25] And

1.6K 65 3
                                    

Tak selamanya masa lalu adalah masa lalu, kadang ia kembali datang dan menjadi masa depan.
[]

Sudah cukup lama Jeljel tinggal disini. Sekolah disini bahkan Jeljel sekelas denganku. Ah rasanya mengulang kembali masa SD.

Hari ini Jeljel main ke rumahku, katanya sudah lama dia tak menginap dikamarku. Kebetulan besok tanggal merah, lagian aku juga rindu menghabiskan waktu bersama Jeljel.

"Mau disini apa dikamar?" Tanyaku ketika Jeljel baru saja datang.

"Disini dulu aja deh nanti sorean baru dikamar." Jawabnya.

Akupun membuatkannya minuman dan kita berdua mengobrol yang tak ada habisnya diruang keluarga.

Kenapa tidak diruang tamu? karena Jeljel bukan tamu, dia seperti kakakku, memang 2 bulan lebih tua aku tapi dia lebih dewasa walaupun kadang dia begitu lucu seperti anak kecil.

"Selama di Lampung lo punya cowo ga?" Tanyaku.

"Engga hehe aku ga pernah suka cowo semenjak aku suka Atarr." Jawabnya kikuk.

Apa artinya hati Jeljel mati dan hanya bisa mencintai Akhtar? atau sampai sekarang Jeljel masih mencintai Akhtar? peduli amat dengan semua itu.

"Terus sekarang lo masih suka Atarr?" Aku kembali bertanya.

"Engga hehe kan Atarr sukanya sama kamu."

Deg. Bagaimana Jeljel tahu? apa akhir akhir ini Akhtar selalu cerita pada Jeljel?

"Eh, ha?"

"Atarr pernah nembak kamu kan?" Katanya membuatku terkejut kembali.

"Emm iya, lo tau darimana?"

"Aku punya temen kenalan disini namanya Mahda dulu pas kamu SMP dia ga sekelas sama kamu tapi sekarang dia sekelas sama kita, dari dia aku tau semuanya,

mulai kamu sama Atarr SMP dia selalu ngasih informasi ke aku karena dulu aku masih suka Atarr, aku bener bener kangen kalian tapi aku cuma bisa tau kalian dari Mahda kata Mahda tiap harinya kalian pulang pergi sekolah bareng, kemana mana bareng dan aku sebenernya cemburu tapi aku inget kalo kita bertiga sahabat,

terus waktu SMA Mahda ternyata sekelas sama kamu dia pernah ngasih tau kalo Atarr nembak kamu dikelas, dia nyanyiin kamu lagu dan kamu malah nolak Atarr bahkan Atarr sampai bolos abis itu, yakan?" Ceritanya panjang lebar yang di akhir pertanyaan.

"Kenapa ga dari dulu lo hubungin gue kenapa harus lewat perantara gitu gue jadi ga enak sama lo, pasti lo cemburu banget pas tau gue sama Atarr selalu bareng, hmm--

perihal Atarr nembak gue iya bener tapi gue ga nolak dia, waktu itu gue punya pacar dan ga mungkin juga kalo gue nerima Atarr gue masih inget lo kok btw sorry."

"Ahahaha cemburu sih iya tapi aku ikut seneng kok kalo kenyataannya Atarr bisa nerima cewe lain dihidupnya tapi kamu malah kecewain dia, eh iya santai aja kali lagian sekarang aku udah biasa aja sama Atarr." Katanya dengan ceria, rupanya dia masih sama.

"Atarr ga pernah bilang dia kecewa." Celetukku.

"Atarr emang ga bilang, tapi kamu pasti tau gimana rasanya jadi dia."

"Eh bener juga."

"Oh iya Pey, kata Mahda kamu punya abang? apa kamu udah punya pengganti ayah kamu?" Tanyanya kembali.

Sial! artinya saat Kak Fazka bilang aku cewe gatelan, Mahda tahu.

"Eh iya, bukan pengganti, ayah ga bakal terganti gue cuma punya papa baru."

"Loh aku belum tau." Katanya.

"Ya jadi gitu mama nikah lagi dan gue punya papa baru dia baik banget kok ga kalah baik dari ayah dia punya anak laki laki yang lebih tua dari gue otomatis dia abang tiri gue yakan, udah gitu aja." Ucapku menjelaskan.

"Oh gituuu---"

"Assalamu'alaikum." Tiba tiba suara Kak Fazka mengucap salam terdengar, ah iya dia habis menginap dirumah temannya.

"Waalaikumsalam." Jawabku dan juga Jeljel berbarengan.

Saat itu Jeljel hanya tersenyum melayani senyuman Kak Fazka, dan aku tetap acuh.

"Mama sama papa kemana Pey?" Tanya Kak Fazka.

Tanpa menengok padanya aku menjawabnya, "Keluar bentar."

"Oh, kamu udah makan?" Hey apa apaan ini dia sok perhatian gitu.

"Udah ih apaan sii nanya nanya bilang aja mau genit sama temen Pey!" Kataku pada akhirnya menatap wajahnya.

Dan iya sekarang aku memanggil diriku dengan namaku sendiri bukan lagi kata 'aku'.

Wajah yang sudah lama aku tak tatap dengan jelas. Aku merindukannya.

"Nanya doang kan sebagai abang yang baik, eh btw kalian ngobrol dikamar aja gih aku mau disini." Ucapnya tanpa dosa mengusir aku dan Jeljel.

"Watados anjir!" Seruku dan dia malah tersenyum, senyum yang membuat luka.

"Maaf ya ganggu." Ucap Kak Fazka pada Jeljel.

Jeljel hanya mengangguk kemudian tersenyum. Menyebalkan dia berubah semenjak dengan Kezla. Pulang selalu larut malam, jarang dirumah dan ah pokoknya Kak Fazka berubah.

"Yuk Jel lanjut dikamar aja." Ajakku menarik tangan Jeljel untuk menuju kamarku.

Sesampainya dikamarku, aku biarkan Jeljel melihat suasana kamarku. Dimana ruangan ini pernah mengukir banyak cerita.

Entah itu aku dan Jeljel, aku dan Akhtar atau Aku, Jeljel, dan Akhtar. Karena dikamar inilah dulu kita menghabiskan waktu. Jeljel mulai menyusuri kamarku sama seperti saat Akhtar menyusuri kamarku waktu itu.

Jeljel tersenyum ketika melihat sebuah foto yang dimana aku, Akhtar, dan Jeljel tersenyum ria saat berpose. Aku menatap Jeljel dan membalas senyumannya.

-----
n/a: hayy! jangan lupa vomentnya ya^ aku tunggu hehe:v

up jam sgni dikarenakan nanti lama ga punya kuota wk:'v

thx uuu gaes❤ hope u like it🙌 bayy:)

Lover But Brother [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang