10] Dan

2.5K 91 5
                                    

Ingin aku mengulang pertama kali aku dekat denganmu tapi jangankan mengulang untuk mengingat itu saja air mataku sudah mengalir deras.

[]

Aku terbangun pagi untuk hari ini. Padahal ini hari minggu aneh sekali aku bangun pagi. Aku mengecek ponselku ternyata sekarang jam 9 pagi. Ah tapi tetap saja ini masih pagi bagiku.

Aku beranjak dari kasur dan bergegas untuk mandi. Tapi baru saja saat aku membuka baju tidurku dan hanya menggunakan kaos transparan juga celana pendek, pintu kamarku terbuka.

Jelas aku sangat panik, sekalipun itu Mama aku akan tetap panik.

"Astagfirullah! Pey." Celetuk orang itu, aku masih memejamkan mata.

Ketika aku membuka mataku, dia ---Kak Fazka berdiri disana dengan wajah yang tak kalah panik.

"Ih Fazka! kamu kalo mau masuk kamar aku ketuk dulu kek, untung aja aku mau mandi gimana kalo aku cuma pake anduk doang, sono ih." Cerocosku.

"Hahaha maaf deh cuma mau ngasih tau di bawah ada Zean tuh." Katanya.

"Ya udah iya, aku mau mandi dulu."

Aku menghampirinya untuk menutup pintu.

"Aku kira kamu triplek Pey, ternyata ada juga." Ucapnya berbisik.

Mataku menyorotnya tajam.

"Sembarangan! dasar mesum! bilangin papa nii." Kataku geram.

"Hahaha becanda kanjeng ratu." Katanya, lalu aku menutup pintu kamar dan mandi dengan tenang.

🍁

"Bang Zean!" Sahutku sambil menuruni anak tangga.

"Hei Pepey!" Sahutnya balik.

"Bang Zean kemana aja jahat setahun ga kesini sini." Ucapku lalu memicingkan mataku.

"Haha maaf ya bang Zean itu sibuk sama tugas." Katanya lalu mencubit pipiku.

"Pey kangen tau!" Ucapku nada tinggi layaknya anak kecil.

"Bang Zean juga kangen." Katanya lalu memelukku erat.

Jarak umurku dengan Bang Zean terpaut 3 tahun. Artinya sekarang dia kelas dua belas. Tepat di atas kelas Kak Fazka.

"Besok abang sekolah ga?" Tanyaku melepaskan pelukannya.

"Iya lah, emang kenapa? kamu mau ajak abang bolos bareng ya." Katanya.

"Ih apaan masa bolos, pokoknya malem ini nginep ya." Pintaku dengan manja.

"Kan udah ada temen." Celetuknya.

"Siapa?"

"Itu bang Fayol." Katanya menunjuk kak Fazka yang sibuk mengemil.

"Tapi kan Pepey kangen bang Zean, plis ya temenin ya." Kataku merengek.

"Oke deh."

"Horee malem ini tidur bareng ya! bertiga!"

"Ga bisa dong sayang kamu itu cewe dan udah gede jadi ga bisa sembarangan gitu." Ucap Mama yang tiba-tiba ada di sampingku.

"Yah lagian cuma tidur ma, janji ga bakal maen atau begadang kita langsung tidur kok serius." Ucapku.

"Tetep ga boleh sayang..." Kata Mama tegas tapi tetap dengan kelembutan.

"Gapapa tante biar nanti Zean sama Fayol tidur di sofa kamar Pepey, ga di kasurnya." Itu kata Bang Zean.

"Ya udah iya deh." Jawab Mama pasrah.

Ini ngomongin malam padahal ini masih pagi. Saat itu juga siang di hari minggu sangat membosankan.

"Metis yuk!" Celetukku.

"Kuy!" Kata Bang Zean menanggapi.

"Ayo lah." Kak Fazka juga.

"Mama mau ah."

"Papa ngikut aja."

"Ya udah kuy beli, pa mana duitnya." Ucapku sambil menyodorkan tangan pada Papa.

"Dasar anak papa yang ini tuh." Kata Papa menciumku lalu memberiku uang.

"Ayo bang mau pada ikut ga?" Ucapku berharap ada yang mengantar.

Mereka hanya menatapku. Dan memberi sengiran yang menyebalkan.

"Ga ah mager, Pepey aja sono." Titah Bang Zean.

"Gojek aja udah." Itu kata Kak Fazka.

"Ih ngeselin! mau tapi ga mau usaha huh!" Ucapku kesal lalu keluar rumah.

Mereka terkekeh aku tahu itu.

Aku memainkan ponselku, tapi daripada memesan ojek online mending aku minta tolong antar Akhtar.

Aku meneleponnya berharap moodnya sedang baik.

'Halo Tar.'

'Hm?'

Duh, moodnya pasti sedang kacau.

'Ga jadi ah lo lagi badmood'

'Buruan apaan?'

'Itu tadinya minta temenin beli rujak petis tapi ga usah deh'

'Oh tunggu, otw'

Dia menutup teleponnya begitu saja. Menyebalkan.

Tak lama, Akhtar datang. Dia diam saja, aku yang menghampirinya.

"Gapapa nih? nanti gue ganti deh bensinnya." Ucapku.

"Iya." Sial jawabannya lebih singkat daripada driver ojek online.

Motor Akhtar melaju kencang dan sampailah kita di tukang rujak. Dan ya abis itu beli rujak lah. Setelah membeli rujak, Akhtar pun mengantarku pulang.

Tapi dia tidak langsung belok ke arah perumahan rumahku.

"Mau kemana dulu Tar?" Aku memberanikan diri untuk bertanya meski takut mood Akhtar lebih kacau nantinya.

"Taman." Katanya begitu dingin.

Dan sampai di taman dia menarikku untuk turun dari motornya. Aku benar benar bingung.

"Lo udah punya pacar ya Pey?" Tanyanya tiba-tiba.

"Hah? kok tumben nanya gitu?" Jawabku berbalik bertanya.

"Nanya aja." Jawabnya datar.

"Eh ngga kok, kenapa?" Aku memang harus mengatakan ini supaya rahasia aku dan Kak Fazka tetap berjalan.

"Gapapa gue kira udah, ya udah ayo balik." Katanya tetap datar.

Lah ni anak mood nya baik lagi? somplak apa gimana dah.

Lalu Akhtar mengantarku pulang ke rumah dengan selamat hehe.

"Ayo maen ada bang Zean juga." Kataku.

Akhtar sudah akrab dengan bang Zean karena memang Akhtar sahabatku sedari kecil.

"Oke maen bentar ah kangen sama bang Zean." Kata Akhtar dengan ceria? ceria? itu bukan Akhtar.

Aku membukakan pintu rumah dan Akhtar mengikutiku dari belakang.

"Loh jadi driver gojek nya ganteng juga." Celetuk Bang Zean.

"Sembarangan, orang Akhtar kangen sama bang Zean katanya."

Akhtar tersenyum lalu bersalaman dengan semuanya. Senang rasanya kalau melihat ketiga ksatriaku kumpul.

-----
n/a: widih ada fazka, zean, sama atarr komplit ya^

pantengin terus ok:)) hope u like it guys!❤

Lover But Brother [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang