Yang Sebenarnya

450 24 1
                                    

Farish POV

Mendengar kata Veranda tentang Melody aku segera berlari menuju mobilku.

“Melody.. kapan kau kembali? Kenapa Keynal yang lebih dulu kau temui !” marah Farish.

Dia melajukan mobilnya menuju bandung, kerumah orang Tua Keynal.

Yaa..dia tahu semuanya tentang Keynal. Sejak Keynal mengacaukan hidupnya.

Sejak Melody meninggalkannya untuk seorang Keynal.

Farish berdiri didepan mobilnya, menunggu Keynal keluar dari dalam rumah.

“Ingin sekali langsung masuk dan menyeret Keynal keluar.” gumamnya.

Tidak lama menunggu, seseorang itu muncul.

“Melody..”

Melody berjalan santai menuju rumah Keynal.

Air mata Farish perlahan keluar, melihat orang yang selalu dirindukannya sekarang berada didepannya. Tapi dia belum bisa menemui Melody. Ini akan mengacaukan semuanya.

Melody mengetuk perlahan pintu rumah Keyn, dan Keynal membukakan pintu.

Mereka berbicara sebentar, saling tersenyum. Kemudian Melody masuk kedalam rumah mengikuti Keynal.

Farish keluar dari mobilnya. Dia menatap marah ke arah rumah Keynal tangannya mengepal. Ditendangnya mobilnya berharap bisa membuang kekesalannya tapi semuanya sia-sia.

Melody POV

“Key bagaimana hari ini?” Tanyaku melihat Keynal yang dari tadi wajahnya ceria sekali.

“Sangat menyenangkan ! Terima kasih Mel,  Gara-gara kamu aku bertemu Veranda lagi tadi.”

mereka berdua bercerita dikamar Keynal

“Ini hadiah darimu. Aku suka sekali.” lanjut Keynal lagi, memamerkan gantungan handphonenya.

Aku senang sekali melihat tawa Keynal. Beda seperti kemarin, dia terlihat tidak bersemangat. Veranda memang semangat untuknya.

“Itu.. Syukurlah kau menyukainya.”

“Mel, nanti kau ikut aku bertemu Veranda ya..Dia ingin bertemu denganmu.” Keynal duduk didepan Melody di atas tempat tidurnya.

“Benarkah? Ok. Aku juga sangat rindu dengannya..”

Asyik aku bercerita dengan Keynal, jam sudah menunjuk kan pukul 9. Aku harus pulang sekarang.

“Key, aku pamit ya.. Sudah malam.” pamitku.

“Yaa.. Kenapa cepat sekali pulangnya.”

“Aku sudah lama disini.”

“Baru sebentar..” rengek Keynal.

Aku berjalan menuju pintu kamarnya.

“Lain kali giliranmu yang main kerumahku..” ucapku.

“Iya.” balas Keynal, “Mell..” panggilnya lagi.

“Kenapa?”

“Nanti kau pasti akan menemukan seseorang yang akan membahagiakan mu juga.” ucap Keynal mengagetkanku. Dia tersenyum.

Bagaimana mungkin. Seperti nya hati ku masih untuk mu Key.

“Semoga saja.” balasku.

“Semangat !”

Pulang dari tempat Keynal, aku berjalan kaki menuju rumahku. Rumah kami tidak berada ditempat yang berjauhan.

Sakitnya Cinta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang