Tiga hari sudah, Kayla menginap di rumah Glen. Keduanya saling melengkapi, mereka nampak seperti sepasang suami istri. Kayla selalu melayani Glen begitu juga sebaliknya, Glem selalu memanjakan Kayla. Semenjak ibunya meninggal, Kayla selalu dihantui rasa takut. Ia lebih memilih menenangkan diri, bersama Glen. Ia juga rela, meninggalkan job kencannya. Karena memang, pikiranya butuh istirahat.
Kayla masih terlelap, Ia tertidur tengkurap di atas dada Glen. Glen merasa senang, sekaligus bahagia. Ia berharap, semoga Kayla mau tinggal selamanya dengan dirinya.
Tetiba, Glen tersenyum membayangkan, ketika ia menikah dengan Kayla. Ia juga membayangkan, ketika malam pertama dengan Kayla. Hal itu membuat adik kecilnya bangun, dan berkedut. Glen menangkup wajah Kayla, kemudian mencuim bibir gadis itu. Tangannya tak tinggal diam, meremas bokong Kayla, dengan nafsu. Kayla terganggu dengan gerakan Glen. Ia membuka matanya perlahan. Ia merasakan ada sesuatu yang menonjol di bawah sana. Ia terpekik ketika Glen meremas kencang bokongnya.
"Ah ... Lu, ngapain?"
"Pengen, Yank," jawab Glen. Ia memeluk erat Kayla. Mencium bibirnya dengan rakus. Kayla kewalahan, dia mengap-mengap, tangannya menjambak rambut Glen. Mata Kayla melotot, ketika Glen membuka celanannya.
"Jangan!"
"Hanya sebentar sayang."
"Aku gak mau!"
"Tenang, aku bakal tanggung jawab, dan gak akan ninggalin kamu."
"Aku gak mau, aku belum siap," kata Kayla. Glen tidak menjawab. Ia merebahkan tubuh sang pacar, dan sekarang posisi Glen berada di Atas Kayla. Gadis itu was-was. Ketika Glen mulai membuka celana dalamnya.
"Glen, jangan!" kata Kayla. Ia mulai ketakutan. Demi Tuhan, ia takut jika Glen tahu, bahwa dirinya sudah tidak perawan.
"Ini agak sakit, kamu rileks aja. lama-lama juga akan terbiasa," kata Glen. Kayla geleng-geleng kepala.
"Bu... Bukan gitu. Glen. Gu... Gue." Kayla sangat takut untuk jujur.
"Kenapa?"
"Gue, udah gak perawan," kata Kayla. Berhasil membuat Glen terkejut.
"Aku terima kamu apa adanya, dan gak akan pernah ninggalin kamu," ujar Glen. Jujur saja, Kayla agak lenga mendengar perkataan Glen, dan akhirnya pasrah ketika mendapat perlakuan dari pemuda itu.
Glen mulai melepas baju Kayla. Entah, hipnotis apa yang Glen berikan, sehingga Kayla pasrah menuruti napsu bejat Glen. Pemuda itu meneguk salivanya, ketika melihat gunung kembar sang kekasih. Besar, dan kencang. Pipi Kayla bersemu merah, saat ini. Ia sudah telanjang bulat. Glen melepas bajunya.
Ia mencium bibir Kayla, melumatnya.Jantung Kayla berpacu hebat. Meskipun sudah sering bermain dengan lelaki, tapi rasanya sangat berbeda jika melakukannya dengan Glen. Mungkin, beginilah ketika melakukan dengan seseorang yang dicintai.
"Ah...," desah Kayla. Kayla semakin semangat. Ia meremas gunung kembar Kayla, dan meninggalkan bekas merah di sana.
"Uh...." Lagi-lagi Kayla mendesah, merasa nikmat. Kayla merasa kewanitaannya berkedut, ingin mengeluarkan sesuatu. Ia semakin menjerit, ketika Glen mengigit putingnya. Ia sudah tak tahan lagi, ia mencengkram kuat lengan Glen. Ia semakin tidak kuat menahan napsunya.
Kayla berpindah posisi, sekarang ia berada di atas Glen.
"Ayo lakukan, Sebelum aku berubah pikiran," bisik Kayla.
Kayla mendorong Glen ke ranjang. Kini posisi Glenn sekarang di bawah Kayla. Gadis itu mengesek-gesekan miliknya ke milik Glen.
"Ah...," desah Kayla ketika milik Glen langsung menerobos ke miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTA(Revisi)(Publish Di Dreame)
Romance#Judul awal (AMORE TO EL) baca dulu, sebelum berkomentar. #warning, area dewasa. Yang masih belum cukup umur harap mundur. Blurb: Kayla Safitri, seorang gadis cantik yang terpaksa menjadi pelacur karena krisis ekonomi. Ia rela menjadi pelacur demi m...