05. Saran Jin

3.2K 384 2
                                    

Kini Heeyun sudah duduk di depan Jin. Gadis itu meminum kopinya perlahan-lahan, sedangkan Jin masih terdiam. Memikirkan kata-kata yang tepat untuk di sampaikan.

"Kau ini sebenarnya mau bilang apa sih?" tanya Heeyun akhirnya. Gadis itu tidak tahan hanya berdiam-diaman tanpa ada yang buka suara.

"Aku hanya kasihan. Aku lelah melihatmu yang sepertinya tersiksa oleh perilaku Yoongi. Apa kau tak mau mencoba berfikir? Maksudku, apa kau tak mau menyudahi semuanya saja?"

Bagaikan tertancap pisau, kini hati Heeyun kembali terluka. Terluka mengingat semua perlakuan Yoongi. Terluka karna tidak bisa membuat Yoongi menjadi Yoongi yang dulu.

Heeyun menggeleng lemah sebelum menjawab, " Aku mencintainya, dan aku akan bersabar untuk itu."

Jin memutar bola matanya malas. "Cintamu hanya sepihak. Perasaan Yoongi padamu saja, aku sudah tak yakin masih seperti dulu"

Rasanya bagai harus menelan batu. Susah. Susah bagi Heeyun untuk menjawab Jin, karna jelas kata-kata pria itu benar adanya.

Heeyun sendiri sudah tidak yakin, apakah Yoongi masih menganggapnya kekasih atau hanya pembantu?

"Ayolah, Heeyun. Berfikirlah cerdas. Cinta tidak akan membuatmu sengsara. Jika cinta membuatmu terbebani, maka itu bukan cinta yang baik. Berhentilah mencintainya. Aku tak tega melihat dirimu--"

"Aku tidak akan berhenti. Aku akan terus berjuang. Aku yakin Yoongi akan berubah seperti dulu" ujar Heeyun meyakinkan dirinya sendiri.

Jin hanya bisa menghela nafasnya. "Jika itu maumu, aku bisa apa? Setidaknya aku sudah mengingatkan kepadamu. Aku tidak ingin kau terluka"

Heeyun mengangguk. "Terima kasih banyak atas saranmu"

Jin mengangguk. "Aku duluan"

Heeyun berdiri lalu membungkuk. Jin hanya balas dengan senyumannya lalu berjalan keluar meninggalkan Heeyun yang masih menatapnya.

Setelah Jin menjauh, tubuh Heeyun terjatuh. Heeyun sangat lelah sama seperti yang dikatakan Jin, tapi Heeyun bisa apa?

Heeyun memijit kepalanya perlahan. Baru saja ingin bangkit berdiri, ponselnya berbunyi.

Ahra yang menelfonnya. Heeyun langsung mengangkatnya.

"Hal--"

"Cepatlah kembali, Heeyun-ah. Tuan Park datang dan dia marah mengetahui kau tidak kerja"

"APA?!"

Heeyun terkejut setengah mati. Tuan Park adalah bosnya.

"Bagaimana ini Ahra-ah?"

"Aku bilang kau ingin bertemu bibimu, tapi Tuan Park tidak percaya karna melihatmu katanya sedang berlari ke arah salah satu gedung entertaiment"

Heeyun menepuk jidatnya. Jadi tadi Tuan Park melihatnya? Matilah Heeyun.

"Aku ke sana sekarang. Tolong bantu aku Ahra-ah. Aku akan segera ke sana"

"Iya"

Setelah mematikan telfon, Heeyun langsung berlari ke luar dari Cafe itu. Gadis itu memakai maskernya, lalu kembali berlari.

Astaga, apa harus begini nasibnya?

****

"Jangan mencoba berbohong kepadaku, Heeyun-ah. Aku melihat mu dengan sangat jelas sedang berlari ke gedung Big Hit, dan tak lama kau masuk ke sana. Apa yang kau lakukan?"

Heeyun terdiam mendengar perkataan Tuan Park. Rasanya gadis itu ingin mati saja. Jika sudah tertangkap basah begini, bagaimana mau berbohong lagi?

"Dan aku sempat melihatmu seminggu yang lalu ke sana juga, hanya Ahra bilang jika kau sedang bekerja. Maka aku kira itu hanya mirip denganmu. Tapi kali ini aku melihatmu lagi, dan aku coba ke Cafe. Dan hasilnya? Kau tak ada"

Heeyun mematung. Jadi Tuan Park sudah dua kali melihatnya? Astaga, matilah Heeyun.

"Maaf--"

"Aku butuh penjelasanmu, Heeyun. Bukan permintaan maafmu"

Heeyun membeku. Tidak mungkin ia mengatakan yang semuanya bukan?

"Aku..."

Tuan Park menaikan alisnya, menunggu jawaban Heeyun.

"Temanku adalah staff disana. Dan akhir-akhir ini aku harus menemuinya karna dia sedang sakit. Maka dari itu aku harus meninggalkan Cafe untuk membelikannya obat"

Entah untuk kesekian kalinya lagi Heeyun terpaksa berbohong. Ini semua demi kebaikannya.

Tuan Park menghembuskan nafasnya. "Untung kau membolos dengan niat baik, jika tidak, aku akan memecatmu sekarang."

Heeyun hanya bisa menganggukan kepalanya. "Sekali lagi maafkan aku"

"Untuk menghargai niat baikmu kepada temanmu, aku tidak akan memecatmu. Namun kau harus bayar kepergianmu dengan bekerja dari pagi hingga malam seminggu penuh" ujar Tuan Park.

Heeyun mengangkat kepalanya, tidak percaya dengan yang dikatakan oleh atasannya itu, namun tidak berani menolak juga.

"Baiklah"

"Katakan juga pada temanmu itu, jangan selalu merepotkanmu. Karna jika hal ini terjadi lagi, mau niatmu baik akan tetap ku pecat. Kau memang berhak membantu temanmu, tapi jangan lupakan kewajibanmu juga" ujar Tuan Park sebelum bangkit berdiri.

"Sekarang kau boleh kembali bekerja. Ingat janjimu itu." lanjut Tuan Park.

Heeyun hanya bisa mengangguk, membayangkan hari-hari penuh yang akan di laluinya dengan kelelahan.

****

Vote? Comment?

Btw, si Yoongi jahat jahat gitu ye di sini, hahaha.

Oh iya, jangan lupa baca story kedua gue,

Yang meranin si Jimin. Jangan lupa di vote sama di comment juga! I love you
:3

ᴄʜᴀɴᴄᴇ ; Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang