bagian 2

8K 296 6
                                    

Hari ini adalah hari senin di mana seluruh siswa-siswi SMA KAJEN mengikuti upacara. Setiap siswa diharuskan memakai seragam dan atribut yang lengkap. Termasuk topi, dasi, dan ikat pinggang.

Di lain tempat seorang gadis tengah duduk cemas menunggu angkot yang tak kunjung datang. gelisah, itu yang ia rasakan. Berjalan mondar-mandir sambil menggigit jari jempol kanannya.

"Kenapa gak ada angkot sih. Bisa telat kalo kaya gini,"ucapnya.

Kayla mengumpat, gara-gara Waluyo sialan, dia jadi terlambat.
Setelah 15 menit menunggu. Akhirnya angkot datang juga.

"Ayo Neng, naik!" kata supir angkot itu.

"Iya, ini mau naik, abang lama banget tau gak? Telat nih mau upacara." Gadis itu mengomel.

10 menit berlalu akhirnya sampailah dia.

Gadis itu berlari secepat kilat, karena gerbang akan tutup. Satpam mulai menggeser gerbang. Namun, menghentikan kegiatannya, ketika melihat murid perempuan yang berlari ngos-ngosan.

"Makasih bapak, ganteng deh," kata Kayla sambil mengedipkan matanya.

"Huh... Neng Kayla! Setiap hari senin selalu telat," ucap pak Andi satpam di sekolahnya.

"Heheh iyak Bapak, Ada tugas negara soalnya." Kayla menyengir dan segera berlari menunju lapangan dengan kecepatan penuh. Untung saja upacara belum dimulai, dia langsung masuk ke barisan. Tanpa menaruh tas terlebih dulu.

Hana teman Kayla kaget, dengan kehadiran Kayla yang sudah berdiri di sampingnya.

"Eh... Anjir, lu. Bikin kaget gue," ucap Hana sambil menjitak kepala Kayla. Kayla mengaduh, tak terima atas perlakuan Hana.

"Sakit, bego!" ucap Kayla kemudian membalas Hana dengan menjambaknya.

Hana meringis kesakitan, dan ingin rasanya mengajak Kayla baku hantam. Namun, ia urungkan.

"Lu kenapa sih setiap hari senin selalu telat. Habis begadang? Bobo di mana tadi malem ? Sama siapa? Ngapain aja?" tanya Hana tanpa jeda.
Kayla memutarkan bola matanya, Hana memang teman yang menyebalkan.

"Ah... Berisik. Kaya wartawan, lu," jawab Kayla.

"Lagian, lu setiap hari senin selalu telat," ucap Hana. Beberapa detik kemudian mereka diam, tak melanjutkan debat. Karena upacara akan segera dimulai. Namun, Kayla merasa ada yang janggal.

"Allahuakbar... Gue lupa gak bawa topi, Han," ucap Kayla ketika memegang kepalanya.

"Ah pekok lu! gua gak tau ya! Gak ikut campur," jawab Hana tak peduli.

"Gak solid banget sih, lu. Duh... Ada pak Bambang lagi. Mampus gua," ucap Kayla. Membayangkan pak Bambang saja sudah membuatnya Merinding, apalagi saat disamperin? Pak Bambang adalah guru BK sekaligus STP2K.

"Hey kamu! Potong rambut. Jangan sampai saya potong gundul ya!"

"Ini dasi ke mana? Kamu tau kan hari ini upacara? Maju ke depan!"

"Itu kenapa celana kamu jadi pensil? Besok ganti atau saya robek?"

"Kuku mana kuku? Kamu mau memelihara Iblis? Kuku panjang panjang gitu, Potong!"

Kayla merasa dirinya ingin pingsan saat ini. Dia begitu ngeri ketika melihat dan mendengar suara pak Bambang ketika melakukan sidak untuk semua murid.

"Aduh ... Han, gua takut nih," katanya. Hana hanya menunduk, seolah tak mendengarkan Kayla.

Pak Bambang semakin mendekat ke barisan Hana dan Kayla.

Deg
Deg
Deg
Deg

"Asalamualaikum Bapak," sapa Kayla sok manis.

"Walaikumsalam," jawab pak Bambang dengan muka sangar.

"Em ... Bapak apa kabar?" tanya Kayla basa-basi. Niat hati agar Pak Bambang luluh, dan tak menghukum dirinya. Namun, semua gagal. Hati pak Bambang begitu keras. Eak.

"Uluh-uluh... kamu lagi kamu lagi! Topi mana topi?" tanya Pak Bambang.
Kayla meremas bajunya, merasa tak bisa menatap dan menjawab pertanyaan pak Bambang.

Mati gua, Ya Allah tolong hamba dari amukan Pak Bambang. Aamiin. Batin Kayla.

"Emmm, itu Pak anu. Topi saya itu emm...."

"Apa? anu apa? Ngomong apa sih kamu?"

"Topi saya lari Bapak. Gatau kemana hehe." Kayla mengeles.

"Oh ... lari ya? Yasudah kamu maju kedepan. Setelah upacara kamu lari cari topimu."

Dyaarrrrrr...

Ambyar!

*****

"Apes banget sih gua! Udah disuruh lari sepuluh kali! Dan sekarang disuruh bersihin WC pula," oceh Kayla.

"Aw! Gimana sih? Kalo jalan yang bener, dong!" teriak Kayla. Ketika tiba-tiba seorang siswa menabrak dirinya sehingga bokongnya mencium lantai.

"Im sorry," ucap lelaki itu
.
"Bantuin gua! Sakit tau!" ucap Kayla jengkel. Lelaki itu mengulurkan tangannya agar digapai gadis di hadapannya.

"Gausah! makasih. Gua bisa bangun sendiri," ucap Kayla, Kemudian pergi meninggalkan lelaki itu.

Lelaki yang memiliki nama Glen itu menggaruk tengkuknya salah tingkah. Padahal, tadi Kayla sendiri yang bilang minta dibangunkan.

"Atah!kampret. Ya Allah. Apa salahku? Hiks." Kayla menangis. Untuk kedua kalinya bokongnya mencium lantai.
Glen masih di belakang Kayla, ingin rasanya tertawa. Namun, ia urungkan niatnya.

"Ayo bangun!" ucap Glen, sambil membangunkan tubuh Kayla.
"Cengeng," ucapnya lagi.

"Sakit tau! Lu gak tau rasanya kek gimana," jawab Kayla tak mau kalah. Glen hanya terkekeh. Sambil, menahan tawanya yang ingin pecah.

"Udah jangan nangis, Ke Kantin yok!" tawar Glen. Kayla menatap Glen dengan tatapan menilai dan sinis. Lelaki itu mengreyit, ekspreksi Kayla sungguh menggemaskan.

"Modus, ya lu?" kata Kayla sambil menunjuk wajah Glen.

"Jangan mentang-mentang udah bantuin gue, lu bisa deketin dan modusin gue, gak bakal mempan," kata Kayla, dan meninggalkan Glen.
Glen hanya geleng geleng kepala.

Namun, beberapa detik kemudian, Glen menepuk jidat. Lagi-lagi ia lupa menanyakan kelas Kayla.

😍😍😍😍😍

PUTA(Revisi)(Publish Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang