17 (end)

34 5 2
                                    

Selesai mengoprasi pasiennya. Arya bergegas kembali ke tempat saat pertama kali tadi dia bertemu dengan nisa.

"Maap sus, suster tau kemana pasien yang tadi baru melahirkan di sini?" Tanya arya.

"Ya pasti di tempat orang habis melahirkan lah dokter arya" ucap suster senior tersebut.

"Oh iya, saya lupa" ucap arya.

Setengah berlari arya menyusuri tiap lorong rumah sakit mencari kamar rawat yang khusus merawat orang-orang habis melahirkan.

Dan tepat sekali, arya menemukan salah satu kamar yang kini terlihat wanita yang mulai tadi dicarinya.

"Permisi" ucap arya memasuki kamar tersebut.

"Loh kak arya" kaget aldo.

Arya hanya tersenyum saat melihat aldo yang dari dulu tidak pernah berubah.

"Gue bisa pinjem nisanya bentar?" Tanya arya.

Tentu saja akan dibalas anggukan semangat oleh aldo.

Arya menarik tangan yang sudah lama tak digenggamnya.

"Kak dia itu yang dulu dekat sama kak nisa kan?" Tanya manda memperhatikan arya.

"Iya, dia calon kakak ipar kamu" ucap aldo tertawa. Manda hanya menatapnya dengan bingung.

***

"Apa kabar?" Tanya arya membuka pembicaraan antarnya dengan nisa.

"Baik, kakak gimana?" Tanya nisa balik. Suasana canggung masih terasa di antara mereka.

"Alhamdulillah" ucap arya tersenyum.

Nisa memperhatikan penampilan arya sekarang yang terlihat berbeda.

Rambut yang dulu selalu di tata ke atas membentuk jambul, kini terlihat biasa tanpa adanya jambul. Sementara kaca mata yang dulu tak pernah arya kenakan, kini terpasang rapi di hidung mancungnya.

"Btw, kakak makin ganteng" ucap nisa sambil tersenyum.

"Lo masih gak berubah ye dari dulu, btw, lo sekarang lebih dewasa, kaga kek anak kecil lagi" ucap arya memperhatikan nisa yang kini terlihat sempurna dengan setelan wanita karier miliknya.

"Selamat ya kakak berhasil jadi dokter" ucap nisa.

"Thanks ye, keknya lo juga berhasil nih jadi pembisnis" ucap arya.

"Hahahah iya nih kak, alhamdulillah" ucap nisa.

"Nis" panggil arya.

"Kenapa?" Tanya nisa.

"Gue.." ucapa arya menggantung.

"Kenapa kak?" Tanya nisa lagi. Dan "greb" arya memeluk nisa dengan erat.

"Gue kangen sama lo" ucap arya.

Nisa membalas pelukan arya tak kalah erat. Rindu yang selama ini dia rasakan terbayar sudah.

"Saya juga kangen kakak" ucap nisa. Nisa melepas pelukannya.

"Kakak kemana aja sih, line kakak ada kenapa ga pernah balas chat saya? Kakak lupa sama saya? Ga tau apa tiap hari saya nunggu balesan kakak, liat nih kak, tiada hari tanpa chat kakak" omel nisa sambil menunjukan room chatnya bersama arya yang hanya penuh dengan spaman nisa.

"Maapin gue, sebenarnya hp gue hilang" ucap arya jujur.

"Terus kenapa ga login lagi ke akun lama?" Tanya nisa yang masih kesal.

"Gue lupa password" ucap arya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Alasan" ucap nisa menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang