Aku cinta kamu Key

470 29 0
                                    

Keynal POV

Perlahan aku membuka mata, samar-samar ku dengar suara petikan gitar.
Musiknya terdengar indah.

“Siapa yang memainkan gitar pagi-pagi begini?” gumamku.

Aku segera bangun, berjalan mencari asal suara gitar itu. Ku buka pintu apartement ku dan keluar berdiri didepan pintu.

“Sepertinya suaranya dari ruang sebelah..”

Aku mendekati pintu apartement sebelah, suara gitar itu berhenti dan kemudian seorang perempuan keluar.

Aku gelagapan cepat-cepat berbalik karena sekarang aku pas bediri didepan pintunya.

Baru saja aku ingin kabur, dia menegur ku.

“Kamu yang tinggal disebelah ya?”

Aku kembali berbalik.

“Heh, iya.”

“Aku orang baru disini, namaku Melody”
Dia memperkenalkan dirinya. Aku sempat terpana. Benar kata Veranda, dia cantik sekali.

“Devin Keynal Putra. Tapi kau bisa memanggil ku Key.” sahut ku.

“Salam kenal Key.” katanya lagi.

“Iya.” jawabku cepat.

Sehabis aku berkenalan, aku kembali ke kamarku. Aku harus bersiap-siap, hari ini aku ingin menemani Veranda menonton festival akustik.

Kami sudah sampai di acara Jakarta festival akustik.

Veranda kelihatan senang sekali, biarpun kami harus berpanas-panas berdiri dikeruman orang yang juga menonton.

Dari dulu Veranda memang menyukai musik dan suaranya juga bagus, tapi dia tidak pernah mau menunjukkannya.

“Key, kita maju kedepan yuk.” ajaknya lalu menarikku.

Sekarang kami sudah berdiri didepan.

Dia sungguh-sungguh memperhatikan setiap penampilan peserta dan tiba lah penampilan terakhir.

Seorang pria  mulai duduk dikursinya, memainkan sebuah lagu dengan gitarnya.

Ku dengar Veranda berkomentar,
“Suaranya indah sekali.”

Dia hampir tidak berkedip melihatnya sampai Pria itu pergi.

“Sudah selesai, ayo pulang. Sepertinya bakal hujan.” kata ku.

“Ayo.” jawabnya.

Lalu kami pun pulang berjalan dengan bergandeng tangan.
Aku mengantar Veranda terlebih dahulu, jarak rumahnya tidak terlalu jauh.

Tepat sampai didepan rumahnya, hujan pun turun.

“Key, kamu beneran mau pulang? Berteduhlah dulu dirumah.” kata Veranda disela hujan yg mulai deras.

“tidak, aku pulang saja. Aku akan mencari taksi.” jawabku dan berbalik mencari taksi yang lewat.

Veranda menarik tanganku membuatku kembali menghadapnya. Sekarang jarak muka ku dengan mukanya dekat sekali.

Dia lalu mencium bibirku, aku sempat berdiam. Lalu kemudian membalas mesra ciumanya. Rasanya romantis sekali berciuman ditengah hujan.

Aku membokar isi tas ku juga mencari di semua kantong celana.

“Huh, dimana sih kunci ku.” omel ku kesal.

Seluruh pakaian ku basah dan aku tidak bisa masuk apartemen.

“Kamu kenapa?” Tanya Melody mengagetku.

“Eh kamu Mel, aku sedang mencari kunci ku. Ku rasa hilang.” Jawabku menyerah mencari kunci itu.

“Kamu boleh tidur di tempatku dulu, kamu basah nanti bisa sakit.” Tawarnya

“Benarkah? Terima Kasih. Besok aku akan meminta kunci cadangannya.” jawabku senang. Kebetulan aku juga sudah kedinginan berdiam diluar.

“Masuklah” Ajaknya.

Aku mengikuti Melody masuk keruangannya. Dia juga meminjamkan aku baju. Melody baik sekali.

Sebulan sudah aku Mengenal Melody.
Kami semakin akrab, aku sering jalan berdua dengannya.

Dia juga telah mengenal pacarku Veranda.

Tapi, Malam itu tiba-tiba Melody menyatakan cintanya padaku.

“Aku suka kamu Key. Tidak, bukan cuma sekedar suka tapi aku mencintaimu.” Ucapnya ketika kami sedang berdua di tempatku.

“Hah, apa kamu bercanda?!” kagetku.

“Aku tidak bercanda. Aku benar-benar telah jatuh cinta padamu.”

“Aku sudah punya Veranda, Mel. Aku tidak mungkin bersamamu.”

“Aku tahu ! Tapi, Aku bisa menjadi yang kedua buat mu!” Teriaknya.

Aku benar-benar kaget mendengarnya.

Melody lalu mencium bibir ku. Aku menolaknya kemudian dia mencoba mencium bibir ku secara paksa lagi.

Kali ini aku mendorongnya keras, sampai dia menjauh. Dia mulai menangis.

“Key, aku benar-benar mencintaimu. Dan aku yakin kamu juga sama.” Ucapnya masih terus menangis.

“Kamu gila Mel ! Sebaiknya kamu keluar sebelum aku benar-benar marah.” bentakku.

Melody lalu berbalik berlari keluar sambil terus menangis.
..
..
..

“Maaf Mel, aku memang menyukai mu. Tapi, aku mencintai Veranda. Aku tidak ingin mengkhianatinya.”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Sakitnya Cinta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang