bagian 10

5.2K 196 5
                                    


Sudah pukul sepuluh malam, tapi Mifta belum juga tidur. Kayla, mulai bingung. Sedangkan, Gina sudah menelponnya berkali-kali. Kayla masih menggunakan baju tidur. Mifta terus menyuruhnya libur bekerja. Terpaksa berbohong, dan mengiyakan permintaan sang ibu.

Sampai pukul sebelas malam, Mifta baru saja tidur. Kayla akan segera melakukan aksinya. Berjalan, dan membuka pintu dengan perlahan. Takut, jika Mifta terbangun. Jemputan sudah siap, menunggu Kayla.

Kini Kayla segera memasuki mobil.
Kini Kayla telah sampai di Klub, gadis itu segera ke toilet, untuk mengganti pakaiannya. Setelah dirasa cukup, Kayla mulai mencari mangsa. Tak sulit bagi Kayla untuk mengincar tamu. Baru beberapa menit, gadis itu sudah mendapatkan mangsa.

"Sebentar ya, om. Aku mau joget dulu," kata Kayla pada tamunya. Kemudian, gadis itu naik ke panggung.

"liat, ratu bitch kita! Baru datang udah punya Slepetan aja. Kita yang udah dari tadi, belum aja dapat," kata Rani. Salah satu pelacur di klub itu.

"Pantas aja, ya? Mami gak ngebolehin dia keluar. Dia kan ladang duitnya mami,"lanjutnya.

"Ah... Bodolah. Pasti dia pake kelewer," ucap Vita, teman Rani.
Banyak Bitch yang iri dengan Kayla. Pasalnya, ketika Kayla datang. Semua berubah. Mereka menganggap, jika Kayla merebut pelanggan.

Semakin malam, semakin ramai. Begitulah suasana club malam. Semua bersorak, memanggil nama gadis yang sedang menari dengan edannya di atas panggung.

"Kayla," teriak salah satu pengunjung.

Dj mulai memainkan musiknya. Kayla muncul, dan segera menaiki panggung. Semua bersorak, ketika melihat Kayla.

Ada segerombolan laki-laki, yang terdiri dari 3 orang. Mereka sangat antusias menonton kemolekan tubuh Kayla. Ada Alvin, di antara gerombolan itu. Alvin sengaja, membuntut Kayla.

Ketika dirinya mengantar pulang Hana. Tak sengaja, Alvin melihat Kayla masuk ke mobil.

"Malam ini, Kayla harus kencan sama gue," kata laki-laki berkaos biru.

"Berani bayar berapa, lu? Kaya punya uang aja," kata lelaki berkaos hitam.

"Gampang masalah uang mah. Ada om Waluyo yang siap menampung masalah krisi ke-ekonomian. Iya kan, om?" tanya lelaki berkaos biru.

"Dasar lu semua, otak mesum," jawab Waluyo.

"Berani lu sentuh cewek itu. Kalian habis sama gue," tambahnya.

Alvin melihat lelaki berkaos merah, menatapnya intens.

"Loh... Itukan, om Waluyo. Omnya Alfa. Ngapain dia ke sini,?" batin Alvin bertanya-tanya.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 malam. Gadis itu sudah bersiap-siap untuk pulang. Malam ini sungguh sangat melelahkan, bagi Kayla.

"Gak papa capek, yang penting saweran buanyak," ucapnya sendirian.

"Kayla," panggil seorang lelaki. Gadis itu menoleh. Kemudian, menghentikan langkahnya.
Gawat, kenapa ada Alvin di sini? Mampus gue, batin Kayla.
Kayla mempercepat langkahnya. Namun, Alvin berhasil mencekal lengan Kayla.

"Jangan menghindar!" perintah Alvin.

"Lepasin gue," bantah Kayla.

"Kamu udah janji sama Alfa. Gak akan kerja jadi penari striptis lagi. Tapi, ini? Kamu mau Alfa kecewa?" kata Alvin.

Kayla menunduk, takut jika Alvin mengadu kepada Alfa.

"Gue harus gimana? Hanya cara ini yang bisa gue lakuin," jawab Kayla seadanya.

PUTA(Revisi)(Publish Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang