Terima kasih Key, sudah mengantarku.”

“Tidak perlu berterima kasih, sudah seharusnya teman mengantarkan.” Ucapku lalu tersenyum dan dia membalas senyumanku.

Ku lihat Melody memandang keseluruh tempat seperti mencari seseorang. Daritadi dia melihat kekanan dan kirinya terus.

“Kau sedang menunggu seseorang?” Tanyaku.

“Ah, iya. Temanku.” jawabnya. Dia mencoba mencari lagi lalu melihat jamnya.
“Sepertinya dia tidak datang.”

Lalu suara operator memberitahu penerbangannya sebentar lagi dan dia harus masuk.

“Sudah waktunya.” ucapku.

“iya. Makasih Key.”

Melody  maju ke arahku lalu mencium lembut pipiku.

“Bye..” sambungnya lagi.

“Bye..” balas ku.

Dia pun pergi.

Aku melangkah kan kaki ku menuju tempat duduk di tempat itu. Aku tidak tahu sekarang apa yang ku pikirkan. Harusnya aku menjemput Veranda, tapi hatiku menyuruhku untuk bertahan dulu disini.

“Aku pasti kangen Kamu Mel.” gumamku.

Veranda POV

Sudah jam 4 lewat, tapi Key belum juga datang menjemput.

“Kemana sih si Key, apa dia lupa menjemputku.”

aku sudah coba mengirim kan pesan dan menelpon nya Tapi handphonenya tidak aktif.

“Sudahlah. Aku pulang saja sendiri.”

Baru saja aku melangkah untuk menyebrang jalan.
#Tttiiiiiiiiit..
Sebuah mobil nyengolku.”

Aku terjatuh kesamping jalan, kaki ku berdarah.

“Kamu tidak apa-apakan?” Tanya pengemudi mobil itu menghampiriku.

“tidak. Maaf, aku yang salah menyebrang tidak melihat terlebih dahulu.” ucapku kemudian melihat orang itu dan dia ternyata orang yang hari itu berada dipentas akustik. Orang yang memiliki suara indah.

Aku masih terdiam melihatnya.

“Apa kau bisa berdiri, dimana rumah mu? Aku akan mengantarkan mu.” Tawarnya sambil membantu ku berdiri.

Agak susah juga aku berjalan jadi dia merangkul ku. Perasaan ku tiba-tiba gugup saat dia merangkulku.

“Hmm.. Terima kasih  Ucapku malu.

Kami sudah sampai dirumahku. Dia mengantarkan ku, sampai kedalam rumah dan membantu ku duduk.

“Apakah kau mau berdiam dulu disini?” pintaku.

“Maad, aku harus cepat pergi. Aku ingin menemui seseorang, sepertinya aku sudah terlambat.” Jawabnya kemudian segera keluar.

“Hey, namamu siapa ?!” teriakku. Tapi dia sudah pergi dan tak mendengarku.

Aku hanya mendengus kesal. Aku penasaran sekali siapa orang itu.

Dia telah membantuku, dia juga memiliki suara yang indah ditambah lagi dia tampan dan baik. Lagi-lagi aku gugup hanya karena memikirkannya.

Keynal POV

Sudah jam 5 lewat. Aku masih duduk melamun dibandara. Pesawat yang ditumpangi Melody sudah terbang dari tadi.

Aku melihat handphone ku, ternyata mati.

Tiba-tiba didepan ku berlari seorang prua. Dia tergesa-gesa menemui petugas bandara dan menanyakan apakah pesawat dengan penerbangan ke Jepang sudah terbang.

Petugas itu mengatakan sudah.

Pria itu mulai menangis, dan lemah. Dia terduduk dilantai. Masih dengan tangisnya yang keras.

“Pasti pacarnya baru saja meninggalkannya.” gumamku.

Aku mulai menyalakan Handphone ku, dan ketika sudah aktif. Ada banyak pesan dari Veranda.

Sebaiknya aku segera menemuinya. Aku pun pergi menuju rumah Veranda menaiki taksi.

.

.

.

TBC

Sakitnya Cinta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang