11] Seterusnya

2.4K 81 0
                                    

Kita sama kok, sama sama ga bisa lupain mantan doi tapi kalo kita sama sama jatuh cinta, ayo kita berjuang bareng buat lupain mantan doi kita.

[]

Ini sudah malam artinya kita bertiga akan segera tidur. Semua berkumpul di kamarku setelah tadi sore Akhtar pulang.

"Kuu boring." Ucapku sambil mendengus kasar.

"Maen game pake VR kuy lah, tapi maen apa ya?" Celetuk Bang Zean.

"Game sejenis simulator aja." Kataku mengusulkan.

"Horror aja elah, eh Yol lo setujunya maen game apa?"

Tak ada respon.

Kak Fazka yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya dan membuat Bang Zean kesal karena tidak menjawab pertanyaannya. Akhirnya Bang Zean menarik ponsel Kak Fazka dari tangannya.

"Eh kampret jangan maen hp aja, cepet pilih game horror apa simulator?" Bang Zean memberi pertanyaan.

"Horror."

Aku hanya bisa menghela nafas kesal dan Bang Zean terlihat begitu senang.

"Oke! lo mau ikut maen ga bro?" Tanya Bang Zean.

"Ga ah kalian aja." Katanya lalu kembali duduk di sofa.

Akhirnya aku dan Bang Zean bergantian bermain game horror menggunakan VR. Dan Kak Fazka hanya menonton kita berdua bermain game sambil mengemil.

Kak Fazka terlihat diam saja dan mengikuti alur. Wajahnya tidak seriang biasanya. Dia kenapa? apa dia cemburu dengan Bang Zean? atau dia kesal dengan Bang Zean? atau dia punya banyak masalah? aku khawatir.

Setelah selesai dan cukup lelah, kita mengantuk dan ingin cepat-cepat berada dalam mimpi.

Aku yang mengantuk sempoyongan menuju kasur lalu Bang Zean melemparkan badannya ke sofa dan sekarang aku melihat Kak Fazka yang mengantuk kebingungan.

Aku yang tadinya sudah merebahkan tubuh beranjak melihat keadaan sofa yang ternyata sudah dikuasai Bang Zean. Kasihan sekali pacarku, dia terlihat sangat mengantuk malam ini besok dia harus sekolah tapi masa iya dia harus tidur berdua di kasurku, hm.

"Ya udah disini aja Jeka." Ucapku pelan karena sangat mengantuk.

Jeka bukan dipanggil jeka tapi jeuka. Bukan e tapi 'eu'. Dan jeka itu panggilan nama belakangnya Fazka. Ngerti kan? hehe.

"Hmm..." Gumamnya lalu dia tersenyum sekejap kemudian mengecup pipiku mungkin ucapan selamat malam untuk Adik.

Akhirnya Kak Fazka menghempaskan tubuhnya di kasurku dan terlelap di sampingku aku pun ikut terlelap.

🍁

"Bangun woy! kalian ngapain?" Seru Bang Zean.

Ini masih pagi tapi dia sudah ribut. Tapi seketika aku sadar, aku dan Kak Fazka tidur di kasur yang sama dengan posisi berpelukan. Duh pake acara yang bangun duluan Bang Zean pula.

"Cuma tidur elah." Jawabku enteng.

"Ya udah bodoamat dah, gue mau pamit pulang ye hari ini kan sekolah bangke, gue balik dulu." Ucap Bang Zean yang terburu buru sehingga menggunakan bahasa 'gue' kepadaku.

"Iya bang semangat sekolahnya!" Teriakku yang beranjak dari kasur lalu memeluknya, sebenarnya aku masih mengantuk.

"Oke! Pepey juga sono mandi shalat subuh abis itu siap-siap sekolah."

"Siap captain!" Aku memberi hormat ala-ala.

Bang Zean mengacak rambutku lalu keluar dari kamarku. Aku membalikkan badan menatap raut wajah Kak Fazka yang benar-benar lucu, muka bantal.

"Kamu kenapa? masih ngantuk?" Tanyaku menghampirinya.

"Ngga, aku mandi dulu." Jawabnya beranjak berdiri, aku menarik tangannya.

"Ada yang cemburu nii." Cibirku tak menatapnya.

"Ha?"

"Sini sayangnya aku hahaha." Ucapku sambil terkekeh menariknya agar duduk kembali di kasur.

"Jijik ih ngomongnya." Katanya dengan tidak menatapku.

"Jijik nih bukan sayang?" Olokku padanya.

"Sayang aja deh." Jawabnya menatapku lalu tersenyum.

Aku ikut tersenyum lalu Kak Fazka memelukku dan ya aku yang malas tidak membalas pelukannya.

"Jijik ih bau iler udah meluk meluk aja." Ucapku membuatnya melotot menatapku.

"Oh jadi sama pacar jijikan ya." Katanya lalu menggelitikiku.

"Ah ampun iya iya ga jijik lagi deh suwer." Ucapku dan dia menghentikan tangannya menggelitikiku.

"Awas kalo gitu lagi aku cium nih nanti." Ucapnya membuatku menatap wajahnya dengan kesal.

"B aja dong mukanya, udah ah aku mau mandi dulu mau ikut gak?" Sambungnya.

"Idih jijik banget."

"Tuh kan bilang jijik lagi ke pacar sendiri." Katanya menangadahkan wajahnya.

"Tau ah kamu otak mesum."

"Aku ga otak mesum sayang masa iya aku ngerusak kamu, ya kali ya ga?" Ucapnya sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Apaan sih ga jelas tapi iyain aja dah." Jawabku.

Kak Fazka terkekeh lalu pergi keluar dari kamarku dan aku benar-benar bahagia pagi ini. Kemudian aku segera bersiap untuk bersekolah.

🍁

"Pey!" Sahutnya masuk ke kamarku.

"Apeu?"

"Maaf aku ga bisa bareng kamu hari ini aku lupa aku ada janji buat jemput temen aku jadi maaf ya." Katanya seperti terburu-buru.

"Iya gapapa, biar nanti aku pesen ojek online aja." Kataku memaklumi.

"Hem oke deh jangan marah ya." Perkataannya seakan membujukku.

"Ga bakal, udah gih sana berangkat udah siang ini tuh."

"Oke! aku berangkat ya dadah semangat belajarnya sayangkuu!" Serunya melambaikan tangan.

"Anjirr sejak kapan kamu jadi alay gitu." Timpalku, dia terkekeh lalu keluar dari kamarku.

Dasar cowo aneh.

Aku segera mengecek ponselku dan mengklik nomer Akhtar lalu menelponnya semoga saja moodnya sedang baik. Bukannya aku menjadikan Akhtar sebagai ojek loh ya.

'Tar'

'Hem?'

'Jemput gue dong di rumah, tadi kak Fazka berangkat sama temennya'

'Iya otw'

Aku segera mematikan ponselnya tak lama kemudian dia datang. Aku tanpa sadar membalas senyumnya yang berbeda pagi ini.

-----
n/a: panjang bgt ya di part ini, maaf deh ya)):

but hope u like it guys!❤

Lover But Brother [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang