Seminggu sudah arya menjauhi nisa. Kini rasa rindu yang dirasakan oleh keduanya semakin menjadi.
Lapangan kini terlihat sepi, hanya kelas X IPA 3 saja yang kini terlihat asik berolahraga di lapangan luas SMA Melati.
Terlihat dua orang siswi yang mengenakan baju olahraga putih abu-abu sedang asik mengobrol di oinggir lapangan tanpa menghiraukan pelajaran olahraga yang kini sedang mengambil nilai praktek basket.
"Kenapa gak lo samperin aja kak arya, katanya lo kangen" ucap ica memberi nasehat setelah nisa menceritakan semua yang dialaminya kini.
"Malu lah, masa gue samperin cowo bilang kangen" ucap nisa mengedarkan pandangannya.
"Kalau bukan lo yang bertindak siapa lagi, mau sampai kapan nunggu kak arya bilang kangen" omel ica.
"Kok lo malah ngomel" protes nisa.
"Lo sih bikin kesel, mana tau kak arya kalau lo kangen, lo aja gak mau ngomong, dasar cewe, mintanya di pekain mulu" ucap ica.
"Dasar emak komplek, ngomel mulu, iyaa ntar gue ngomong sama kak arya, doakan gue" ucap nisa menggenggam tangan sahabatnya meminta restu. ica pun membalas dengan senyum penuh makna keyakinan.
"Mau sampai kapan pegang-pegangan disitu, ayok sini praktek" teriak pak adit dari tengah lapangan.
"Dasar belok, bukannya praktek, malah mojok" ucap rayhan.
Nisa dan ica pun mentapan tangan mereka yang masih berpegangan. Dengan cepat keduanya melepas genggeman mereka.
"Ngapain sih lo pegang-pegang gue" protes nisa.
"Lo duluan" elak ica.
Bukannya praktek, keduanya malah adu mulut.
***
"Mau sampai kapan lo pendem perasaan lo sama nisa?" Tanya aldi di tengah keheningan ulangan matematika.
"Kaga tau gue, urus ae noh ulangan lo dulu" ucap arya yang sibuk menghitung aljabar yang kini terpampang jelas di kertas miliknya.
"Aelah lo, jangan di pendem mulu, mau sampai kapan lo gitu, mau nunggu nisa bilang suka sama lo, ampe gue bertelur juga kaga bakal kesampean" ucap aldi santai.
"Berisik lo njir" protes arya. Arya pun bangkit dan memberikan kertas ulangannya kepada pak ardi tanpa menghiraukan aldi yang mulai tadi berbisik memanggil dirinya untuk minta jawaban sebelum dikumpulkan.
"Anjir, untung temen" ucap aldi saat melihat arya sudah pergi meninggalkan kelas.
***
Arya jalan dengan santai menyusuri koridor sekolah yang masih sepi. Hanya terlihat beberapa murid yang sedang bermain basket dan bola di lapangan.
Kata-kata aldi terus menghantui pikirannya.
"Bener juga, mau sampai kapan gue kek gini, gue harus bilang ke dia" gumam arya meyakinkan dirinya.
***
"Icaa tangkap!!" Teriak salsa dari tengah lapangan. Bukannya menangkap, ica justru menghindari bola yang menuju ke arahnya. Alhasil bola tersebut keluar lapangan, dan kini menggelinding mendekati arya yang ada di koridor.
"Biar gue yang ambil" ucap anggi. Belum sempat anggi melangkah, ica sudah lebih dulu mendorong nisa untuk mengambil bola. Dengan deg-degan nisa pun melangkahkan kaki pendeknya mendekati cowo tinggi yang kini memegang bola basket.
"Kak bola" ucap nisa tak berani menatap mata arya.
Tanpa kata arya memberikan bola basket tersebut. Nisa pun mengambilnya dengan cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
RomanceBanyak cinta yang sempat singgah. Namun hanya satu cinta yang akan menjadi akhir dari perjalanan yang panjang.