bagian 6

6.5K 269 2
                                    

Bingung... saat ini yang sedang Kayla alami. Bagaimana tidak? Ketika kerjaanmu sedang tak ramai pengunjung, pengeluaran lebih banyak dari pada pemasukan. Cukup, membuat otak Kayla berkedut.

Memikirkan bagaimana caranya agar mendapatkan uang. Agar pengeluaran seimbang dengan pemasukan. Sudah, sudah 2 minggu, ibu Kayla tidak cek up. Keadaan Mifta, ibu Kayla semakin melemah. Selain menderita stroke ringan, Mifta juga mengalami gagal ginjal. Penyakitnya sudah akut.

Padahal, Mifta harus melakukan cuci darah 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Namun, apalah daya. Keadaan ekonomi membatasi semua.
Kini Kayla sedang duduk di depan rumah, sambil merokok.

Hatinya masih berpikir, bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang tanpa menunggu lama. Satu ide muncul. Kayla akan mendatangi Gina, siapa tahu wanita germo itu bisa membantunya.
Club malam

"Jadi kamu butuh uang?" tanya Seorang wanita parubaya. Ia duduk dengan anggunnya, sambil menyesap puting rokok.

"I ... Iya, Mi. Kayla butuh banget. Untuk terapi, dan berobat Mama."

"Berapa uang?"

"Tiga puluh juta, Mi." Kayla menunduk. Ia tidak yakin jika Gina sanggup membantu anak buahnya itu.

"Kamu gila? Sebanyak itu?"

"I ... Iya, Mi. Nyokap, harus kontrol untuk cuci darah, dan aku juga butuh untuk biaya sekolah. Aku gak tau, harus minta bantuan ke siapa lagi, Selain Mami." Kayla menahan isakan tangis.

"Mami gak bisa bantu lebih, kamu tau sendiri kan? Club kita udah beberapa hari sepi," kata Gina.

"Tapi, tunggu dulu. Mami ada solusi, tapi Mami gak yakin kalo kamu setuju dengan perkataan Mami," lanjutnya. Kayla yang tadinya lemas, nampak antusias untuk mendengar solusi dari Gina. Sungguh saat ini Kayla benar-benar sangat membutuhkan uang. Jika tidak karna kepepet, dia tidak akan mengemis bantuan seperti ini.

"Beberapa waktu lalu, Waluyo mau beli perawan dengan nominal yang sangat banyak, Tiga puluh juta."

"Waluyo? siapa, mi?"

"Pengusaha beras yang terkenal kaya itu, loh.”

“Oh... Om Waluyo yang biasa kencan sama aku, kan?” kata Kayla, Gina mengangguk.

“Tapi dia pingin main sama perawan. Kamu masih perawan gak?"tanya Gina.

"Astaga, masih lah, Mi. Terus jadi maksud mami, Kayla harus jual perawan? Kayla gak bisa, mi. Gimana nanti nasib suami Aku nantinya." Kayla kembali lemas.

"Gak ada jalan lain, Kay. Mami gak bisa bantu. Jaman sekarang juga banyak tuh, cewek yang udah gak perawan. Dengan bodohnya mereka melepas keperawanannya dengan suka rela, gratis lagi." Kayla bingung.

Sebejat-bejatnya dia. Dia tidak akan menjual mahkota yang selama ini ia jaga. Karena, ia hanya akan memberikan seluruh raga, dan tubuhnya hanya untuk suaminya kelak. Gadis itu melamun, nampak mempertimbangkan tawaran Gina.

"Tapi, Mi." Kayla masih bimbang, ia tidak mau jika harus menjual keperawanannya.

"Gak ada cara lain?" tanya Kayla memelas, Gina menggeleng.

*****

Udara pada malam hari ini sangat dingin, dinginnya sampai menusuk ke permukaan tulang. Gadis cantik yang berbalut dress kini tengah menunggu jemputan, gadis itu nampak cemberut sambil menghentak-hentakkan kakiknya. 

"Lama banget Om Waluyo," gumamnya.

10 menit kemudian, datanglah mobil honda Brio berwarna merah. Keluarlah seorang pria paruhbaya dengan stelan formal. Ini adalah malam pelepasan, sekaligus malam kehancuran. Kayla akan menjual keperawannanya, demi mendapatkan sejumput uang.Gadis itu merasa takut, dan sedikit agak sedih. Ia pikir, ini adalah jalan satu-satunya, Tidak ada jalan lain.

"Hay, Om," sapa Kayla.

Kini Waluyo menghampiri Kayla, dan tersenyum merekah karena akan mendapat jatah yang lebih Wah. Kini mereka sudah berada di dalam satu mobil. Waluyo memandang Kayla penuh nafsu, karena gadis itu memakai pakaian yang bisa membuat lelaki manapun gak berkedip ketika melihatnya, paha obral, buah dada diumbar. Sangat minim jika lelaki tidak nafsu ketika melihat pemandangan itu.

Kini mereka telah sampai di hotel, mereka akan bersiap-siap untuk melakukan adegan nganu. Kayla yang kini masih berada di kamar mandi memegang dadanya yang terasa bergemuruh, ia takut, sekaligus tidak rela. Malam ini adalah malam pengorbanan sekaligus pelepasan. Pengorbanan Kayla untuk sang Ibu, dan pelepasan mahkota berharga yang selama ini ia jaga. Saat ini ia ingin menangis, ia gugup, sekaligus takut. Meskipun ia pelacur, dan sudah sering melihat barang lelaki, tapi untuk adegan intim ia belum pernah sama sekali.

Tok tok

Gadis itu terkejut ketika Waluyo mengetuk pintu. Dengan cepat Kayla membuka pintu, kini gadis itu hanya mengenakan lingerine yang sangat tipis, dan minim. Waluyo sudah tidak tahan, kini ia membawa Gadis itu, menuntunnya menuju ranjang. Merebahkan dengan pelan, melucuti pakaian Kayla. Menjamah, mencium, hinggan mereka sama-sama polos tanpa busana.

"Om, hati-hati! Aku baru pertama kali, jangan kenceng-kenceng dulu!”  perintah Kayla. Waluyoyang sudah paham jika Kayla masih perawan sangat berhati-hati. Perlahan ia mencoba menerobos mahkota gadis yang berada di bawahnya itu.

"Ah ... Sakit," rintih Kayla.

"Tahan, Sayang." Waluyo mencium bibir Kayla.

Bles

Kayla menjerit, menangis, bahkan mencakar punggung Waluyo. Seketika hatinya terasa sakit. Gadis yang sudah hilang keperawanannya itu merasa dirinya sangat kotor, dan tidak berguna. Seketika merasa jijik dengan dirinya sendiri. Namun, bagaimana lagi? Apa yang harus ia lakukan, selain menjual keperawanannya.
Kayla nampak risih ketika Waluyio mengambil ponselnya, ia ingin merekam kegiatan mereka malam ini.

"Loh, Om. Mau ngapain?"

"Mau merekam," jawab Waluyo.

"Hah? Gak ... Gak mau! Gausah aneh-aneh deh." Kayla berontak, mencoba merebut ponsel Waluyo.

"Tenang, Sayang. Buat kenang-kenangan aja kok." Waluyo menenangkan Kayla.

Kayla pasrah, karena kini Waluyo melanjutkan permainan mereka yang sempat terhenti beberapa menit. Ingin rasanya Kayla menangis, dan mengubur diri hidup-hidup. Kayla sudah pasrah dengan hidupnya saat ini.

Setelah ini, aku akan melanjutkan hidup tanpa keistimewaan. Masa depanku sudah hancur. Batin Kayla.

😍😍😍😍😍


PUTA(Revisi)(Publish Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang