Dentam musik menggema di telinga, asap rokok menyeruak indera penciuman, bau alkohol sangat menyengat. Tak lain lagi, ini adalah club malam. Tempat di mana orang-orang melakukan kesenangan sesaat. Tempat di mana orang-orang melampiaskan masalah yang menganggu fikiran.Para wanita bayaran bersolek manja, dan bergelayut di lengan pria. Semua mangut-mangut menikmati hiburan malam ini. Namun, Ada yang lebih menarik dari pada wanita mengoda.
Yap! Penari striptis di panggung sana. Ia bergoyang vulgar mengikuti alunan musik. Tubuhnya yang molek menjadi incaran para pria."Kayla." Orang menyebutnya.
Sorak riyuh bergemuruh. Pertanda Kayla tampil memukau malam ini.
Satu kata yang terpatri dalam hidup Kayla adalah TERPAKSA. Ia terpaksa menjadi pelacur dan penari striptis. Demi kebutuhan ekonomi, dan biaya sekolah. Tak hanya itu ia adalah korban broken home. Ayahnya menghilang entah kemana, ibunya terkena stroke ringan. Mengharuskan dia turun ke dunia malam yang penuh risiko ini.
Sungguh miris. Namun, inilah kenyataanya. Menjadi seorang pelacur harus tahan malu, tahan godaan, tahan cemooh dari orang-orang. Itulah yang dirasakan oleh seorang Kayla. Ia sering mendapat perlakuan yang tak senonoh, ia sering dilecehkan. Bahkan dengan sengaja, ada yang pernah memegang payudara, dan bokong Kayla. Kayla ingin marah. Namun, percuma. Marah untuk apa? Toh, dirinya sudah dianggap rendah.
"Luar biasah." Seorang perempuan menghampiri Kayla, yang kini tengah duduk.
"Seperti biasah, penampilamu selalu memukau para pelanggan," lanjutnya.
"Ah ... Mami bisa aja deh," balas Kayla.
"Besok ada tamu jauh, kamu stand by ya jam delapan malam. Dia ngajak room sampai jam tiga pagi.""What? Haduh, Mi. Gak salah tu sampai jam segitu? Aku harus sekolah. Udah sering bolos." Kayla memprotes.
"Lumayan, loh... kamu juga butuh uang kan? Bolos sekali lagi. Uang loh ini,” kata Gina membujuk.
"Tapi ... Em, ya sudah lah. Nanti calling Kayla aja ya, Mi," kata Kayla.
Gina Mareta, seorang germo, sekaligus pemilik club malam itu. Orang memanggilnya dengan sebutan mami. Setiap orang yang bertemu dengan Gina adalah orang yang memiliki banyak masalah. Niat dia membantu, dan mencari keuntungan, tetapi ke jalan yang salah. Contohnya seperti Kayla ini. Target yang sangat pas.
****
Dengan langkah gontai Kayla menaiki tangga Sekolah. Rasa pusing di kepalanya membuat ia meringis. Pengaruh alkohol semalam masih terasa. Belum banyak yang mengetahui kedok Kayla yang sebenarnya. Kecuali teman-teman malamnya. Sejak kelas 2 SMA dia sudah aktif di dunia malam. Mifta, ibu kandung Kayla tidak mengetahui pekerjaan Kayla yang sesungguhnya. Yang Mifta Tahu, Kayla bekerja menjadi waiters disalah satu restauran di Jakarta.
Kayla mencari tempat yang tepat untuk mengumpat, dan di gudang inilah ia bisa beristirahat sejenak. Kayla mengeluarkan rokok di sakunya, ia menyalakan api, dan menyesap perlahan ujung rokoknya.
Gubrak...
Sesuatu mengejutkan Kayla, spontan ia menjerit karena kaget. Ada seekor ular kobra, dalam hati Kayla memohon ampun kepada tuhan. Ia melempar rokoknya ke arah
Ular itu. Ia sangat takut. Keringat dingin mengucur deras."Help me!" teriak Kayla. Dengan sekuat tenaga ia berteriak, entah kenapa ketika panik, semua terasa lambat. Pintu yang tadinya terbuka menjadi tertutup, dan sulit dibuka.
"Woy! Siapa di dalam?" teriak Seseorang.
"Help me!” teriak Kayla lagi.
Ular semakin mendekat ke arah Kayla. Kayla semakin menjerit histeris.
Jika ini akhir dari semuanya. Ijinkan aku bertaubat tuhan. Batin Kayla.
Tiba-tiba ia merasa ada seseorang mendorong tubuhnya. Hingga ia jatuh. Antara sadar, dan tidak sadar. Ia melihat lelaki yang mahir menangkap ular. Dalam hati ia terpesona dengan ketampanan lelaki itu.
"Hay, kamu gak papa?" Lelaki itu menyadarkan lamunan Kayla.
"I ... iya, gak papa. Makasih ya?" ucap Kayla.
"kamu ngapain di sini? Em ... kamu kok bau rokok si?" tanya lelaki itu.
"Kamu ngerokok, ya?" tanyanya lagi, ketika melihat satu bungkus rokok tergeletak di lantai. Kayla mengangguk. Lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya.
Kini mereka berada di kantin.
Keduanya masih saling diam. Kayla sesekali melirik ke arah lelaki di hadapnya."Nama kamu siapa?" tanya lelaki itu.
"Panggil aja Kayla. Kalau kamu?"
"Aku Glen, kelas duabelas IPA satu, aku mirid baru di sini,” jawab Glen. Kayla mangut-mangut pertanda ia paham. Glen memuji kecantikan Kayla yang alami. Ia sampai tak bisa jika tidak memandang gadis di hadapannya.
"Kenapa ngerokok?" tanya Glen memecahkan keheningan.
"Gak papa, Udah kecanduan," jawab Kayla.
"Gak bagus buat kesehatan, apalagi kamu cewek."
"Haha. Merokok mati, gak merokok juga mati kok," jawab Kayla, kemudian ia meninggalkan Glen di pojok kantin sendirian. Sugguh kasihan nasibnya.
“Ya ampun, gue lupa tanya, dia kelas berapa,” ujar Glen menepuk jidatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTA(Revisi)(Publish Di Dreame)
Romance#Judul awal (AMORE TO EL) baca dulu, sebelum berkomentar. #warning, area dewasa. Yang masih belum cukup umur harap mundur. Blurb: Kayla Safitri, seorang gadis cantik yang terpaksa menjadi pelacur karena krisis ekonomi. Ia rela menjadi pelacur demi m...