17. Hampir

6.7K 481 133
                                    

Yoongi terdiam beberapa saat. Matanya mendelik, lalu dia menghembuskan nafasnya.

"Aku tidak mau" ujar Yoongi sambil melangkahkan kakinya menuju ke tepi ranjangnya.

Heeyun masih terisak, "Kenapa? Kau takut tidak ada yang membantu mu lagi? Kau takut tak ada yang bisa kau suruh lagi?"

Heeyun benar-benar kehilangan kendalinya saat ini. Semua begitu berat baginya.

"Kau emosi, Heeyun. Tenangkan lah dirimu" ujar Yoongi masih dengan nada datarnya.

"Aku?! Kau gila? Kau yang menuduhku selingkuh, aku akhirnya memutuskan untuk meng — "

"Kalau kau memang tidak selingkuh, mengapa kau memutuskan hubungan ini?"

"KARNA AKU LELAH, MIN YOONGI!"

Heeyun berteriak, dengan nada kasarnya. Yoongi terkejut, dia bangkit berdiri. Emosinya kembali kambuh.

"Kau membentakku?"

"Ya, aku membentakmu. Aku bahkan ingin membentakmu lebih dari ini!" tegas Heeyun yang benar-benar membuat Yoongi terkejut.

"Kau tidak seperti Heeyun yang ku kenal"

"Aku? Kau mengatakan aku? Harusnya aku yang mengatakan itu, Yoongi! Sebelum kau debut, kau sangat fokus kepada diriku, memperhatikanku, tapi begitu kau sukses dengan karirmu, kau memperlakukan aku bagaikan asistenmu. Apa kau masih menganggap aku yang berubah?"

Yoongi terdiam.

"Kau tidak pernah tau bagaimana rasanya ketika orang yang dulu menomor-satukanmu, kini mulai berubah" lanjut Heeyun.

Yoongi menghela nafasnya. "Kau masih tetap nomor satu bagiku, Heeyun"

"Aku punya alasan sendiri kepadamu. Aku memang menyuruhmu tapi bukan karna aku menganggapmu asistenku, melainkan kau adalah seorang wanita yang aku percaya"

Heeyun diam, masih menangis.

"Di antara banyak idol wanita yang menurutku atau mungkin menurutmu juga, yang lebih cantik darimu, tapi aku tidak pernah sekalipun melirik ke arah mereka. Karna aku setia padamu. Kau tetap berharga di hidupku"

Heeyun mematung.

"Lalu, apakah sekarang aku masih berharga bagimu?"

Yoongi berdiri, menatap Heeyun sambil tersenyum. "Kalau kau tidak lagi berharga bagiku, maka aku tidak akan membantah saat kau mengakhiri hubungan ini"

"Aku menuduhmu selingkuh dan mungkin itu yang membuatmu marah, bukan? Aku menuduh mu karna aku tidak punya cara mengekspresikan rasa cemburu, Heeyun"

Heeyun masih terdiam.

"Kau adalah orang berharga, dan aku tentu tidak ingin kehilanganmu. Maka aku akan sangat cemburu, dan aku bukan seperti pria lain yang akan langsung terus terang jika cemburu. Ku harap kau mengerti, jika aku ini memang berbeda dalam memperlakukanmu"

Perlahan, emosi Heeyun mereda. Gadis itu sedikit mulai sadar, tak lagi terbawa emosi. Harusnya Heeyun sadar, Yoongi hanya cemburu. Dan mungkin Heeyun juga sedang tidak dalam mood yang baik, jadi mereka terpaksa bertengkar.

"Maaf aku membentakmu" ujar Heeyun akhirnya. Dia kembali mengalah, dia sadar mungkin dia yang salah disini. Moodnya yang buruk, dan tuduhan Yoongi membuatnya lupa akan dunia.

Yoongi tersenyum lalu mengacak rambut Heeyun pelan, "aku mengerti kau emosi. Aku tidak akan marah, pulanglah ini sudah larut malam"

Heeyun tersenyum. Walau sebenarnya dia ingin sekali berkata,

"kata mu aku berharga, tapi kau tega membiarkan aku pulang sendirian? Apa kau tidak khawatir orang  berhargamu ini terluka?"

Tapi Heeyun menahannya dalam hati. Dia baru saja ribut besar dengan Yoongi, dan dia tak ingin merusak semuanya.

"Baik, aku akan pulang" ujar Heeyun akhirnya.

"Tunggu sebentar," ujar Yoongi sambil mengambil ponselnya. Dia asik mengirim chatnya kepada seseorang lalu kembali menatap Heeyun.

"Kau akan di antar pulang oleh Sejin-hyung. Kebetulan dia baru saja pulang dari minimarket. Rumahnya juga searah dengan rumahmu"

Heeyun tersenyum. Ya, setidaknya Heeyun merasa Yoongi sedikit memperhatikannya.

"Aku harus istirahat, besok harus latihan lagi. Aku tidak bisa mengantarmu pulang, aku terlalu lelah"

"Tak apa. Aku mengerti" ujar Heeyun sambil tersenyum.

"Baiklah, aku keluar dulu" lanjut Heeyun sambil berdiri. Yoongi mengangguk. Setelah itu Heeyun memutuskan untuk benar-benar keluar.

Di luar ruangan, semua member sudah menatapnya. Jimin berdiri lalu segera menghampiri Heeyun.

"Noona, apakah kau baik-baik saja? Maaf aku sudah — "

"Apakah aku terlihat kacau? Aku baik-baik saja, Jimin-ah." balas Heeyun dengan senyum terbaiknya.

"Aku mendengar kekacauan sampai tidurku terbangun" ujar Jin.

"Ah, maaf Jin-oppa. Aku berteriak terlalu keras ya?"

"Tangisanmu yang terlalu histeris, Heeyun" balas Namjoon.

"Hehe, maklumkan saja. Ya sudah aku duluan ya? Sepertinya mobil paman Sejin sudah di luar. Selamat malam!" ujar Heeyun sambil tersenyum lalu berjalan keluar dorm.

"Malam" balas semuanya.

Ketika pintu telah di tutup, Jin langsung buka suara.

"Aku yakin, tadi adalah titik dimana Heeyun sudah sangat lelah"

"Kau betul, hyung. Aku tidak pernah mendengar Heeyun-noona berteriak. Dia pasti sudah sangat marah waktu di posisi itu" tambah Jungkook.

"Aku merasa bersalah. Seharusnya aku tidak mengira Heeyun-noona selingkuh. Secara dia sudah bertaruh banyak untuk Yoongi-hyung." timpal Jimin

"Aku sangat berharap, Yoongi jadi sedikit lebih dewasa dan bijak. Heeyun sudah sangat marah tadi, dia bahkan meminta hubungan mereka berakhir. Itu adalah titik marah tertinggi seorang wanita" ujar Hoseok yang di setujui oleh semua member.

Walau sebenarnya, Heeyun masih berdiri di depan pintu dorm. Pintu belum sepenuhnya tertutup, dan Heeyun mendengar semua ucapan para member.

"Heeyun-ah? Sudah siap pulang?"

Heeyun menoleh dan tersentak kaget.

Dia mendapati Sejin sedang menatapnya dan Heeyun hanya bisa mengangguk. Dia menutup pintu dorm pelan, lalu berjalan gontai.

"Apakah tadi memang aku seharusnya mengakhiri semuanya?"

****

Vote and comment nya guys! Xixixix❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴄʜᴀɴᴄᴇ ; Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang